Dista dan Andrian sudah ada di supermarket. Dista sibuk membaca catatan yang diberikan oleh Bi Santi, sampai akhirnya dia berhasil mendapatkan apa yang ditulis Bi Santi.
Dista menoleh ke arah Andrian yang berdiri tak jauh darinya. Rupanya laki-laki itu sangat bosan. Dista tersenyum ketika menemukan sebuah ide.
"Andrian," panggil Dista dan Andrian hanya bergumam sebagai jawaban.
"Fotoin aku naik di atas troli dong kayak cewek-cewek di tiktok."
"Ha? Gimana caranya?" heran Andrian.
"Ya Dista duduk di dalam troli nya, terus Andrian foto dehh."
Andrian mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya. "Ya udah ayo, gue bantu naik." Andrian membantu Dista untuk naik ke troli dengan sangat hati-hati. "Pelan-pelan!" peringat Andrian saat ia hampir saja terjatuh.
Setelah memastikan Dista sudah siap, Andrian segera membuka aplikasi kamera. "Udah siap?" Dista mengacungkan jempolnya dan Andrian segera memotretnya.
Cekrek
"Yeyyy, Andrian liat."
"Eh jangan gerak-gerak, Ta! Troli nya gerak juga." Andrian berlari mendekat ke arah troli. Dista dengan cepat turun dan melihat layar ponsel Andrian.
"Ih, gemoy bangettt. Makasih, Andrian," ujar Dista tersenyum. Andrian hanya mengangguk.
"Andrian Andrian! Ambilin itu dong, rak nya ketinggian!" Dista meloncat-loncat membuat Andrian khawatir.
"Ta, astaga jangan loncat-loncat! Nanti dedeknya kenapa-kenapa," tegur Andrian, Dista hanya nyengir kuda.
"Ituuu!" Dista menunjuk rak yang menyediakan kumpulan berbagai macam saos.
"Lagian punya badan pendek amat lo, Ta," cibir Andrian membuat Dista tak terima.
"Ih enak aja! Itu raknya kali yang ketinggian!" Dista melipat kedua tangannya dengan kesal, wajahnya cemberut.
"Nih." Andrian menahan senyumnya melihat keimutan wajah Dista saat itu juga. "Udah nggak usah cemberut, bikin gemes aja pen makan."
Mendengar ucapan Andrian, Dista dengan polosnya berkata, "Andrian kalau laper makan nasi, emang Dista bisa dimakan, apa?"
Andrian tersenyum penuh arti. "Bisa. Ntar malem siap-siap aja lo." Setelahnya Andrian berlalu begitu saja. Sedangkan Dista masih mencerna ucapan Andrian barusan.
"Maksudnya apa yah?" gumam Dista kebingungan. Namun beberapa detik kemudian ia menjentikkan jarinya. "Pasti Andrian mau aku buatin nasi goreng nanti malem!"
***
Dista dan Andrian sudah mengelilingi supermarket. Semua kebutuhan yang ditulis oleh Bi Santi juga sudah mereka dapatkan. Andrian melirik Dista yang tampak ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak jadi ketika Andrian menatapnya.
Andrian menghentikan langkahnya membuat Dista yang berjalan di belakang laki-laki itu menabrak punggung tegapnya.
"Aduh," ringis Dista seraya mengusap-usap keningnya. "Ih, Andrian kalau mau ngerem jangan lupa hidupin lampu remnya dulu dong!"
Andrian melepaskan pegangannya ke
troli yang ia dorong. Tangannya bergerak mengusap kening Dista."Sakit yah?" Dista mengangguk lucu. Andrian tak bisa menahan senyumnya, tiba-tiba tangannya malah mencubit pipi wanita itu. "Jangan gemes-gemes lo, ntar ada yang suka." Andrian melirik sekitar, memang banyak orang yang memperhatikan keduanya. Bukan tanpa alasan, mereka menatap dengan tatapan iri pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Princess
Teen FictionDistya Widutami, siswi baru di SMA 7 Harapan yang harus kehilangan mahkotanya karena direbut paksa oleh Afiga. Dia marah, sedih, takut, semua perasaannya campur aduk. Dan satu lagi, orang yang bertanggungjawab atas kehamilannya bukan pelaku sesungg...