"Siapa yah?"
Sherly dan Alini saling pandang, sebelum akhirnya menyelinap masuk tanpa bisa dicegah oleh seorang gadis tersebut.
"Eh eh, yang sopan dong --- Kak!" Gadis tersebut ikut masuk dan mencoba untuk menghalangi Sherly dan Alini yang langsung mengobrak-abrik kamar Afiga.
"Kak, yang sopan dong! Ini ada orangnya disini!"
Alini menghentikan kegiatannya. Ia berbalik menghadap gadis tersebut. "Lo siapanya Afiga?"
"A-aku pacarnya Afi. Kamu siapa? Kenapa tiba-tiba nyelonong masuk ke kamar ini?!"
"Kita ada urusan sama cowok lo itu." Alini kembali membuka selimut tebal yang rapi berada di atas ranjang besar itu. Kosong. Tidak ada apa-apa. Hanya dua bantal dan dua guling. Sontak, Alini melirik gadis yang masih menggunakan baju tidur itu.
"Lo udah ngapain aja sama Afiga?" Mata Alini memicing. Sherly yang mendengarnya, langsung mendekat.
"Ada apa, Al?" tanya Sherly.
"Gue yakin, pasti Afiga sama nih cewek udah ngelakuin hal yang iya-iya!" cetus Alini. "Siapa nama lo?" tanya Alini mendekati gadis itu.
"Nama aku Leola. Dan tuduhan kamu itu ... semuanya nggak benar!" elak Leola.
Alini tertawa sinis. "Nggak usah sok polos lo. Mana ada cowok sama cewek tinggal sekamar, tapi nggak ngelakuin hubungan s*x."
"Tapi keliatannya ... lo masih bocil. Kelas berapa lo, Cil?" Sherly mendekat ke arah Leola membuat Leola refleks mundur.
"Kelas sembilan. Kenapa? Kenapa, sih, kalian kepo banget sama aku! Kenapa harus bawa-bawa Afiga. Ada apa sama dia?!" Leola membentak, tapi tubuhnya bergetar. Air matanya juga siap untuk keluar.
"Kalau lo belum tau, cowok lo itu lagi ada di rumah sakit." ujar Sherly membuat Leola kaget. Ia menggeleng tak percaya.
"Udahlah, Sher. Nggak usah ngurusin tuh anak!" Alini berbalik, ia mencari barang-barang lain yang bisa digunakan untuk bukti. Sampai matanya melihat sebuah ... ponsel. Alini meraihnya.
"ITU PUNYA AKU!" Leola hendak mendekat, tapi Lain mengangkat ponsel itu tinggi-tinggi. Sehingga gadis itu tak bisa menggapainya.
"Gue bakalan kembalikan hp ini, asalkan lo bisa jawab pertanyaan dari kita!"
Leola menggeleng. "Nggak mau! Aku nggak kenal sama kalian!"
Sherly mendekat, ia menarik bahu Leola agar gadis itu menjauh. Leola yang tak seimbang pun, harus terjatuh ke atas lantai.
"Lo nggak usah gangguin usaha kita deh. Kalau nggak mau celaka!" ancam Sherly. "Lo emang mau kita apa-apin di sini?" Sherly tersenyum smirk.
Leola menggeleng sambil menangis. Ia beringsut mundur. "Ja-jangan apa-apin aku. Aku ... aku mau jawab semua pertanyaan kalian, asalkan kalian jangan celakain aku."
Sherly dan Alini tersenyum penuh kemenangan. Keduanya ber-tos ria. Lalu berjongkok di depan Leola yang masih duduk di atas lantai.
"Pertama, sejak kapan lo sama Afiga punya hubungan?" tanya Sherly.
"U-udah dua ta...hun." Leola menjawab dengan takut-takut.
Brak
Leola berjengkat kaget ketika Alini menggebrak meja di sebelah mereka. "GUE NGGAK MAU LO JAWAB DENGAN SUARA GELAGAPAN GITU! Itu menandakan kalau lo nggak jujur!"
"Tapi aku udah jujur!" bantah Leola.
"Ya udah ulang!" titah Sherly.
Leola mengangguk patuh. "Udah dua tahun, Kak," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Princess
Teen FictionDistya Widutami, siswi baru di SMA 7 Harapan yang harus kehilangan mahkotanya karena direbut paksa oleh Afiga. Dia marah, sedih, takut, semua perasaannya campur aduk. Dan satu lagi, orang yang bertanggungjawab atas kehamilannya bukan pelaku sesungg...