14

1.7K 198 17
                                    

Dista sudah terlelap, sedangkan Andrian masih setia memandangi wajah polos Dista ketika tidur. Entah mimpi apa Andrian selama ini, kenapa bisa menikah dengan wanita di depannya ini. Padahal, Andrian sudah merencanakan sebuah pernikahan yang mewah bersama dengan Alini. Dan sekarang, hubungan yang sudah ia jalin selama dua tahun, harus terputus hanya dalam satu hari. Dia ingin kembali kepada Alini, namun gadis itu terus saja menolak.

"Emang kita nggak bisa balik lagi yah, Al?" tanya Andrian malam itu.

Alini menggeleng tegas. "Nggak bisa, Andrian. Lo udah jadi milik Dista. Dan gue nggak mau Lo nyakitin dia dengan cara balik lagi sama gue."

"Tapi gue nggak suka sama dia, kita nikah by accident."

"Gue tau. Tapi Lo harus bisa mencoba dan belajar untuk menyayangi dia. Cinta datang karena terbiasa."

Andrian menggeleng. "Dan gue nggak mau."

"Tapi gue liat-liat, selama ini Lo baik-baik aja sama dia."

"Itu karena gue udah janji sama papi dan kakek. Tapi bukan berarti gue sayang sama dia karena gue udah baik sama dia."

Alini mendekat kepada Andrian, dan memegang kedua tangan Andrian.

"Gue mohon sama Lo, coba lupain gue dan belajar untuk sayang sama Dista. Kita masih bisa menjadi teman, teman baik malah."

"Perasaan Lo dan gue gimana?" Andrian bertanya dengan nada pasrah.

"Gue paham, kenangan selama dua tahun nggak akan terhapus hanya dalam waktu sebulan. Tapi, kita bisa menjadikan kenangan masa lalu kita selama ini sebagai sebuah memory yang mungkin akan terhapus apabila memory itu terisi kenangan yang baru."

Jadi, Andrian dapat menyimpulkan bahwa Alini sudah mengikhlaskan dirinya untuk bersama dengan Dista. Tetapi Andrian sendiri belum bisa benar-benar melupakan Alini. Bayangkan saja, waktu dua tahun tidak sama dengan dua minggu atau bahkan dua bulan. Itu sangat lama bagi Andrian, dan mungkin bagi Alini juga. Lalu bagaimana dengan semua kalimat baik dari Andrian kepada Dista? Andrian berani bersumpah, semua kalimat yang sempat ia katakan kepada Dista memang murni dari dirinya sendiri. Dan keluar begitu saja dari mulutnya. Jadi, dia tidak terlalu salah kan? Andrian tidak salah karena dia masih bisa menepati janjinya kepada papi dan juga kakeknya. Perihal mommynya, Andrian akan berusaha agar Sara mau menerima Dista. Bagaimanapun, ia tak mungkin menceraikan Dista ketika wanita itu sudah melahirkan. Walaupun sedikit saja Andrian tak pernah menyentuh Dista, tapi Andrian tahu dan ingat kalau Allah tidak menyukai sebuah perceraian.

Dan Andrian berjanji, akan berusaha untuk menerima wanita di hadapannya ini dengan perlahan. Seperti apa yang sudah dikatakan oleh Alini. Dia hanya takut semua orang kecewa kepadanya.

"Enghh ...."

Andrian tersadar dari lamunannya ketika Dista dengan tiba-tiba malah memeluk pinggangnya dan menenggelamkan kepalanya ke dadanya. Andrian tentunya sangat terkejut, namun ia tak berani menggerakkan tubuhnya agar Dista tidak terbangun. Melihat sangat nyenyak nya tidur Dista, Andrian merasa tak tega.

"Tapi gue juga punya nafsu kali, Ta," bisikan Andrian tentu saja tidak dapat didengar oleh Dista. Dan Andrian benar-benar harus menahan nafsunya dengan cara ikut memejamkan matanya dan memeluk tubuh mungil wanita itu.

***

Malam itu, tepat pada pukul 01:53, seseorang mengeluarkan sebuah hewan di dalam kamar Andrian dan Dista. Lalu orang itu keluar kembali melewati jendela kamar dan pergi dengan santainya.

Cahaya matahari pagi menerpa wajah Dista. Akibatnya, mata Dista menjadi silau dan ia terbangun dari tidurnya karena cahaya itu.

"Udah pagi yah?" gumam Dista sembari menggerakkan otot-otot tubuhnya yang kaku akibat tidur semalaman. Iyalah!

My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang