17

1.7K 167 7
                                    

Andrian dan Dista sudah sampai di rumah dan mereka berdua bernapas lega ketika melihat ular yang kata Sara itu sudah ditangkap dan dimasukkan ke dalam karung. Andrian mendekati sang mommy dan memeluknya dengan erat.

"Mommy nggak pa-pa, kan?" tanya Andrian di tengah-tengah pelukannya yang erat.

Dengan terisak, Sara menjawab, "nggak pa-pa, Andrian. Cuma Mommy syok aja." Sara melepaskan pelukannya. "Hiks tadi ularnya main nyelonong aja masuk ke kamar Mommy."

"Ya udah, sekarang Mommy istirahat aja yuk. Ayo masuk," Andrian mengajak Sara untuk masuk tanpa menghiraukan keberadaan Dista yang hanya bisa berdiri tegak.

"Heh! Diem aja lo! Buang nih ular!" Ita menunjuk karung berisi ular yang dipegang oleh pak Mamat---tukang kebun di rumah Andrian.

Dista menggeleng. "Nggak mau, aku takut," ujarnya membuat Ita kesal. Namun, disaat Ita ingin berbicara kembali, Bi Santi sudah datang.

"Non Dista ngapain di sini? Ayo masuk," ajak Bi Santi dan Dista langsung mengekori wanita tua itu.

Sesampainya di dalam, Dista langsung dihampiri oleh Andrian. Dan Bi Santi pun berpamitan untuk pergi ke dapur.

"Ayo ke kamar," ajak Andrian.

"Loh, Andrian nggak temenin mommy aja?" tanya Dista.

"Kenapa? Lo maunya gue sama mommy nih, nggak nemenin lo?"

Mendengar ucapan Andrian, Dista yang otaknya berkapasitas kecil, kini malah pusing. "Bukan gitu, kan mommy lagi syok. Pasti butuh temen."

"Ck, udah jangan banyak ngomong lo. Ayo ke kamar."

Dista menunduk takut-takut. Pasti Andrian marah, pikirnya. "Maaf."

Andrian yang hendak menaiki tangga, langsung berhenti dan berbalik menatap Dista yang masih menunduk.

"Nggak gue maafin."

Dista mendongak kaget dan memasang wajah memelas. Shit, imut sekali. Ingin rasanya Andrian memasukkan Dista ke dalam karung lalu melemparkannya ke jurang.

Becanda, Andrian tidak akan setega itu.

"Ck, ayok!" Andrian menarik tangan Dista sampai wanita itu ikut menaiki anak tangga dan memasuki kamarnya.

Saat di kamar, Dista hanya menunduk dan membiarkan Andrian masuk ke kamar mandi. Beberapa saat, Andrian muncul dan menatap heran Dista yang masih menunduk di dekat pintu.

"Ta, ngapain lo disitu? Sini." Andrian mengajak Dista untuk duduk di kursi. Sedangkan Andrian langsung menghidupkan televisi. Barangkali wanita itu sedang ingin menonton sinetron atau semacamnya.

"Tuh, Ta ada drama Korea," tutur Andrian menunjuk sebuah drama dari Korea Selatan yang sedang tayang.

Dengan perlahan, Dista berjalan mendekati Andrian dan ikut duduk di kursi. "Ta-tapi aku nggak suka drama Korea, Andrian."

Andrian menoleh heran. "Seriusan lo?" Dista mengangguk. "Gila!"

Dista menatap Andrian tak percaya. Barusan suaminya itu mengatakan bahwa dirinya gila gitu?

"Kamu ngatain aku gila, Andrian?"

Oke, perihal kapasitas otak Dista yang minim, kini Andrian percaya itu.

"Nggak, maksud gue, gila aja ada cewek yang nggak suka Drakor. Biasanya cewek itu yah hobinya nonton Drakor. Semua malah sekarang."

Dista mengangguk paham. "Soalnya aku dari dulu emang nggak terbiasa nonton acara tv. Cuma kadang-kadang aja kalau lagi bener-bener nggak ada kerjaan, baru aku nonton sinetron Indonesia."

My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang