38

1.3K 94 25
                                    

Dista nyengir kuda melihat kedatangan Andrian. Andrian juga tersenyum melihat wanita itu yang tampak ceria.

"Ada apa nih?" tanya Andrian keheranan.

"Andrian dari mana?" Dista malah balik bertanya, ia mendekat ke arah Andrian.

"Lo kenapa? Seneng banget kayaknya."

Dista merentangkan tangannya di hadapan Andrian. Andrian yang mengerti dengan maksud Dista, langsung mendekat kepada wanita itu, lalu memeluknya dengan erat.

"Kangennn, pengen peluk gini," gumam Dista membuat Andrian terkekeh.

"Gue seneng kalau lo manja gini," ujar Andrian masih memeluk Dista.

"Andrian beneran sayang sama Dista?" Dista mendongak guna melihat wajah Andrian.

"Menurut kamu? Aku ini gimana?"

Dista menganga lebar, mendengar Andrian yang berbicara lebih sopan dan lembut dari biasanya. Dista kemudian berusaha untuk melepaskan pelukan dari Andrian. Tapi Andrian malah menahan pinggangnya membuat Dista salah tingkah.

"Ih, Andrian lepas ih!" cetus Dista.

"Nooo!!! Siapa suruh manja-manja gini. Aku mau peluk lebih lama lagi."

Dista tersenyum malu-malu dalam dekapan Andrian. Andrian membawa Dista untuk duduk di tepi ranjang. Sesampainya di sana pun, Andrian masih belum mau melepaskan pelukannya.

"Ih, masih gini terus? Aku sesek tau!" cetus Dista.

"Eh, iyakah?" Andrian segera melepaskan pelukannya. Dan Dista malah nyengir kuda. "Sumpah, Ta, nggak kayak biasanya loh kamu gini."

"Kamu juga, biasanya bilang lo-gue. Sekarang malah aku-kamu," ungkap Dista.

"Lah, emang salah sama istri sendiri bicaranya lembut gini?" Andrian menoel pipi Dista yang sedikit gembul.

"Aku tuh mau itu ...."

Nah, kalau sudah seperti ini, Andrian tahu nih. Pasti Dista menginginkan sesuatu. Pantas saja sifatnya manja-manja nyebelin.

Tapi Andrian tetap tersenyum pada Dista. "Apa tuhhh???"

"Aku tadi, kan, scroll tiktok." Dista mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya kepada Andrian. Andrian sendiri hanya mengernyitkan dahinya kebingungan.

"Terus?"

"Terus ... ada video yang kayak di iklan bayi itu loh. Bentar." Dista terlihat sedang mencari-cari video yang sempat ia simpan. "Nah, ini!" Dista akhirnya menunjukkan video tersebut kepada Andrian.

"Mau buat kayak giniiii. Kamu nyanyi terus aku videoin," ujar Dista membuat Andrian melotot kaget. Bagaimana tidak, ia harus menampilkan wajah sok imutnya di depan kamera? Hanya karena kemauan Dista? Aneh-aneh saja!

"Ta, nggak ada keinginan lain, gitu? Beli makanan deh. Atau apa ... gitu."

Sayangnya, Dista menggeleng. "Ayo dong, Andriannn. Ih aku ngambek nih." ancam Dista dan rupanya ancaman wanita itu berhasil. Andrian akhirnya mengangguk pasrah.

"Ayo sini!" Dista dengan penuh semangat menarik tangan Andrian hingga keduanya berada di depan cermin.

"Terus?" Andrian mengernyit.

"Kamu hadap sini, biar aku yang hadap ke cermin." Andrian menurut, ia menghadap ke arah Dista yang sudah memegang ponselnya.

"Eh bentar yah!"

"Mau ke mana?? Jangan lari-lari, astaga!" teriak Andrian melihat Dista yang berlari-lari keluar dari kamarnya. Ia sedikit meringis, takut-takut bayi yang ada dalam perut Dista bergoyang-goyang seirama dengan langkah kaki Dista. Memang pikiran yang prik!

My Little PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang