"Vegas... Stop."
Aku sudah lupa berapa kali aku menyuruh dia untuk berhenti meraba-raba pinggangku."Vegas! Hentikan tanganmu itu! Atau aku potong!? "
Dengan cepat dia menarik tangannya dari pinggangku."Kejam."
"Kamu tidak lihat masih ada yang harus aku kerjakan?"
Aku menunjuk tumpukan kertas dihadapanku."Hmm.." Aku mendengar langkah kaki menjauh.
Bagus, Sekarang dia marah.Vegas sudah sembuh, sudah satu minggu sejak dia keluar dari rumah sakit.
Sekarang aku tinggal bersama 3 saudara (Vegas, Macau, Venice) di rumah keluarga kedua.Banyak pekerjaan menumpuk, dari berkas, sampai segala macam meeting,
MOU yang tertunda. Masih harus menyakinan kalau sekarang di bawah kepemimpinan Vegas semua akan sama baiknya bahkan lebih baik dari sebelumnya.Aku dipanggil secara pribadi oleh Tuan Korn sebelum kejadian aku marah besar karena Vegas bekerja dalam keadaan sakit di rumah sakit.
Semua bagian pekerjaan keluarga kedua tidak akan diambil.
Vegas bisa meneruskannya.
Tapi karena sikap Vegas yang masih sangat emosional, beliau memintaku untuk membantu Vegas."Tuan, saya tidak yakin bisa membantu banyak" wajar kan kalau aku meragukan kemampuanku aku hanya seorang bodyguard.
"Pete, kamu bersama kami sejak kamu masih sangat muda. Aku tahu potensi mu. Kamu cukup terapkan saja semua yang pernah kamu lihat dan kamu pelajari selama mengawal aku, dan anak-anak ku."
"Saya rasa Vegas cukup bisa diandalkan"
"Aku belum bisa mempercayai dia sepenuhnya, ada beberapa proyek yang akan aku tarik jika kamu tidak mau membantunya."
Kalau Vegas mendengar ini, pasti dia akan sangat marah.
Merasa kemampuannya diremehkan.Sudahlah anggap saja aku hanya sebagai jaminan proyek-proyek itu berjalan lancar ditangan Vegas.
Jaminan Vegas tidak akan membuat ulah.
"Baik Tuan, terima kasih atas kebaikannya selama ini""Hubungi aku jika kamu membutuhkan sesuatu."
"Terima kasih Tuan"
Saat pertama kali Venice masuk kerumah ini, dia tidak berhenti menangis.
Dia hanya diam saat dia tidur.
Dan Venice hanya tidur saat dalam gendonganku.
Detik diletakkan di tempat tidur, dia akan mulai menangis.
Aku harus mencoba belasan kali meletakkan Venice ditempat tidur sampai aku hampir gila dibuatnya. Apalagi ditambah Vegas yang ikut-ikutan marah kalau mendengar tangis Venice."Kalau dia tidak diam! Buang saja!"
Namanya juga bayi, belum bisa bicara. Kalau mereka menginginkan atau membutuhkan sesuatu akan menangis.
"Vegas, aku akan tidur bersama Venice."
"Tidak."
"Tapi dia terlalu sering menangis."
"Buang saja."
"Vegas!!"
"Kamu tidur dikamarku titik."
"Kalau begitu, Venice tidur bersama kita."
"Tidak. Aku sudah siapkan kamar sendiri."
Menyiapkan kamar apa? Kamar itu untuk bayi tapi lebih mirip sarang hantu.
"Sewa saja Suster yang kemarin merawat dia dirumah sakit."
"Salah siapa? Membuat suster ketakutan."
Suster yang merawat Venice dirumah sakit menolak tawaranku dengan sangat sopan dan gemetaran.
Setelahnya aku baru tahu, dia melihat Vegas melempar tempat makanan ke anak buahnya, saat melaporkan keadaan salah satu bisnis yang tidak berjalan baik.
Vegas darimana asalnya emosi tidak terkendalimu itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...