"Pete.." Suara Vegas masih terdengar serak.
"hmm.."
"Kamu yakin ingin berasamaku?"Pertanyaan macam apa itu?
"Kamu ingin aku pergi?" Aku menatap wajahnya yang masih terlihat pucat.
"Tidak."
"Aku bersamamu yang sekarat sudah hampir satu bulan di rumah sakit ini, Sekarang kamu tanya apa aku yakin?"
"Maaf kan aku, aku salah. " Vegas meraih tanganku dan menggenggamnya erat.
"Kenapa sekarang semudah itu kamu minta maaf?"
Dulu jangankan berharap dia minta maaf, perasaan bersalah saja dia tidak punya."Sekarang aku bahkan bisa minta maaf padamu walaupun aku tidak bersalah." Jawabnya sambil tersenyum.
Apa koma beberapa minggu membuat isi kepalanya berubah.
"Jangan bodoh. "
"Apapun katamu, asal jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku. " Lanjutnya.
"Gunakan sedikit otakmu jangan semua pakai perasaan. Kamu akan jadi bodoh."
Dia hanya tersenyum tipis.Ini kesempatanku untuk bertanya, ada sesuatu yang ingin aku ketahui dan aku tidak ingin penasaran terus menerus.
"Vegas, kamu ingin bersamaku tapi setelah aku kembali ke keluarga utama kenapa tidak pergi mencariku?""Aku sibuk."
"Jawaban apa itu? Sibuk dengan siapa?" Aku tidak terima dengan jawaban simple yang terkesan ingin mengalihkan pembicaraan karena malas menjelaskan.
"..." Dia masih diam.
"Jangan berani berbohong." Ancam ku.
"Aku belum mengatakan apapun, dan aku tidak bohong. Aku sibuk. "
"Bersenang-senang dengan pria lain itu yang kamu sebut sibuk?"
Coba sekarang kamu akan jawab apa."Pria lain?" Dia memasang wajah bingung.
"Iya. Aku melihatmu dengan seorang pria di club."
Aku benar-benar ingin tau penjelasan macam apa yang akan kamu berikan."Club? Haha.. Aku hanya duduk bersama seorang pria di club kamu sebut bersenang-senang?"
"Iya.. Kenapa?"
"Pete.. Kamu lihat wajah pria itu?"
"Untuk apa melihat wajahnya?" Saat itu hatiku terasa begitu sesak. Orang yang selama ini bersarang dipikiran ku sedang bersama pria lain.
Aku yang merindukannya setengah mati tapi apa yang aku lihat? Aku bahkan tidak bertahan berdiri disana melihat mereka dalam waktu lima detik.
"Itu Porsche. "
"Hah? Kamu jangan macam-macam lagi!" Apalagi rencana Vegas? apa dia akan mengganggu Tuan Kinn dan Porsche lagi.
"Nggak... Dengarkan aku dulu."
"..."
"Itu murni urusan bisnis."
"Kenapa Porsche?"
"Kinn tidak akan mau mendengarkan ku."
"Pasti."
Setelah kelakuan Vegas selama ini, pantas kalau Tuan Kinn tidak percaya padanya."Apa kamu mencariku setelah kamu bebas?"
Mendengar pertanyaan Vegas, ada rasa malu yang menyerangku. Aku malu karena dikalahkan oleh perasaanku."Tidak, hanya kebetulan"
"Apa kamu cemburu saat aku bersama pria lain?"
"Cemburu apa? Tidak."
Yang sebenarnya terjadi aku cemburu sampai aku bisa membunuh orang saat itu."Kenapa kamu sampai tidak mengenali teman mu sendiri?"
"Aku ada urusan, jadi aku langsung pergi."
"Lalu kenapa kamu pergi ke club?"
"Kenapa? Memang tidak boleh?"
"Lalu kenapa langsung pergi?"
Kenapa? Kenapa? Terus saja bertanya kenapa? Sampai kesabaran ku habis.
"Sudah cukup! Berhenti bertanya! Aku mencari mu! Puas!"
Sekarang aku pasti terlihat sangat bodoh."Haha.. Sini." Vegas tertawa lebar. Dia memintaku untuk tidur disampingnya.
Vegas masuk dalam pelukan ku.
"Pete, jika kamu menginginkanku tidak perlu malu, katakan saja."
"Bicara apa kamu?"
"Aku menginginkan mu hampir sepanjang waktu."
"Hah?"
"Saat kamu memilih untuk kembali ke keluarga utama, hatiku hancur. Tapi Aku pikir itu wajar, aku memang tidak bisa diandalkan waktu itu."
"..."
"Setelah kamu pergi, aku mulai fokus pada semua pekerjaan yang ada. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa diandalkan, jadi kamu tidak perlu khawatir untuk bergantung padaku."
"Sekarang kamu cerewet. " Balasku singkat, seakan aku tidak peduli. Tapi sungguh hatiku bergetar mendengarnya.
"Pete, saat aku berubah jadi cerewet kamu tetap tidak meninggalkanku kan?"
Suaranya tidak begitu jelas karena dia menyembunyikan wajahnya di leherku."Vegas, kamu tidak perlu membuktikan apapun. Aku bersamamu itu keputusanku."
"Terima kasih. "
Setelah kata terima kasih yang tak aku sangka, aku dapatkan dari Vegas. Aku merasakan kecupan kecil dileherku. Kecupan itu seperti sengatan listrik, membuat sekujur tubuhku merinding."Vegas.." Aku memperingatkan.
Tapi muncul kecupan lain yang tidak berhenti.
"Aku menginginkan mu. " Suaranya lembut.
"Kamu belum sembuh. "
"Aku merindukanmu." Vegas mulai merengek.
"Pete.." Lanjutnya.
"Vegas, tidak sekarang"
"Pete.."
Dia mulai menggigit leherku.
"Vegas.."
Aku membawa dia dalam pelukan ku yang semakin erat."Vegas, setelah kamu sembuh dan pulang dari rumah sakit. Kamu boleh menggigit ku bahkan menyambukku sebanyak yang kamu mau. "
"Ok. " jawabnya singkat.
Dia seperti anak - anak yang patuh setelah dijanjikan akan diberi ice cream.Aku juga menginginkanmu, lebih banyak dari yang bisa kamu duga.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...