"Hallo ya nek"
"Pete.. Gimana Kabarmu?"
"Baik Nek, ada apa?"
"Kamu ingat Jeff?"
(autor ngarang.. Kepikiran cuma nama itu hehehe)"Iya, Jeff yang kuliah ke luar negri kan?"
"Iya, dia barusan pulang."
"lalu?"
"Dia menanyakan kabarmu kemarin, jadi aku minta dia kerumahmu. Biar kalian bisa bertemu"
Bagus!! Nenek ku yang terbaik. Orang tanya kabar tidak hanya dijawab baik, tapi dikasih alamat rumah untuk berkunjung.
"Hari ini dia berangkat, mungkin sedang dijalan."
"Hah? Iya-iya"
"Kamu sehat-sehat kan Pete? Kenapa suaramu serak begitu"
"Ngga papa nek"Vegas sedang bersiap-siap untuk bekerja.
"Vegas, kamu berangkat jam berapa?"
"Jam 9"
"Lalu pulang jam berapa?"
"Jam 6 mungkin"
"owh ok"
"Ada apa?"
"Nggak, cuma tanya"Semoga saat jeff datang, dia tidak perlu bertemu dengan Vegas.
Jeff yang aku lihat sekarang, berbeda jauh dari yang dulu. Dia sangat keren, Tinggi, tampan. Dia lebih tinggi dari Vegas.
"Tempat tinggalmu sebesar ini Pete" komentar pertama Jeff saat memasuki rumahku.
Kita tunggu komentar-komentar selanjutnya setelah dia melihat foto keluarga kami.
"Ini rumah bos ku"
"Owh.. Lalu siapa anak kecil ini?"
Jeff mencubit pipi Venice.
"Venice."
Baru juga dicubit pipinya, Venice sudah minta gendong.
Venice punya selera cowok yang bagus.
Dia tidak akan melewatkan satu cowok ganteng yang datang padanya.Tibalah saatnya,
Foto keluarga di ruang tengah.
"Kamu ada di foto itu?"
"Iya, hehehe.."
"Ini siapa?"
Dia menunjuk Vegas, Untung saja Vegas tidak memakai kemeja full print kesukaannya.
"Itu bos ku."
"Kalau yang ini?"
Jeff menunjuk Macau.
"Itu adik bos ku, dia sedang kuliah diluar negri"
"Lalu kenapa kamu ada difoto?"
"Karena aku sudah dianggap keluarga oleh mereka"
"Bos mu berarti orang yang baik"
Kalau kamu mengenal dia lebih dekat, maka kamu akan tau dia sangat-sangat baik hingga mampu membunuhmu dengan satu tembakan.Kami ngobrol membahas masa lalu, kadang kami menertawakan banyak hal. Kekonyolan kami dimasa muda.
Sampai..
"Pete, aku kembali kesini untuk mencarimu"
"aku?"
"Iya.."
Sebelah tangannya memegang Venice, sedang tangan yang lain tiba-tiba menggenggam tanganku.Aku tidak bereaksi bukan karena menyukainya tapi aku bingung.
"Aku ingin menyampaikan ini setelah aku pulang dari luar negri. Aku menyukaimu, aku tidak tahu sejak kapan. Tapi kita tumbuh bersama dan tiba-tiba saja aku menyukaimu."
"Sebentar.."
"Biar aku selesaikan.. Aku ingin memberi kamu hidup yang layak, Sekarang aku sudah bisa bertanggung jawab padamu"
Ini apa? Dia menyatakan cinta? Atau mengajak menikah?Satu kata dari Venice membuat jantungku berhenti berdetak sepersekian detik.
"Papa... Papa.." Tangan Venice tidak mengarah padaku. Tapi ke pintu masuk.
Aku mengumpulkan semua keberanian yang sebenarnya sudah tidak ada sama sekali.Untuk melihat kearah pintu.
Vegas berdiri disana.
Aku sudah tidak bisa menggambarkan wajahnya. Karena mataku sudah berkabut.
"Tuan Vegas" Jeff menyapa Vegas.
Lalu menyerahkan Venice ke Pelukan Vegas.Aku?
Aku duduk, seperti patung.
Tenggorokanku seperti dicengkeram.
Tidak ada satu Suara pun yang bisa aku buat."Siapa ini Pete?" dari suaranya aku tahu bahwa bahwa aku tidak akan selamat.
"Hah? Eh.. Ini Jeff.. Temanku eh.. Saya.."
"Iya Tuan Vegas, terima kasih telah menjaga Pete selama ini dengan baik. Dan sudah dianggap sebagai keluarga"
Aku diam.. Jadi patung.. Sebentar lagi tumbang..
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...