1.4

2.2K 231 16
                                    

POV Macau

Harus diakui, keluarga kedua sekarang jauh berbeda dengan dulu. Bukan hanya Kak Pete yang selalu fokus ke Venice. Perhatian kami semua fokus hanya ke Venice.

Venice, Satu-satunya anak cewek di rumah ini.

Tapi juga Satu-satunya yang tidak terkendali.

jantungku seperti berhenti setiap kali dia memanggil namaku.

Kenapa? Karena yang akan dia sampaikan pasti masalah.

Bukan masalah kecil, pasti masalah besar.

Pernah disuatu siang, hp ku berbunyi.

Venice.

Kenapa dia telepon di jam sekolah begini? perasaanku sudah tidak enak.

"Halo"

"Macau!!! Cepat datang kesekolah. Aku butuh bantuanmu. Jangan bilang Papa Pete, hmm.. papa Vegas juga Jangan."

"Venice, ada.." Aku belum selesai bicara telepon terputus.

Ada apa lagi sekarang ? Kenapa anak ini tidak pernah bisa hidup tenang tanpa membuat keributan.

"Yang, mau kemana?" tanya Pol saat bertemu denganku di loby kantor.

"Kesekolah Venice."

"Kenapa?"

"Dia menyuruhku kesana, aku nggak tahu. Pasti sesuatu yang buruk." Jawabku lemas.

"Kamu mau aku ikut?"

"Iya ikut saja, dan tolong cegah aku membelah Venice menjadi dua jika benar dia buat ulah lagi." Aku sudah tidak tahan lagi dengan anak itu.

"Oh ya, coba kita lihat siapa yang akan kamu belah jadi dua." Pol tersenyum kecil.

Aku melirik tajam,

"Kamu Jangan ikut-ikutan bikin aku emosi, cepat antar aku."

Pol segera masuk ke mobil, sebelum dia kena omelanku.




"Buktinya mana?!! Mana Buktinya Venice yang melakukan itu?!!" Aku berteriak didepan gurunya.

"Yang, sabar dulu.." Pol memegang lenganku.

"Lepas!" Aku gerakan lenganku sampai tangan Pol terlepas.

"Iya.. Venice nggak ngapa-ngapain.. " Venice memasang wajah sedih.

"Tapi Tuan Macau, Venice ada disana..dan.." belum sampai gurunya selesai bicara.

"Kalau ada disana kenapa?! Apa berarti dia pelakunya?! Bagaimana kalau ternyata dia disana setelah pelakunya pergi!" Suaraku masih sekencang tadi.

"Tapi.."

"Tapi apa?! Ada cctv tidak?!"

"Ada.." jawab guru itu cepat.

Aku tercekat,

Matilah kau Venice, kalau benar-benar ada CCTV.

"Tapi rekamannya hilang." Lanjut gurunya.

Hilang? Aku melihat kearah Venice, dan dia memasang senyum manis.

"Bagaimana bisa hilang?! Sekolah ini benar-benar aneh. Intinya nggak ada bukti! Ini namanya fitnah!"

Perdebatan ini ku menangkan, karena tidak ada rekaman cctv dan belum ada saksi. Kasus ini akan kembali diurus saat mereka menemukan saksi.

"Terima kasih paman macau" Venice bertingkah manis, dia pikir aku akan melepaskan dia begitu saja.

NEXT (Vegas-Pete) INDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang