Keributan kemarin membuatku sadar. Saat ini aku punya kelemahan besar.
Venice.Bagaimana mungkin, aku bisa lengah dalam memilih Baby Sitter?
Bagaimana aku bisa tertipu oleh pelayan itu?
Biasanya aku cukup teliti.Aku bersalah pada Vanice, aku yang membuat dia diasuh orang gila itu.
Untunglah Venice baik-baik saja. Hanya ruam-ruam tidak berbahaya.Aku ingin tau, apa saja yang mereka lakukan pada Venice. Tapi saat aku ingin membuka server cctv, Vegas lebih dulu mengambilnya.
" Cukup Pete." Vegas memperingatkan.
" Aku hanya ingin tau."
"Tidak. Mereka sudah mati. Vanice sudah baik-baik saja."
Brakkkkk
Suara pintu kantor Vegas yang aku banting.Semua yang berhubungan dengan Venice membuatku lepas kendali.
Sudah hampir seminggu berlalu.
Aku tidak membiarkan Venice lepas dari pandanganku walau sebentar.
Selama seminggu aku tidur dikamar Venice, dan Vegas tidak bicara apapun.Hari sudah sore, Venice baru saja tidur. Setelah seharian main denganku.
Aku juga lelah. Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur disamping box bayi tempat Venice tidur.Mataku semakin berat, sayup sayup aku dengar namaku dipanggil. Tapi mataku terlalu berat, jadi aku abaikan suara itu.
Saat aku terbangun,
Aku ada di dalam pelukan Vegas.
Kenapa dia ada disini?
Jam berapa ini?
Aku melihat jam yang ada di layar hp ku. Sudah 2 jam aku tidur.
Aku bergerak pelan untuk keluar dari pelukan Vegas."Mau kemana?" tanya Vegas.
"Toilet"
Vegas membebaskan aku dari pelukannya.
Aku melihat Venice sebentar, posisi tidurnya sudah berantakan.
Anak ini banyak gerak bahkan saat tidur.
Kembali dari toilet.
Aku melihat Venice lagi."Pete.. Sini" panggil Vegas pelan.
Aku sudah kembali ke pelukannya.
Aku menyembunyikan wajahku di leher Vegas.Dia memelukku erat.
"Pete..""hmm"
"Kamu tidak rindu aku?"
Kenapa membahas rindu sekarang.
Kita bertemu setiap hari."Sudah satu minggu kamu tidur bersama bocah itu"
"Vegas... Jangan mulai"
"Tapi benar kan?"
"Iya.. Bahkan aku berencana untuk tidur disini selamanya" aku hanya asal bicara.
"Hah? Kamu nggak kasian sama aku? Aku sudah tidak melakukannya selama seminggu"
Aku cubit perut Vegas.
"Ahhhh sakit" jerit Vegas."Ssstttt Venice tidur" aku bungkam mulut Vegas dengan tangan.
"Pete.."
"apa?"
"aku benar-benar merindukanmu"
"bagaimana bisa? Kita berada dalam satu rumah yang sama"
"Iya, tapi kamu hanya peduli dengan bocah itu"
"Tapi dia sedang sakit."
"Tidak, dia sudah baik-baik saja. Kamu yang sakit."
"Aku?"
"Kamu terus tenggelam dalam rasa bersalah, seperti Macau."
"Macau?"
"Iya, Kamu sampai tidak sadar Macau sudah satu minggu ini mengurung diri dikamar."
"Hah?"
Iya aku tidak menyadarinya.
Aku hanya bertemu saat dia berangkat sekolah dan pulang sekolah."Dia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga bocah itu" Lanjut Vegas.
"ini bukan salahnya"
"Aku juga ingin bilang hal yang sama padamu, ini bukan salah mu."
Aku menghela nafas panjang.
"Pete, ini sudah terjadi... Semua sudah baik-baik saja sekarang. Bisakah kita melanjutkan hidup kita lagi?"
"..."
Aku sedang berusaha, sungguh."Aku akan bicara dengan Macau"
Aku bersiap untuk menarik diri dari Vegas, tapi Vegas menarik ku lagi dalam pelukannya."Tunggu... Lihat aku."
"apa?"
Mata kami saling memandang.
"Pete, kamu boleh menganggap aku kekanakan"Dia mau bicara tentang apa
"Jawab aku, kamu ada disini sekarang bukankah karena dulu kamu ingin bersamaku?"
"iya"
"Tapi yang sekarang terjadi semua perhatianmu tertuju pada Venice dan Macau. Venice punya bagian paling besar sedang aku selalu berada diurutan terakhir."
Dia sedang mengeluh karena kurang perhatianku.
Aku mulai bertanya pada diriku sendiri.
Apa aku benar-benar mengabaikan Vegas?
Seminggu ini aku hanya berkutat dengan Venice."Maaf... Tapi setiap aku melihat Venice, aku seperti melihat diriku sendiri. Tidak ada orang-orang yang menyayangi dan memperhatikan saat aku kecil. Karena itu aku ingin memberikan semua yang dulu aku tidak bisa dapatkan"
Aku menunduk menyembunyikan air mataku."Ssstt... Jangan nangis.. Ya aku mengerti.. Tapi kalau kamu seperti ini terus, kamu ingin dia tumbuh menjadi perempuan lemah?" Vegas menghapus air mataku.
Aku menggeleng.
"Ok.. Berarti mulai besok, kamu harus tidur dikamar kita" Lanjut Vegas.
"Tapi Venice?"
"Dengarkan aku baik-baik. Bawa bocah itu juga, juga barang-barangnya bawa semua sekalian"
"Kamu serius?""Iya, selagi dia masih belum bisa tidur sendiri, aku akan mengijinkan dia tidur bersama kita."
"..."
Aku masih terdiam mendengar perkataan Vegas."Hmm.. Kenapa diam? Apa kau juga ingin Macau pindah ke kamar kita? "
"Hahaha... Tidak perlu.." Mendengar lelucon ya membuat tawaku meledak.
Cuppp
Aku kecup bibir Vegas."Terima kasih"
"Bisakah aku dapatkan kekasihku kembali? Kekasihku yang ceria, cerewet, dan pemarah ?" Vegas bertanya. Dan
aku mengangguk pelan."Kekasihku yang sexy dan menggairahkan?" lanjut Vegas.
"aaahhhh sakit Pete"
Aku cubit lagi perut Vegas, sampai dia menjerit kesakitan."Sukanya bicara sembarangan"
"iya.. Tidak lagi.. Hahaha.."
Kami berpelukan dengan erat.
Aku benar-benar bersyukur, yang bersamaku itu kamu Vegas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...