1.3

1.5K 233 14
                                    

POV Vegas

"Pete..ayolah.. berhenti marah."

Sudah dua hari pete tidur memunggungi ku. Jangankan disentuh, bahkan dia tidak membiarkan ku melihat wajahnya.

"Pergi."

Malah menyuruhku pergi.

"Kenapa selalu aku yang kena marah?" protes ku.

"Masih tanya kenapa?" Pete tiba-tiba merubah posisinya. Duduk dan memandang kearahku dengan mata yang hampir keluar.

"Iya, kenapa? Venice yang berulah, kenapa aku juga kena marah?" lanjutku.

"Kamu pura-pura bodoh atau memang bodoh !" Pete memukul perutku.

"Aduh! Sakit!"

"Biar!!" Dia terus memukul.

"Aduh! ampun-ampun.. !" Teriak ku.

Pete tidak mau berhenti, terpaksa aku menangkap tangannya. Aku menarik pete sampai dia jatuh dalam pelukanku.

"Lepaskan!" Pete berontak.

"Nggak!"

"Vegas!"

"Pete!"

Dia masih terus bergerak, berusaha lepas dari pelukanku.

"Kalau kamu begini terus, aku akan kirim Venice ke luar negri." Kalimatku membuat Pete sedikit lebih tenang.

"Tidak boleh."

"Kenapa?"

"Kalau dia buat ulah di luar sana ? Kalau dia membunuh orang sembarangan? Bagaimana? "

Sama saja disini, sekarang, dia sudah seperti itu. Apa bedanya ?

"Biarkan dia selesaikan sendiri, paling masuk penjara." Jawabku ringan.

"Vegas!"

"Kamu selalu marah sama aku! padahal venice yang berulah." ulang ku lagi.

"Ya karena kamu selalu membantu dia, menyembunyikan semua dariku." Lagi-lagi pete memukul perutku.

"Aduh.. Sakit"

Pete cemberut.

"Pete, yang butuh perhatianmu bukan cuma venice. Semakin hari, kamu semakin tidak peduli denganku, semua tentang venice."

"Dia anak kita.. kamu.."

"Iya! Aku cemburu! Aku kesepian!" Aku mulai merengek sambil mengguncang tubuh pete, yang masih dalam pelukanku.

Biasanya cara ini ampuh membuat Pete berhenti marah.

"Berhenti bergerak, aku pusing!" bentak Pete.

"Tu kan, aku dibentak lagi." protesku lagi.

Aku merasakan tangan Pete memeluk pinggangku. Lalu dia mendongak memandang wajahku.

"Dekatkan wajahmu." suruh pete.

"Nggak mau.. " Karena yang terakhir kali dia menggigit hidungku.

"Sini.. dekatkan wajahmu." suara pete melembut.

"Jangan gigit hidungku." Aku mendekatkan wajahku perlahan karena takut.

Bibir pete dengan cepat menangkap bibirku saat wajah kami cukup dekat. Dia menciumku, apakah artinya malam ku tidak akan berakhir kelabu lagi?

Ciuman ringan kami berubah menjadi dalam dan penuh gairah. Akhirnya setelah dua hari tidak menyentuhnya, hari ini kami bisa melakukan itu.

Saat aku baru berhasil membuka satu kancing baju pete,

NEXT (Vegas-Pete) INDOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang