POV Vegas
"Venice, sini" Aku memanggil Venice yang sedang sibuk main.
"Papa Vegas yang kesini." jawab Venice.
Anak ini sudah berani.
"Venice, cepat kesini.. papa punya sesuatu buat kamu."
Hanya dalam hitungan ketiga, Venice sudah merangkak ke pangkuanku.
"Papa Vegas punya ice cream, cokelat, permen.. papa bisa kasih ke Venice.."
Venice sudah tertawa sumringah, tapi tiba-tiba dia cemberut.
"Tapi nanti dimarahin papa pete.."
"nggak.. nanti papa yang ijin ke papa pete.."
"Beneran?"
"iya.. tapi Venice harus kerja sama. "
"Apa itu kerja sama?"
Oh iya dia masih kecil, belum paham.
"Gini, kalau venice nyari papa Pete atau papa Vegas ni.. contoh kayak kemarin Venice nyari ke ruang kerja terus pintu ruang kerja kekunci. Berarti Papa pete sama Papa Vegas lagi kerja. venice nggak boleh ganggu. "
"Tapi pintunya gerak-gerak pa.."
"Venice nggak usah peduli, mau pintu gerak.. pintunya roboh.. venice Langsung tinggal aja."
"Tapi..."
"Venice nggak usah denger suara-suara dari dalam ruangan, Venice tinggal aja."
"Tapi kan venice mau ikut main." Venice memsang wajah cemberut.
"No..Itu bukan lagi main, Papa Vegas sama papa pete lagi kerja. Venice nggak boleh ganggu."
"Terus main sama venice nya kapan?"
"Nanti setelah selesai papa kerja, pasti main sama Venice. Terus nanti Venice dapat ice cream sama cokelat"
"Ok ok Venice janji.." Venice manggut-manggut.
"Apa tadi ? " Aku meminta Venice untuk mengulangi Perintahku.
"Kalau pintu kekunci, tinggalin aja karena papa pete sama papa vegas lagi kerja. Mau pintunya gerak-gerak atau roboh biarain aja, mau ada suara apapun tinggalin aja. nanti kalau udah selesai kerja main sama venice, venice dapat ice cream sama cokelat."
Luar biasa!! dia bisa mengulang dengan rinci.
Kerjasama ini harus diciptakan, karena Venice mengganggu. Saat aku dan Pete sedang menikmati kebersamaan kami, entah Darimana Venice pasti muncul. Dan itu membuat pete konsentrasinya terpecah. Nanti kalau sudah selesai, dia pasti marah-marah karena aku mengabaikan Venice.
Apa aku salah memikirkan kepentingan ku yang sangat mendesak lebih dulu. Urusanku dengan pete itu urusan yang sangat urgent.
Aku ingin mencobanya sore ini, Apakah Venice benar-benar bisa diandalkan.
Aku memastikan sudah mengunci pintu kamar. Pete keluar dari kamar mandi dengan jubah handuknya, Rambutnya masih basah.
Aku tidak mengerti, semakin lama aku melihat pete dia semakin cantik dimataku. Dan aku semakin ingin memakannya.
"Vegas.. ini handle pintu kamar mandi kayaknya rusak.." Pete sibuk memeriksa handle pintu.
Aku memeluknya dari belakang.
"Heh.. Vegas.. ini masih sore.. "
"Kenapa? "
"venice sebentar lagi pasti kesini.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...