Aku masih bermain dengan Venice di tempat tidur.
"Venice ayo tidur" aku cubit pipinya pelan.
Dia tidak begitu peduli padaku. Dia malah bergerak merangkak menuju Vegas.
Vegas yang saat itu juga ada ditempat tidur yang sama, sedang sibuk membaca buku.Pemandangan selanjutnya adalah pemandangan yang jarang aku lihat. Venice terus merangkak, dengan susah payah naik keatas paha Vegas.
"Vegas, lihat Venice" aku membuat Vegas meletakkan bukunya.
Aku dan Vegas mengamati tingkah Venice.
Venice yang sudah sampai diatas paha Vegas, dengan susah payah merangkak naik ke perut dan kemudian dada Vegas.
"papa..heh uh.. Papa" ucap Venice lalu meletakkan kepalanya didada Vegas.Manisnya anak itu, dia ingin tidur didada orang yang dia panggil papa pertama kali. Aku masih sering dibuat cemburu kalau mengingat itu.
Sudah, aku ngga ada apa-apa nya di banding Vegas dihadapan Venice.Vegas menjadi patung.
"Pete, tolong ambil dia... Taruh di box"
"Sebentar lagi, dia belum tidur nyenyak. Nanti nangis"
Aku mendekat ke mereka, aku tepuk-tepuk pantat Venice."Kamu lanjut baca aja, nanti kalau Venice sudah pules kita pindah"
"hmm.." Vegas melanjutkan membaca buku.
"Venice cantik" aku masih menepuk-nepuk pantatnya.
"Vegas, dia lucu ya.."
"hmm.."
"dia cepat sekali besar.."
"hmm.."
"Sebentar lagi dia akan bisa duduk, Jalan, lari, sekolah.. Pasti dia akan tumbuh jadi cewek cantik""kalau hari ini dia berani memanjat tubuhku dan tidur diatasnya, nanti dia akan memanjat pohon dan tidur diatas pohon" ucap Vegas.
"Hah??" Pemikiran random macam apa yang terlintas di kepala Vegas.
"bayangkan nanti dia akan tumbuh jadi remaja, terus ada yang datang buat ajak dia kencan.. Kamu bakalan gimana Vegas?"
"ya ngga gimana-gimana, harusnya cowok itu tau seberapa menakutkannya kamu. Kalau tahu pasti ga berani ngajak dia kencan."
"Hehehe.." iya aku akan sangat protektif pada Venice.
Vegas meletakkan kembali bukunya di meja kecil sebelah tempat tidur. Lalu tangan kanannya mengelus puncak rambutku.
"Pete, kita belum jadi kencan""Iya, ya sudahlah memang belum beruntung."
"Besok mau pergi kencan?"
"Urusan Kartel Timur sudah selesai?"
"Sudah beres semua" lanjut Vegas.
"Putri orang itu sudah kamu serahkan ke panti asuhan?"
"Sudah, seperti permintaanmu. Aku juga sudah pastikan panti asuhan yang terbaik"
Benar seperti dugaanku, putri orang itu diperlakukan dengan jahat oleh bos kartel Timur.
Video putrinya, yang dikirim orang suruhanku. Aku kirim ke Prosche untuk ditunjukkan ayahnya.
Dan detik ayahnya melihat sang putri diperlakukan jahat dia membuka mulutnya.
Semua rencana kartel Timur di beberkan.Nama Vegas sudah bersih.
Setelahnya ayahnya tidak bisa keluar dari rumah keluarga utama dengan selamat.
Itulah hukuman untuk penyusup.
Tapi setidaknya kami bisa selamatkan putrinya.Entah apa yang Vegas lakukan, untuk dapat membebaskan putri orang itu. Karena aku sibuk dirumah mengurus Venice dan Macau.
"Bagaimana besok kamu ingin kemana?"
Tanya Vegas.
"Venice bagaimana? kalau kita pergi. " Aku memikirkan Venice.
"biar bersama Macau sebentar, kita nggak akan lama"
"ya biar ku pikirkan. Mau kemana"Vegas memindahkan Venice ke box bayi nya dengan perlahan.
Sekarang gantian aku yang ditarik Vegas kedalam pelukannya.
Ku sembunyikan wajahku didada Vegas.
Tidak kusangka, aku akan berebut tempat ternyaman itu dengan Venice. Sepertinya Venice akan jadi saingan beratku."Kak, jangan lama-lama takutnya Venice rewel" pesan Macau sebelum aku dan Vegas pergi.
"iya.. Nanti kalau ada apa-apa telepon aku"Tau akhirnya kami pergi kemana?
Club
Dan disana begitu banyak orang.
"kamu yakin ingin kesini?" tanya Vegas sebelum masuk.
Aku mengangguk.
Aku memilih Club karena aku bingung. Aku ingin nonton film, Jalan-jalan ke mall, makan. Hal simple itu, tapi dulu aku menolaknya karena aku pikir itu ide porsche. Masa sekarang aku bilang ingin itu lagi?
Club ini adalah tempat yang dulu sering di datangi Vegas.
Ya setidaknya bisa menghibur Vegas. Setelah banyak hal yang harus dia hadapi.Sedangkan aku?
Aku hanya ingin ikut berbahagia bersama Vegas.
Menari.. Tertawa.. Bersama.
Aku tidak minum, karena aku harus sadar untuk pulang karena ada Macau dan Venice dirumah."AKU KE TOILET DULU!" aku harus berteriak agar suaraku terdengar.
Vegas mengangguk.Aku sedang mencuci tangan ku di wastafel saat Vegas tiba-tiba masuk dan memelukku.
"Hei.. Hei Vegas.. Kamu mabuk?""Nggak.. Aku masih sadar" padahal berdirinya sudah tidak tegak lagi.
"Ada apa?"
"Aku ingin melakukannya"
"Melakukan apa?"
"Itu"
"Hah?? Disini?" semakin hari semakin aneh-aneh saja.
Vegas mengangguk.
"Dirumah.. Ok... Ayo pulang.." aku tuntun dia untuk keluar dari toilet.
Tapi malah aku yang didorong masuk ke dalam salah satu bilik.
Didalam toilet itu ada beberapa bilik."Vegas... Tunggu.. Nanti kalau ada orang"
"nggak.. Nggak ada orang"Vegas mencium bibirku dengan sangat kasar, lebih kasar dari biasanya.
"hhnngg aahhh"
Aku berusaha mencari oksigen. Ditengah-tengah ciumannya.
"Vegas.. Ahh..." tak ku duga Vegas menggigit leherku.
Tangannya sibuk membuka kancing bajuku dengan cepat.
Ada apa dengan Vegas? Kenapa dia bersemangat sekali.
Gairahku sudah ikut naik.
Aku ikut membuka kancing baju Vegas dengan cepat.
Sebenarnya yang paling aku takutkan kalau ada orang masuk ke toilet.
"ahhh.. Arghh" Vegas menjilat dadaku, menggigitnya.
Tiba-tiba terdengar suara orang masuk ke toilet.
Vegas menutup mulutku dengan tangannya, sedang lidah dan bibirnya tidak berhenti memainkan putingku.
Aku yang terbiasa mendesah bebas harus menahan semua di tenggorokan ku.
"Ahhh.." suara desahan ku tak tertahan.
Tangan Vegas menekan mulutku semakin kuat."Jangan berisik" bisik Vegas.
Vegas kembali menciumku, tapi sekarang dengan lembut.
Punggungku yang bersandar ke dinding bilik toilet yang terbuat dari partisi, sebenarnya kuatir. Kuatir kalau dinding itu bisa roboh.
Ditengah ciuman kami, aku sampai tidak sadar kapan dia berhasil melepas celanaku.
"Pete, aku mencintaimu" Tangan Kanan Vegas menekan mulutku kuat, sedang tangan kirinya menempatkan miliknya tepat di pintu lubang bawahku.
Aku harus sedikit mengangkat tubuhku.Dan..
Hentakan itu dimulai
"hmmm... Hmmm.. Mmm" hanya itu yang terdengar dari mulutku yang ditekan kuat oleh telapak tangan Vegas.
Suara desahan Vegas pun terdengar sangat lirih.
"Arghh.. Pete.. Ahh.. Ahh"
"hmmm. Ahh.. Hmmm"
Belum juga aku ataupun dia mencapai puncaknya.
Dia sudah tarik keluar miliknya,
"Pete.. Ayo lanjutkan di mobil"
APA???
KAMU SEDANG MEMBACA
NEXT (Vegas-Pete) INDO
FanfictionIt's okay to be you, nobody's perfect. Begitu banyak cinta di deskripsikan dengan bunga dan kelembutan. Tapi cinta yang ini sedikit berbeda, karena di ungkapkan dengan kekang dan kekerasan. Pete memutuskan untuk meninggalkan keluarga utama. Dia l...