Welcome to Dream!
Tandai typo bertebaran!
Jangan lupa memencet tombol bintang dan berkomentar untuk meramaikan cerita ini!
NO PLAGIARISME ⚠️⚠️⚠️
SIAPAPUN YANG MENEMUKAN KESAMAAN DENGAN CERITA INI HARAP LAPOR PADA AUTHOR!
Dengerin musiknya biar dapat feel nya!
Are you ready?
Oke let's go!
------ Happy Reading ------
Zoya dan Rea masih menunggu di ruang tamu, berharap tiga orang laki-laki yang mereka tunggu itu segera pulang.
"Bunda, Rea khawatir banget sama ayah, bang Dewa, dan bang Raja. Kita harus gimana Bun?" tanya Rea.
Zoya pun sama resahnya dengan Rea. Wanita itu mencoba untuk tetap tenang meski kenyataannya begitu sulit. Perasaannya tidak enak sedari tadi.
Zoya melirik jam yang menunjukkan pukul 03.00 dini hari. "Bunda juga gak tau Re harus ngapain. Kita udah lapor polisi tadi, kita cuma bisa nunggu aja." ucap Zoya yang sudah pasrah.
Rea menangis dan terduduk di sofa. "Ini semua salah Rea, harusnya Rea bilang ayah aja tadi. Gapapa bang Raja kena marah daripada harus kayak gini." Rea menyalahkan dirinya sendiri.
Zoya memeluk putrinya. "Rea sayang, hey. Ini bukan salah kamu sepenuhnya. Seharusnya bang Raja lebih bisa mengontrol dirinya sendiri. Seharusnya bunda bisa buat keluarga kita akur." ucap Zoya mengusap bahu Rea yang bergetar.
"Kita berdoa sama-sama. Semoga semuanya bisa kembali dengan baik-baik saja." ucap Zoya.
•••
Di sebuah bangunan yang luas itu, terdapat banyak orang yang mengelilingi dua laki-laki yang masih belum sadar akan keberadaannya.
"Gimana?" tanya salah seorang pria dengan tubuh tinggi dan jaket hitam.
"Sedang menuju ke sini." jawab rekannya di sebelah.
Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu yang terbuka lebar. Sosok pria dengan stelan tuxedo berjalan dengan tatapan tajam membuat anak buahnya menundukkan kepala.
Pria itu melihat dua laki-laki remaja yang tergelatak di lantai.
"Bangunkan mereka!" perintahnya yang langsung dilaksanakan oleh anak buahnya.
Laki-laki bertubuh tinggi itu menyiram dua remaja tersebut dengan air hingga keduanya tersedak.
"Akhh!"
Dewa berusaha menetralkan penglihatannya. Ia baru sadar jika kini dirinya dan Raja berada di suatu tempat. Laki-laki itu melirik ke arah para pria yang mengelilingi dirinya.
"Siapa kalian?" tanya Dewa.
"Saya Aber, selamat datang." Aber tersenyum mematikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream
Teen FictionDewangsa Regan Maheswara, anak kedua dari keluarga Maheswara. Laki-laki idola sekolah namun rapuh di dalam. Bagi keluarga nya, Dewa tak lebih dari anak sial yang hadir di tengah keluarga Maheswara. Berbeda dengan Raja sang kakak dan Rea sang adik ya...