Sudah tiga jam Gara tertidur disamping Letta yang masih terbaring.
Gara terbangun karena suara deringan ponsel yang mengganggu tidurnya.
Gara melihat banyak sekali miss call dari sahabat-sahabatnya.
Gara pun membuka ponselnya dan kembali menghubungi Evan karena Evan lah yang terakhir menghubunginya.
"kenapa?" tanpa basa-basi Gara langsung bertanya.
"gue sama anak-anak mau kesana, lo mau dibawain sesuatu gak?" tanya Evan.
"gue minta tolong bawain baju buat gue aja" pinta Gara.
"oke" telfon pun mati dan Gara kembali memandang Letta.
"sayang" Gara memanggil Letta dan mengelus pelan rambut Letta.
"kamu tau gak? Angel sama Ray udah dipenjara, mereka sekarang gak akan ganggu kita lagi. Kamu gak mau bangun?" Gara berbicara seolah-olah Letta mendengarkannya.
"sama satu lagi aku belum makan sama belum mandi tau, kamu pasti bakal omelin aku kalo aku belum makan, belum mandi. Tapi kenapa sekarang kamu diem aja? kamu marah sama aku iya? aku kan udah minta maaf sayang" Gara terus saja berbicara.
"emm aku mau cerita. Tadi waktu kamu kena sama peluru aku, aku kaget banget. Aku langsung deketin kamu, aku gendong kamu, aku bawa kamu ke rumah sakut buat dapet penanganan" jelas Gara.
"liat deh jadi tangan aku berdarah gara-gara aku pukul tembok.. hehe.. maaf iya, abis nya aku gagal jagain kamu" ucap Letta sambil menahan air matanya agar tidak keluar.
Tapi pertahanannya gagal. Gara tidak bisa lagi membendung air matanya. Dia menangis disamping Letta, dia masih merasa bersalah karena kejadian ini.
"hiks.. aku minta maaf sayang.. kamu bangun iya" pinta Gara.
"kamu boleh marahin aku, pukul aku, apapun yang mau kamu lakuin, lakuin sama aku sayang. Asalkan kamu jangan diemin aku, jangan tidur terus. Kamu gak mau liat aku? kamu gak mau liat mama, papa, bunda, ayah, kak Caca, sama temen-temen kita? hiks..." Gara masih berbicara meskipun dia terisak.
"bangun sayang.. aku mohon" ucap Gara lirih.
Dari balik pintu, sahabat Letta dan Gara melihat apa yang dilakukan ileh Gara.
Mereka merasa Gara sangat-sangat hancur karena keadaan Letta yang masih belum sadar sampai saat ini.
Mereka sengaja tidak masuk karena mereka ingin mendengar apa yang akan Gara ceritakan kepada Letta.
Dan pada akhirnya mereka memberanikan diri untuk masuk kedalam.
tok
tok
tokkGara mendongkak, melihat siapa yang datang. Ternyata sahabatnya dan sahabat Letta yang datang.
Evan, Vandy, Varo dan Tama bersalaman ala pria sedangkan sahabat-sahabat Letta termasuk Xara pun sedang berdiri disamping hospital bed Letta.
"Letta.. kita kesini mau jenguk lo. Lo kapan bangunnya si? gak capek apa tidur mulu?" tanya Xena.
"liat deh, kita bawain lo makanan, banyak tau. Biasanya kalo kita beli makanan kebanyakan lo selalu omelin kita. Kenapa sekarang lo diem aja? lo capek iya?" Alesa pun sama, dia tengah mengajak Letta berbicara.
"Taa lo gak kangen sama gue yang lola ini?" tanya Zeva.
"SalmaLetta, meskipun gue baru kenal sama lo, gue udah anggep lo sahabat gue. Lo mau tau gak apa yang gue lakuin sama Angel? Kalo lo mau tau, lo harus bangun. Biar kita bisa cerita-cerita" Xara pun sama dengan mereka, yang mengajak Letta berbicara.
Setelah mereka berbicara dengan Letta, mereka duduk lesehan dibawah untuk memakan makan malam mereka.
Sedangkan Gara sedang mengganti bajunya.
.............
Pagi ini Gara masih setia menjaga Letta yang masih terbaring.
Letta sudah dinyatakan koma oleh dokter. Gara yang mendengar itu pun hanya bisa pasrah.
Orang tua Gara dan Letta pun telah mengetahui hal tersebut dari sahabat-sahabat Gara dan Letta yang semalam menginap dirumah sakit.
Sedangkan Caca, dia harus kembali ke Bandung untuk melanjutkan kuliahnya.
Caca pun sebenarnya masih ingin menunggu adiknya sadar, tetapi dia tidak mungkin menunggu karena dia juga harus melanjutkan kuliahnya. Dia hanya bisa mendapatkan kabar Letta dari orang tua dan sahabat-sahabat Letta.
"sayang.. kamu kapan bangun? kamu lagi mimpi apa si sampe gak mau bangun" Gara mengajak Letta berbicara karena sahabatnya dan Letta sudah pulang.
"yaudah kalo kamu masih mau disana, gakpapa. Tapi jangan lupa pulang kesini ya" ucap Gara.
Gara pun kembali diam sambil menggenggam tangan Letta.
ceklekk
Orang tua Letta dan Gara datang dan menghampiri Gara yang sedang duduk disamping hospital bed Letta.
"Gara" panggil mama Sarah.
Gara mendongkak melihat ke arah mama Sarah yang sedang tersenyum.
"kamu istirahat dulu gih.. makan dulu" ucap mama Sarah.
Gara menganggukkan kepalanya lalu menghampiri bundanya.
"bun" panggil Gara.
Gara langsung merebahkan tubuhnya dipangkuan bunda Hana.
"anak bunda kenapa?" tanya bunda Hana.
Gara menggeleng lalu bertanya.
"ayah Vino sama papa Marvin kemana bun?" tanya Gara.
"mereka kekantor, nanti sore mereka kesini" bunda Hana kembali mengusap rambut Gara.
"Gara.. besok kamu harus sekolah yaa" pinta mama Sarah.
"nggak ma" tolak Gara.
"kamu harus sekolah. Kamu boleh jagain Letta setiap hari tapi kamu juga jangan lupa sekolah" ucap bunda Hana.
Gara diam sampai mama Sarah memberinya saran.
"gimana kalo gini aja. Pagi kan kamu sekolah, Letta biar mama atau bunda kamu yang jaga. Nanti pulang sekolah kamu kesini, mama sama bunda kamu pulang dulu dan malemnya nanti kita bisa kesini lagi. gimana?" tawar mama Sarah.
Gara pun mengangguk dan kembali tertidur dipangkuan bundanya.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...