Setelah dokter menyuntikkan Benzodiazepine kepada Letta, akhirnya dia merasa tenang dan bisa tertidur meskipun dengan posisi memeluk Gara.
Gara pun tidak merasa kebaratan atas hal itu. Lalu dokter Radit pun pamit untuk kembali melakukan tugasnya.
Gara terus mengelus kepala Letta agar dia kembali untuk tertidur.
"maafin aku ya.. gara-gara kelalaian aku kamu jadi gini" ucap Gara.
Tak lama Letta tertidur dalam pelukan Gara dan Gara masih terjaga sampai pagi.
.........
Seminggu sudah Letta berada dirumah sakit dengan Gara yang selalu menjaganya.
Seharusnya, Letta pulang dua hari yang lalu, tetapi karena Letta sempat mengalami mental down yang mengakibatkan Letta harus berada dalam pengawasan seorang Psikiater.
Orang tua Letta dan Gara pun sudah mengetahui apa yang terjadi terhadap Letta.
Mereka merasa khawatir akan keadaan Letta, tetapi Gara meyakinkan bahwa Letta akan baik-baik saja selama bersamanya.
Dan Gara pun akan selalu ada disamping Letta. Apapun keadaannya Gara sudah berjanji kepada dirinya sendiri dan kepada orang tua Letta.
Saat ini Letta sedang berada diperjalanan menuju rumahnya, tetapi Letta tidak ingin langsung pulang melainkan Letta ingin pergi kemarkas Tiger untuk sekedar bermain dan bertemu dengan anggota Tiger beserta para sahabatnya yang sudah mengabari bahwa mereka sedang berada di markas Tiger.
"aku gak mau pulang" Letta terus merengek kepada Gara agar pergi ke markas terlebih dahulu.
"kamu harus istirahat sayang" Gara masih berusaha sabar karena Letta yang terus meminta agar pergi ke markas.
"gak mau bosen istirahat mulu. Ayok ke markas" Letta sudah bersiap untuk menangis jika Gara tidak mengizinkannya.
Sedangkan Gara yang melihat Letta akan menangis pun langsung menyetujui permintaannya.
Entah mengapa akhir-akhir ini Letta menjadi sangat sensitif dengan semuanya.
Apapun yang dia mau harus dikabulkan saat itu juga.
Akhirnya mereka pun menuju markas Tiger, tapi sebelum itu Letta ingin mampir terlebih dahulu ke toko buah untuk membeli buah-buahan karena niatnya dia ingin membuat rujak buah bersama sahabat-sahabatnya.
Setelah mendapat kan apa yang Letta mau, mereka melanjutkan perjalanannya.
Lima belas menit kemudian mereka sampai di markas dengan banyak sekali sambutan untuk menyambut kepulangan Letta selaku kekasih dari ketua mereka.
Disana terdapat spanduk yang bertulisakan 'SELAMAT DATANG BU KETU'.
Letta yang melihat itu pun tersenyum, lalu Letta masuk dan menghampiri sahabat-sahabatnya.
"aaaaa bestii akhirnya kita bisa kumpul lagi kayak gini" ucap Alesa.
Mereka pun berpelukan sampai tertawa tanpa sebab yang pasti.
Letta ingat bahwa dia sudah membeli buah-buahan untuk rujak.
"eh gaiss gue udah beli bahan-bahan buat tujak nya tuh" Letta menujuk satu kantung keresek buah yang berada didekat meja.
"kuyy lah bikin" ucap Xena.
Lalu mereka menuju dapur untuk membuat bumbunya sedangkan para lelaki sudah disuruh untuk mengupas buah-buahan yang ada.
"eh ini cabenya segimana?" tanya Zeva yang sudah siap dengan satu blender ditangannya.
"semua aja" ucap Xara.
"pedes anjir kalo sekilo mah" Alesa membayangkan betapa pedasnya nanti bumbu rujak itu.
"kan bikinnya banyak ogeb. Kita ini bikin buat 60 orang. Bayangin bumbu buat 60 orang seberapa banyak woyy" Xena membayangkan betapa banyaknya bumbu itu.
"aelah santai aja kali" ucap Xara yang sedang menumbuk gula merah.
"njir elu enak bisa masak" ucap Xena.
"b aja kali" ucap Xara.
"eh ini cabenya segimana?" Zeva bertanya lagi.
"SEMUANYA ZEVAAAAAA" Xena, Xara, Alesa dan Letta berteriak kepada Zeva.
"hehe maap gess" Zeva pun berlalu untuk menghaluskan cabe itu.
Lalu mereka sibuk membuat bumbu itu. Tetapi saat sedang asyik membuat bumbu, Gara tiba-tiba datang dan menatap Letta yang sedang asyik menghaluskan gula merah.
Sebenarnya Letta sudah dilarang oleh sahabat-sahabatnya tetapi dia tetap ingin membantu.
Alesa yang mengetaui Gara datang pun menjadi panik karena takut dimarai oleh Gara.
"suruh siapa bantuin?" Gara bertanya dengan nada dinginnya.
Letta yang mendengar itu pun langsung menghentikan kegiatannya. Dia melihat kebelakang dimana Gara sedang berdiri dan menatap dirinya.
"a-aku bantuin mereka" ucap Gara.
"disuruh siapa?" Gara betanya kembali.
"nggak sama siapa-siapa" jawab Letta sambil menundukkan kepalanya.
"sekarang ikut aku duduk disana bareng sama yang lain" ajak Gara.
"nggak. nggak mau" Letta langsung menolak ajakan Gara.
"aku disini aja. Aku janji gak bantui mereka. Aku duduk aja udah liatin" lanjut Letta.
"beneran?" Gara memastikan hal itu.
"bener" jawab Letta.
Gara pun mengangguk lalu pergi dari dapur, tapi sebelum itu Gara memperingati sahabat-sahabat Letta agar melarangnya melakukan apapun.
"udah gue bilang diem. Lo si yang ngotot pengen bantuin" ucap Xena.
"yaa gue kan gak enak sama kalian, masa gue liatin doang" jawab Letta.
"gakpapa kali, kita juga ngerti" ucap Xara.
Lalu mereka melanjutkan kembali kegiatan yang sempat tertunda tadi.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
gaess kalo ada yang typo atau namanya beda komen okeee. makasihhh
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...