Selama perjalanan, mereka memilih untuk istirahat terlebih dahulu agar nantinya tidak terlalu lelah.
Letta yang tengah tertidur dengan kepala yang menyender dibahu Gara terbangun karena perutnya merasakam lapar.
"kenapa bangun?" tanya Gara saat menyadari bahwa Letta terbangun.
"aku laper" ucap Letta kepada Gara.
"yaudah bentar lagi kita istirahat dulu di rest area" ucap Gara.
Letta kembali memeluk Gara dengan erat membuat Gara tersenyum dan mengelus kepalanya.
Gara menoleh kesamping dimana Evan dan Xara duduk.
Evan yang menyadari Gara tengah melihatnya pun bertanya.
"kenapa?" tanya Evan.
"istirahat dulu di rest area" jawab Gara dan Evan mengangguk dan langsung membangunkan Xara.
Gara sudah memberi tahukan kepada yang lainnya, bahwa mereka akan istirahat terlebih dahulu di rest area.
"njir pegel kaki gue" ucap Varo.
"bentar lagi turun" ucap Zeva.
Kemudian bis pun berbelok kearah rest area dan mereka langsung bersiap untuk turun.
"uhhh dingin nya bukan maen" ucap Alesa.
"iya woy nyesel gue tadi gak jadi bawa jaket gue" timpal Xena.
Tiba-tiba Tama menaruh jaketnya dipundak Xena, membuat Xena mendongkak melihat kearah Tama.
"kalo mau jaket bilang, bukannya ngode terus" ucap Tama.
"dih siapa yang ngode" ucap Xena.
Sedangkan Alesa yang sudah memakai jaket miliknya pun menoleh kearah Vandy yang tengah menggenggam tangannya.
"yang.. gak ada niatan ngasih hoodie kamu?" tanya Alesa.
"kamunya juga dah pake hoodie" jawab Vandy.
"iyaa juga si" ucap Alesa.
Tiba-tiba Vandy membawa tangan Alesa masuk kedalam saku hoodie yang Vandy kenakan.
Alesa tersenyum melihat itu membuat Vandy gemas dan langsung memeluknya.
Disaat yang lain bucin dengan pasangan mereka masing-masing, tetapi Letta malah asyik dengan mie yang ada digenggamannya.
"hey pelan-pelan makannya, gak akan ada yang minta yang" Gara terkekeh melihat Letta yang sangat antusias memakan mie tersebut.
Letta mendongkak dan tersenyum dengan mie yang belum dia makan membuat Gara gemas dan berakhir mencubit pipi Letta.
Beralih kepada pasangan yang jarang sekali memamerkan keuwuan mereka.
"Ana.. makan yang bener" Evan menegur Xara yang tengah makan sembari memainkan ponselnya.
Evan yang merasa perkataannya diabaikan oleh Xara pun langsung merebut ponsel Xara.
"ish kok diambil?" tanya Xara.
"makan dulu sayang" ucap Evan.
"suapin.. hehe" pinta Xara.
Evan pun menuruti kemauan Xara yang ingin disuapi.
"tumben manja? hm?" tanya Evan dengan senyum tipis yang tercetak dibibirnya.
"kan sama ayang" ucap Xara membuat Evan semakin melebarkan senyumannya.
"cie ciee batu es mencairr" ucap Xena membuat semuanya menoleh melihat kearah Evan.
Evan yang menyadari bahwa para sahabatnya menatapnya pun langsung memeluk Xara dan menyembunyikan kepalanya dicekuk leher Xara.
Sahabat-sahabatnya tertawa melihat Evan yang malu. Baru kali ini mereka melihat Evan tersenyum sekaligus malu.
"kok lucu yaa pas Evan senyum" ucap Zeva tiba-tiba membuat Varo menatapnya tajam.
"sekali lagi apa?" tanya Varo dengan nada dingin.
"eh eh nggak.. becanda doang" ucap Zeva dengan panik.
Zeva berusaha membujuk Varo supaya tidak mendiaminya.
"hayo lohh ngambek tuh" ucap Vandy.
Semuanya tertawa melihat kejadian langka ini. Mulai dari Evan yang tersenyum dan malu, sekarang Varo yang ngambek kepada Zeva.
Semuanya tampak bahagia bersama pasangan mereka masing-masing. Tidak ada lagi permusuhan antara sahabat Letta dan Gara.
Tidak ada lagi tawuran yang sering mereka lakukan. Sekarang hanya ada mereka yang bucin kepada pasangan mereka masing-masing.
Gara, Evan, Tama, Varo, dan Vandy yang sekarang bukan lah mereka yang suka sekali dengan tawuran dan balapan.
Kini mereka telah meninggalkan semua itu berkat bantuan pasangan mereka.
Gara yang masih menjabat sebagai ketua Tiger pun sudah merubah semuanya.
Gara menyuruh agar anggotanya aktif dalam segala hal yang baik. Gara mengusulkan untuk mereka membuka cafe untuk mengisi kekosongan mereka.
Anggotanya pun menyetujui itu, karena banyak dari mereka yang sudah lulus sekolah dan hanya menganggur saja.
Dan saat ini anggotanya sudah bisa membuka cafe yang ramai peminat. Semua itu berkat Gara dan sahabatnya.
Mereka mengumpulkan uang untuk anggotanya membuka cafe dari uang mereka masing-masing.
Mereka berhasil mengumpul kan sebanyak seratus juta rupiah untuk membuka cafe itu.
Dan mereka berpesan agar cafe tersebut dirawat dengan baik, jangan sampai hancur berantakan.
Back to topic
Letta tengah merengek meminta dibelikan lagi mie yang tadi dia makan.
"sayang beliin lagi" pinta Letta tetapi Gara menjawab dengan singkat.
"G" Gara hanya berkata seperti itu membuat Letta kesal dan berdiri dari duduknya.
"mau kemana?" tanya Gara saat menyadari Letta yang bangkit dari duduknya.
"beli mie" ucap Letta.
"beli aja sana.. emang punya uang?" tanya Gara.
Letta ingat bahwa uang dia bawa ada didalam tasnya dan tas itu dipegang oleh Gara.
Letta mengambil ancang-ancang untuk mengambil tasnya tetapi gerakannya terhenti saat Gara berkata.
"tasnya diambil berarti kita gak jadi liburan" ucap Gara dengan santai.
"ishh nyebelin" Letta memukul lengan Gara dengan cepat membuat Gara tertawa atas perlakuan Letta.
"ish kok ketawa?!" tanya Letta dengan nada yang ngegas.
"biarin aja. Mulut, mulut aku yang ketawa, bukan mulut kamu" jawaban Gara membuat Letta semakin kesal dan beralih memeluk Gara.
"dih dih ngapain meluk-meluk?" tanya Gara.
"sayang ishh" Letta kembali merengek membuat Gara semakin gemas dan membalas pelukan Letta.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...