Kini Gara dan yang lainnya sudah sampai di sebuah rumah kosong yang banyak sekali penjagaan.
"jalan kan sesuai rencana" ucap Gara.
Mereka semua mengangguk dan kembali memakai masker mereka.
Gara, Evan, dan Vandy sudah masuk melalui pintu samping rumah itu dan sekarang giliran Tama, Varo dan Xara yang masuk melalui pintu depan.
"hai kalian" sapa Varo.
"yah kumat lagi tu anak" gumam Tama.
"berantem-beranteman yuk sama kita" ajak Varo kepada mereka.
"heh siapa lo berani masuk kesini" teriak salah satu pria berbadan kekar.
"kita mau main om" jawab Xara.
"wah berani ya kalian" ucap pria berbadan kekar tadi.
Lalu mereka menyerang Tama, Varo dan Xara secara bersamaan tetapi dua orang dari mereka sudah terkapar lemas karena Xara berhasil menyuntikkan obat bius tersebut.
"wih keren juga lo Vi" puji Varo.
"iya lah queen Ana gitu loh" ucap Xara.
Lalu mereka kembali melanjutkan pertengkaran mereka dengan cara mereka sendiri.
Sedangkan Gara sedang melihat kearah kiri tepat ada satu pintu kamar yang tertutup.
"kiri" ucap Gara.
Evan dan Vandy menoleh dan mengangguk.
Mereka berjalan mendekati pintu itu tapi saat mereka ingin masuk mereka mendengan dua orang yang tengah berbincang.
"kayaknya mereka pergi ke gedung tua itu deh" ucap Angel.
"gampang sekali mereka dibodohi" Ray langsung tertawa.
Tetapi tawanya itu berhenti saat Evan mendobrak pintu itu secara tiba-tiba.
brakkk
Pintu terbuka membuat Ray dan Angel kaget dengan kedatangan mereka.
"G-gara" ucap Angel dengan gugup.
Sama halnya dengan Ray yang sendari tadi diam melihat kedatangan Gara dan yang lainnya.
Tiba-tiba Ray tertawa dan bertepuk tangan membuat mereka menatap heran kepada Ray.
"pahlawan Shaletta Aneisha Mehreen telah datang ternyata" ucap Ray.
Ray berdiri dari tempat duduk nya dan langsung berjalan menghampiri Gara dan membisikkan sesuatu.
"liat itu orang yang lo sayang" tunjuk Ray kepada Letta yang masih pingsan dengan keadaan yang mengenaskan.
Gara mengikuti arah tunjuk yang Ray berikan. Seketika dia langsung marah melihat keadaan Letta yang seperti itu.
"sialan" Gara langsung menerjang Ray dan memukulnya dengan kasar.
Sedangkan Angel panik karena dia tidak tahu harus kemana, dia pun memilih untuk kabur tapi tertahan karena cekalan dari seseorang.
"mau kemana lo?" tanya Evan saat melihat Angel yang akan melarikan diri.
"gue gak akan kemana-mana. Minggir" Angel berusaha untuk tidak panik sampai dia mendengar suara Ray yang mengerang kesakitan.
"kalo lo berani kabur, nasib lo bakal kayak dia" tunjuk Vandy kearah Ray yang sudah hampir tidak berdaya akibat ulah Gara.
Angel semakin panik dan langsung lari mendekati Letta yang masih tidak sadarkan diri.
Angel mengambil pisau yang terletak diatas meja yang ada diruangan tersebut dan mengarahkannya ke leher Letta.
"kalo kalian macem-macem sama gue, gue gak segan-segan bunuh Letta secara langsung" ucap Angel.
Sedangkan Gara yang masih sibuk menghajar Ray pun terhenti saat Angel berbicara seperti itu.
Gara berdiri dan merapikan kembali baju nya.
"Vandy urus manusia itu" tunjuk Gara kepada Ray yang sudah lemas karena pukulan yang Gara berikan tidak main-main.
Gara berdiri tepat didepan Angel yang sedang menodokkan pisau dihadapan Letta.
Gara terkekeh dan berkata.
"rupanya masih ada yang ingin bermain-main denganku" ucap Gara dengan seringainya.
Angel dibuat takut dengan seringai yang Gara berikan tapi dia berusaha untuk tidak takut.
"berani lo sentuh dia lagi, lo mati ditangan gue" ucap yang langsung menodongkan pistol yang dia bawa.
dorr
"tembakan peringatan buat lo dan lo lebih baik menjauh dari Letta atau nggak peluru ini bakal bersarang dikepala dan jantung lo" ucap Gara.
Sedangkan Evan pun sudah siaga ditempat dengan memegang pistolnya pula.
"kalo lo berani tembak gue, gue yang akan langsung tancapkan pisau ini diperut Letta" ancam Angel kepada Gara tetapi Gara tidak berpengaruh oleh ancamannya.
Gara sudah bersiap ingin melayankan tembakan kepada Angel tetapi tertahan oleh suara Letta yang meminta tolong.
"shh tolong" ucap lirih Letta.
"sayang" panggil Gara dan Letta langsung membuka matanya saat mendengar suara Gara.
"hiks.. Gara tolongin aku" pinta Letta.
"aku mohon bantu aku.. hiks.. sakit.. hiks" Letta menangis membuat Gara semakin merasa bersalah.
"sayang dengerin aku, aku bakal bebasin kamu dari sini. Aku mohon kamu bertahan ya sayang" ucap Gara.
Letta mengangguk dan langsung diam saat Gara akan melayangkan pelurunya.
dorr
Suara tembakan menggema didalam rumah itu membuat orang-orang yang berada diluar langsung berlari kedalam untuk melihat apa yang telah terjadi.
"salah sasaran" ucap Angel.
Gara mendongkak saat mendengar suara Angel.
Nafas Gara tercekat saat dia melihat Letta lah yang tertembak dengan pelurunya.
"shit sialan" Gara langsung berlari kearah Letta yang sedang kesakitan itu.
"kok makin sakit?" tanya Letta kepada Gara yang sudah berada didepannya.
"sayang maafin aku" ucap Gara.
"ini kok sakit banget yang" ucap Letta sambil berusaha tersenyum membuat Gara semakin bersalah.
"sayang tahan sebentar aku akan bawa kamu kerumah sakit" Gara berdiri untuk menggendong Letta.
Gara melihat Tama yang masuk dengan tergesa-gesa langsung menyuruhnya untuk membawakan mobil.
"Tam tolong bawain mobil" pinta Gara.
Tama langsung kembali lari keluar untuk membawakan mobilnya.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...