Keesokan harinya, mereka telah merencanakan akan berkumpul untuk membeli barang yang akan mereka bawa saat liburan.
Dan kini Gara sedang berada dikediaman Letta. Dia sedang menunggu Letta.
Gara berniat untuk meminta izin kepada mama Sarah untuk membawa Letta pergi liburan.
"ma aku minta izin buat bawa Letta liburan iya?" izin Gara.
"iyaa.. Letta juga udah bilang sama mama kok" ucap mama Sarah.
"eh iya gimana keadaan Letta kalo lagi sama kamu?" tanya mama Sarah.
"kalo lagi sama aku kayak biasa aja ma, kayak Letta yang biasanya. Trauma itu gak muncul" ucap Gara.
"tapi kalo Letta denger nama Ray atau pun Angel, dia bakalan keinget lagi kejadian itu dan kalo Letta liat benda tajam pasti dia teriak minta ampun" lanjutnya.
"ohh gitu.. berarti masih belum ada perubahan. Sama kayak dirumah juga gitu, makanya mama larang dia buat ke dapur lagi ya itu dia suka tiba-tiba teriak" ucap mama Sarah.
"mama tenang aja, aku bakal jagain Letta kok, aku bakal ada disamping dia apapun keadaannya. Semoga dengan cara kita pergi liburan Letta bisa sedikit melupakan kejadian itu dan aku juga udah konsultasi sama dokter, kata dokter hal ini malah bagus buat keadaan Letta, dia bisa mencari kegiatan yang buat dia lupa sama kejadian itu dan juga latih Letta buat melawan trauma itu" ucap Gara.
"yaudah kalo gitu, mama lega nak. Mama cuman takut kamu tiba-tiba ninggalin Letta" ucap mama Sarah.
"gak mungkin itu terjadi ma. Aku janji sama mama, apapun kedaannya aku bakal terus sama Letta" ucap Gara dengan sungguh-sungguh.
"mama pegang janji kamu" jawab mama Sarah.
Tak lama dari itu, Letta datang dengan senyumannya yang merekah membuat Gara tersenyum juga.
"udah siap?" tanya Gara.
"udah.. ayok" Letta berjalan mendekati Gara dan mereka pun pamit kepada mama Sarah.
Selama perjalanan mereka berbincang sampai dimana Letta tiba-tiba menyuruh Gara untuk berhenti.
"stoppp!" Letta tiba-tiba berteriak membuat Gara mengerem mobilnya secara tiba-tiba.
"kenapa?" tanya Gara dengan nada yang sangat khawatir.
"pengen itu.. hehe" Letta menunjuk toko kue langganannya.
"ish aku kira apa.. lain kali kalo mau apa-apa itu bilang dari jauh, jangan minta berenti mendadak.. kalo kita kecelakaan gimana?!" Gara berbicara dengan intonasi yang tinggi membuat Letta menundukkan kepalanya.
Gara yang sadar apa yang dia katakan tadi membuat Letta takut pun langsung memeluk Letta.
"maaf maaf aku kelepasan" Gara mengecup pucuk kepala Letta.
Letta masih diam, dia tidak berani menatap wajah Gara.
"sayang.. liat aku" Gara meraih dagu Letta agar Letta menatapnya.
"aku kelepasan tadi.. maafin aku yaa" ucap Gara dan Letta hanya mengangguk.
"masih mau kuenya?" tanya Gara.
"aku tanya sekali lagi.. kuenya masih mau?" tanya Gara.
"mau" jawab Letta.
"yaudah tunggu disini, aku beliin dulu" ucap Gara.
"gak. Aku mau ikut kesana" pinta Letta.
"yaudah yuk" mereka pun keluar dan menghampiri toko kue itu.
Sepeti biasa Letta akan memesan cheese cake dan Gara memesan matcha cake.
Setelah selesai membeli apa yang Letta inginkan, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan mereka menuju salah satu mall yang sudah dijanjikan.
............
"mana si tu orang berdua, dari tadi dijalan mulu dah perasaan" ucap Varo.
"ish napa si lo dari tadi ngoceh mulu kek burung beo" Alesa merasa kesal karena sendari tadi Varo terus berbicara.
"serah gue lah, napa situ yang sewot. Mulut, mulut gue bukan mulut lo" ucap Varo.
Alesa akan membalas ucapan Varo tapi Vandy melarangnya.
"udah, jangan dijawab.. malu diliatin banyak orang" ucap Vandy.
Alesa pun menurut dan menjauhi Varo yang berada disampingnya.
Tak lama mobil Gara dan Letta pun tiba.
"nah ini dia orang nya udah sampe. Kalian dari mana aja si? telat tiga puluh menit tau gak!" ucap Varo.
"bacot lo" Gara berlalu meninggalkan Varo yang masih berceloteh.
"yahahhaa anjir kasian si Varo" semua tertawa termasuk Zeva.
"yang kamu tega ngetawain aku?" tanya Varo dengan wajah yang diimut-imutkan. Eh tapi emang imut deng.
"yaudah kuy lah kita belanja, takut keburu siang" ajak Xara.
Mereka pun masuk ke dalam mall dan berbelanja apa yang mereka butuhkan.
5 jam sudah mereka mengelilingi mall dengan tas belanjaan yang sudah mulai banyak membuat para lelaki kesal sebab masing-masing dari mereka sudah memegang enam tas belanjaan.
"heran gue ni barang-barang apa mau mereka bawa semua? mau berapa koper yang mereka bawa?" tanya Vandy.
"tertekan banget lo Van" Tama menertawakan Vandy yang terlihat tertekan membawakan belanjaan Alesa.
"emang gue tertekan!" jawab Vandy.
"sabar, cewek emang gitu.. apapun dibeli tapi suka gak dipake. Biasanya mereka beli karena lucu" ucap Tama.
"kalo gue yaa mening kumpulin duitnya terus beli motor baru" ucap Varo.
"sama anjir gue juga" Vandy menyetujui ucapan Varo.
"yaudah lah kita tungguin aja disini, yang penting mereka seneng" ucap Tama.
Lalu mereka menunggu pasangan mereka selesai berbelanja.
Sedangkan Gara dan Evan yang sudah biasa dengan semua ini hanya diam sambil memainkan ponselnya.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...