Setelah mereka puas mengelilingi Tugu Jogja, kini mereka akan menuju ke Alun Alun kidul.
Disana mereka bisa melihat indahnya lampu yang berkerlip dimalam hari.
"wihh rame banget" seru Letta.
"gais mau barengan apa pisah?" tanya Letta.
"pisah aja biar kita merasakan lagi jalan gitu berdua" ucap Xena.
"yudah nanti kita kumpul lagi disini" ucap Letta dan mereka pun berpisah.
Gara dan Letta terlebih dahulu menyusuri Alun Alun Kidul dengan berjalan kaki.
Mereka bergandengan tangan dan tertawa bersama.
"capek gak?" tanya Gara.
"nggak" jawab Letta.
"mau naik itu nggak?" Gara menunjuk sepeda tandem berlampu.
"mauu" jawab Letta dengan antusias.
Mereka pun menaiki sepeda itu dan berkeliling mengelilingi Alun Alun Kidul.
Setelah puas mengelilingi Alun Alun Kidul, mereka beristirahat sejenak di pinggir jalan.
"mau beli apa?" tanya Gara saat melihat Letta yang sedang memperhatikan penjual yang berada disana.
"eh nggak" jawab Letta.
"beli apa?" tanya Gara lagi.
"pengen itu" tunjuk Letta kepada penjual kue leker.
"yaudah yuk" Gara meraih tangan Letta untuk menghampiri penjual leker itu.
Beralih kepada pasangan yang lainnya, mereka pun sama sedang menikmati jajanan yang mereka beli disana.
"yang" panggil Xena.
"apa?" tanya Tama.
"pengen itu" tunjuk Xena kepada penjual es goreng.
"es goreng?" tanya Tama.
"iya itu.. ayok" Xena menarik tangan Tama agar mengikutinya.
"yang masa es di goreng si?" tanya Tama.
"makanya ayok liat dulu" ucap Xena.
Dengan pasrahnya Tama mengikuti kemana Xena menariknya.
Setelah sampai di tempat penjual itu, Xena langsung memesannya.
"mau nggak?" tanya Xena.
"kamu aja dulu" jawab Tama.
"yaudah.. pak saya mau es gorengnya satu" pesan Xena.
"iya mbak tunggu sebentar" ucap penjual itu.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya es goreng pun sudah siap.
Xena menghampiri Tama yang sedang duduk di kursi yang agak jauh dari tempat penjual itu.
"mau?" Xena menyodorkan es nya.
"lah kok gini?" tanya Tama.
"emang gini. Kamu kira es nya digoreng terus jadi krispy gitu?" tanya Xena.
"iya, aku mikirnya gitu" ucap Tama.
"yeuu kamu mah. Es goreng itu es potong yang dicelupin kedalam coklat cair" jelas Xena.
"ohh itu.. bilang dong dari tadi" ucap Tama.
"sini aku minta" lanjutnya.
Mereka pun memakan es goreng itu bersama-sama dengan Xena yang memesan kembali es goreng itu.
Dan pasangan selanjutnya ada Varo dan Zeva, mereka sedang asyik memakan bakso dengan kuah yang pedas.
Varo yang melihat Zeva akan menambahkan sambalnya pun langsung merebut mangkuk sambal itu.
"heh malah diambil" ucap Zeva.
"biarin.. dari pada kamu nambahin lagi sambelnya. Liat tuh kuah bakso kamu udah kayak darah, merah banget" ucap Varo.
"ini tuh gak pedes" ucap Zeva.
Varo langsung menyicipi kuah bakso Zeva untuk mengetahui apakah kuah bakso itu pedas atau tidak.
Dan ternyata kuah bakso tersebut sangat lah pedas membuat Varo langsung tersedak.
ukhuk
ukhukkZeva yang panik langsung memberikan air mineral yang ada dimeja.
Setelah mereda, Varo langsung memberi tatapan tajam kepada Zeva.
"kamu bilang gak pedes?" tanya Varo.
"iya, nggak" jawab Zeva.
Varo menghela nafasnya lalu berkata.
"ini mau dimakan?" tanya Varo.
"mau" jawab Zeva.
"yaudah kalo ini mau dimakan, makan. Tapi, kalo kamu mau makan ini dipakein sambel lagi, aku lempar mangkoknya" ucap Varo.
"yaudah gak jadi tambah sambel.. tapii" ucap Zeva.
"tapi apa?" tanya Varo.
"jajan yang lain" pinta Zeva.
Varo tersenyum lalu mencubit hidung Zeva sambil berkata.
"iyaa sayangnya aku" ucap Varo.
Mereka pun melanjutkan makan mereka dengan diselingi candaan yang Varo buat.
Sekarang pasangan yang ketiga yaitu Vandy dan Alesa. Mereka sedang memesan sempol ayam.
"ini beneran kamu pesen 30 tusuk?" tanya Alesa.
"ya bener lah ay" jawab Vandy.
"kalo gak abis gimana?" tanya Alesa.
"bakal abis tenang, soalnya aku laper" jawab Vandy.
"awas kalo gak abis" peringat Alesa.
Setelah sempol itu siap, mereka langsung duduk lesehan dikarpet yang sudah disediakan.
Alesa bangkit dari duduknya membuat Vandy juga ikut bangkit.
"kamu ngapain ikut berdiri?" tanya Alesa.
"ngikutin kamu" jawab Vandy.
Alesa langsung tertawa melihat Vandy yang tiba-tiba ikut berdiri dengan mulut yang penuh dengan sempol serta tangan kanan dan kirinya pun sedang memegang sempol.
"ih malah ketawa, mau kemana?" tanya Vandy saat makanan yang berada dimulutnya sudah habis.
"mau beli minum" jawab Alesa.
"ikut" pinta Vandy.
"yaudah ayok" jawab Alesa.
Mereka pun pergi untuk mencari tempat penjual minuman.
Setelah mendapatakan penjual minuman itu, Alesa langsung memesannya.
Kini pasangan terakhir kita yaitu Evan dan Xara. Mereka sedang berada di angkringan yang ada di Alun Alun Kidul.
Mereka, eh lebih tepatnya Xara banyak sekali memesan makanan yang ada di angkringan tersebut.
"yang.. kamu gak salah pesen?" tanya Evan.
"nggak lah.. kan aku lagi kangen aja makan makanan angkringan disini, udah lama gak kesini juga kan.. jadi mumpung disini puas-puasin dulu aja, sebelum nanti menjalankan misi lagi" ucap Xara.
Evan tersenyum lalu mengelus pucuk kepala Xara dengan lembut.
"sebahagia kamu aja sayang" ucap Evan.
Zeva pun mulai memakan makanan tersebut satu persatu, sedangkan Evan dia terlebih dahulu melihat Xara yang tengah memakan makanannya.
Xara memesan nasi kucing, sate telur puyuh, sate usus ayam, sate kerang, tempe bacem, tahu bacem, ayam bacem, orek tempe, sambal teri, kroket kentang, bakwan jagung dan masih banyak lagi yang dia pesan.
"makan sayang" titah Xara.
"suapin coba" pinta Evan.
Xara pun menyuapi Evan, sesekali dia menyuap untuk dirinya sendiri.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...