Hari ini sahabat-sahabat Gara dan Letta mengajak mereka untuk berkumpul bersama.
Mereka berencana untuk berkumpul bersama disebuah cafe yang sudah ditentukan.
Satu persatu mereka datang hingga akhirnya mereka telah kumpul bersama dalam satu meja.
"eh ges ges gimana kalo kita liburan" usul Alesa.
"liburan kemana?" tanya Xena.
"kemana aja yang penting liburan" jawab Alesa.
"yeuu markonah gue kira lo tau tempat liburannya" ucap Vandy.
"apaan si lo ganti-ganti nama gue mulu deh" ucap Alesa kepada Vandy.
"serah gue lah, kan gue suka sama lo" ucap Vandy.
"hah?" ucap Alesa dan para sahabatnya.
"iya gue suka sama lo, selama ini gue deketin lo karena gue suka sama lo" ucap Vandy dengan tulus.
Sebenarnya, Vandy sudah lama mendekati Alesa. Tetapi Alesa tidak menyadarinya, dan menurut Vandy ini waktu yang tepat untuk mengungkapkan semuanya.
Jika ada yang bertanya bagaimana dengan Varo dan Tama? Mereka sedang berusaha mendekati keduanya, menurut mereka akan ada waktunya mereka mengungkapkan perasaan mereka, mungkin saat disekolah atau mungkin juga mereka langsung memintanya kepada orang tuanya langsung.
Alesa yang tidak menyadari bahwa selama ini Vandy mendekatinya pun merasa kaget dengan penuturan yang Vandy ucap kan.
Xena, Zeva, dan Letta pun sama kagetnya dengan kejadian ini, sampai-sampai mereka tidak berbicara sama sekali.
"lo bohong kan?" tanya Alesa kepada Vandy.
"gue gak bohong, gue serius" ucap Vandy dengan tegas.
Vandy yang sekarang bukan lah Vandy yang selalu membuat lelucon atau mempermainkan perempuan, tetapi Vandy yang sekarang adalah Vandy yang akan menghargai seorang perempuan tanpa mempermainkan perasaan perempuan.
Dia bertekad untuk berubah karena menurutnya seorang perempuan itu bukan boneka yang bisa dia main kan kapan saja.
"tapi kenapa selama ini lo gak ada nunjukin sikap bahwa lo itu suka sama gue?" tanya Alesa.
"karena gue punya cara sendiri untuk menunjukan semuanya. Gue gak romantis? emang karena gue mau nunjukin keromantisan gue dengan cara gue bukan dengan cara seperti orang lain. Paham?" jelas Vandy.
Alesa mengangguk dan dia diam seribu bahasa, dia memikirkan apa yang harus dia perbuat.
Jika boleh jujur sebenarnya dia juga menyukai Vandy, tetapi dia sadar dia tidak akan pernah bisa.
Tetapi saat ini, Vandy sendiri yang mengungkapkan nya didepan sahabat-sahabatnya.
"kalo lo masih gak percaya lo bisa tanyain mereka" tunjuk Vandy kepada sahabatnya.
"mereka saksi disaat gue bertekad buat berubah. Demi lo Alexa Razqya Faradiba" lanjutnya.
Alesa bertanya kepada Evan, apakah benar yang diucap kan oleh Vandy barusan?.
"bener. Vandy sekarang bukan lagi Vandy yang dulu, meskipun masih ada sikap yang bikin orang naik darah" jelas Evan.
Sekarang Alesa percaya atas apa yang dikatakan oleh Vandy, dia meminta Vandy agar memberinya waktu sebentar untuk memikirkan perkataan Vandy tadi. Dan Vandy memberinya waktu sampai malam hari.
Setelah kejadian itu, mereka kembali melanjutkan kegiatan mereka dengan lelucon dari Varo dan Vandy.
..........
Waktu menunjukkan pukul lima sore, itu artinya mereka harus pulang kerumahnya masing-masing.
Masalah liburan tadi akan dibahas digrub chat saja."eh ini ciwi-ciwi yang lainnya dianterin siapa? kan tadi mereka bareng gue naik taksi" ucap Letta.
"Alesa biar sama gue" ucap Vandy dan Alesa menyetujuinya.
"lah terus si Xena sama si gimana?" tanya Letta lagi.
"biar sama gue" ucap Tama.
"Zeva sama gue" ucap Varo.
"okeh kalo gitu gue mau pulang.. bye" pamit Letta kepada semuanya.
"gue duluan, gue udah punya janji soalnya" pamit Evan.
Tinggal lah tiga pasangan tadi, dengan perasaan yang berbeda. Yang satu sudah diungkapkan tapi belum ada kepastian, dan yang dua lagi belum diungkapkan tetapi masih dalam pendekatan.
Mereka berjalan beriringan kearah parkiran dan menjalankan motornya masing-masing ke tempat tujuan mereka.
Sedangkan pasangan yang satu ini sedang menikmati perjalanan sore yang sangat indah, dengan perasaan mereka yang bahagia.
"Gara" panggil Letta.
Gara menjawab dengan dengan deheman saja.
"aku pengen itu" tunjuk Letta.
"boleh berhenti dulu gak sebentar?" lanjutnya.Tanpa menjawab, Gara langsung membelokan motornya ke arah pedagang kaki lima yang sedang berdagang.
"mau apa tadi?" tanya Gara.
"mau itu" tunjuk Letta kepada penjual seblak.
"ayok" ajak Gara.
Letta mengikuti Gara yang berjalan terlebih dahulu didepannya. Lalu Gara menyuruh Letta untuk memesan apa yang dia mau.
"bu aku mau seblaknya yang paket puas ya.. pedesnya ekstra, sama pake kuah dikit" pesan Letta.
Gara yang mendengar Letta memesan dengan kadar kepedasan yang double pun langsung berdiri dan membatalkan pesanan Letta.
Gara meminta agar dibuatkan yang original saja."ish apaan si kok ori? kan aku maunya yang ekstra" pinta Letta.
"itu pedes sayang, gak boleh" ucap Gara sambil mengelus pucuk kepala Letta.
"kan pedes biasa itu" jawab Letta.
"oke pedes normal aja gimana?" tanya Gara.
"tap-" ucap Letta terpotong saat Gara berkata.
"iya atau nggak sama sekali?" ucap Gara.
"ish ya udah normal" pasrah Letta.
Gara pun memesankanya, dengan tambahan ori satu dan agak pedas satu.
"itu yang dua buat siapa?" tanya Letta.
"buat mama sama kak Caca" jawab Gara.
Letta mengangguk dan menunggu pesanannya siap.
Setelah pesanannya siap, Letta langsung kembali kerumahnya.
"yuhuu... aku pulang" teriak Letta
Gara kaget mendengar teriakan Letta, dia langsung menyenggol lengan Letta dan langsung menatapnya tajam.
Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan tidak jelas.
Mereka pun masuk dan langsung membuka seblak yang mereka beli, tetapi seblak yang tadi Gara beli untuk kakak dan mama Letta, Letta menruhnya dimeja makan karena mama dan kakak nya belum pulang.
Letta memakan seblaknya dengan ditemani Gara yang sedang bermain game.
______________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Ficção AdolescenteKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...