AngSa 38!

161 4 0
                                    

"arghhh" Angel mengerang kesakitan karena Xara tiba-tiba menyayatkan pisaunya kepaha Angel.

"enak kan? pasti enak lah" Xara kembali menyayat paha Angel dengan pisaunya.

Xara terus saja menyayat kulit Angel dan sempat memberikan tamparan keras terhadap Angel.

Sedangkan Evan dan Vandy yang melihat kejadian itu hanya tersenyum.

Jika ada yang bertanya kemana Varo? Dia sedang menjemput Xena, Alesa dan Zeva untuk pergi ke rumah sakit.

Orang tua Gara pun sudah diberitahu akan hal yang menimpa Letta. Bahkan Vino, ayah Gara sendiri membantu untuk melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib.

Orang tua Letta dan kakaknya pun telah diberitahu dan mereka langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan Letta.

"karya gue bagus juga ya" Xara memuji dirinya sendiri.

"eh bentar ada yang lupa" Xara menuliskan nama Angel pada pipi Angel.

Angel hanya pasrah terhadap apa yang telah Xara lakukan terhadapnya, karena jika dia melawan pun pasti akan dia yang menjadi sasarannya.

Xara melihat sebungkus garam yang terletak diatas meja dan dia mengambil garam itu lalu menaburkan nya pada luka sayatan yang ada di tubuh Angel.

Angel yang sudah tak tahan karena kulitnya sudah dipenuhi darah pun hanya bisa menangis dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"kenapa lo diem?" tanya Angel.

Angel masih diam tidak bersuara.

Xara menghampiri Evan yang sedang memperhatikannya dari jauh dan Evan tersenyum melihat apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu.

............

Suasana dirumah sakit semakin ramai karena kedatangan orang tua dari Letta dan Gara begitupun sahabat-sahabatnya.

"Gara gimana keadaan Letta?" mama Sarah bertanya dengan keadaan panik.

Semua orang disana terdiam untuk menunggu jawaban dari Gara.

"Letta sedang melakukan tindakan operasi tante" Tama yang menjawab pertanyaan itu.

Gara sendari tadi hanya diam tanpa menjawab semua pertanyaan yang ditujukan padanya.

Tiba-tiba papa Letta, yaitu Marvin mendekati Gara dan menepuk pundaknya.

"jangan sedih boy" ucap papa Marvin.

Gara mendongkak melihat kearah papa Marvin.

"maafin saya, saya gagal untuk jaga Letta" ucap Gara.

"gakpapa, ini sudah takdirnya. Kamu jangan menyalahkan diri sendiri" ayah Marvin kembali kepada istrinya.

Sedangkan Gara menghampiri bundanya dan memeluk bundanya dengan erat.

"bunda.. aku gagal bun" ucap Gara saat memeluk bunda Hana.

"bukan salah kamu sayang, kamu jangan nyalahin diri sendiri terus. Kita semua udah tau kejadiannya gimana" jelas bunda Hana.

"dan sekarang juga papa-nya Letta dan ayah kamu udah laporin semuanya sama pihak berwajib" lanjut bunda Hana.

Setelah itu mereka menunggu operasi Letta selesai.

Dua jam sudah operasi tersebut masih belum selesai, membuat mereka khawatir.

"kok belom selesai si?" tanya Xena kepada Tama.

"mungkin sebentar lagi, kamu tenang aja. Semoga semuanya baik-baik aja" ucap Tama.

Xena pun kembali bergabung dengan sahabatnya yang lain sampai kedatangan Xara mengalihkan perhatian mereka.

"keadaan Letta gimana?" Xara langsung bertanya kepada mereka.

"masih belom selesai operasinya" jawab Alesa.

Kemudian Evan menghampiri Gara dan memberitahukan bahwa Ray dan Angel sudah diurus oleh pihak yang berwajib.

Gara hanya mengangguk lalu dia kembali duduk.

Satu jam kemudian akhirnya operasi pun selesai.

Dokter keluar dengan raut wajah yang sulit diartikan.

Gara langsung menghampiri dokter tersebut lalu bertanya bagaimana keadaan Letta.

"dok keadaan Letta gimana?" tanya Gara.

"operasi berjalan dengan lancar. Namun, keadaannya masih belum sadar" ucap Radit.

"jika dalam waktu satu kali dua puluh empat jam Letta belum bangun, maka akan saya nyatakan koma. Karena detak jantunya masih lemah akibat luka tembakan itu" lanjut Radit.

Semua yang mendengar itu hanya bisa menangis tanpa bisa melakukan apapun selain berdo'a.

Mama Sarah masih menangis dipelukan suaminya, sama halnya dengan bunda Hana dan sahabat-sahabat Letta.

"baik lah saya permisi, dan pasien akan segera dipindahkan keruang rawat" pamit Radit.

Tiba-tiba Gara pergi meninggalkan keluarganya.

"itu Gara mau kemana?" tanya Caca.

"biarin aja kak, mungkin Gara butuh waktu buat semua ini" ucap Varo kepada Caca.

"buat kalian yang mau pulang, pulang aja dulu nanti kalian boleh kesini lagi" ucap Marvin kepada semuanya.

"yaudah om kita pulang dulu aja ya, nanti kita kesini lagi" pamit Vandy.

Lalu mereka pulang satu persatu dengan membawa pasangannya masing-masing.

Saat di parkiran, Alesa bertanya kepada Vandy. "eh tunggu.. kasus si Ray sama si Angel gimana?"

"semuanya udah beres. Ray abis dipukulin sama si Gara, dan di Angel habis disayat-sayat sama tuh anak" Vandy menunjuk kepada Xara yang sedang menggandeng lengan Evan.

"apa lu nunjuk-nunjuk gue?!" Xara bertanya dengan nada tinggi.

"selow aja mbak" ucap Vandy.

"lo bener nyayat si Angel Vi?" tanya Alesa.

"yoii" jawab Xara.

"njir serem amat" ucap Zeva.

"biasa aja itu mah" jawab Xara.

"njir biasa aja gak tuh" Alesa berteriak mendengar jawaban dari Xara.

"eh udah-udah, malu kita diliatin orang noh" Varo menunjukkan sekelilingnya.

"mening sekarang kita ke markas aja, ntar kita kesini lagi agak maleman" ajak Varo.

"kuyy lah gas keun" ucap Zeva.

"lah emang kalian mau ikut kemarkas?" tanya Vandy kepada para perempuan.

"ya ikut lah" jawab mereka semua dengan kompak.

Lalu mereka kembali kemarkas diikuti para anggota Tiger yang ikut ke rumah sakit.





_________________

bapau

jangan lupa komen, vote sama share iyaa

babaiii

AngSa (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang