AngSa 42!

156 5 0
                                    

Pagi ini Gara terbangun lebih awal karena suara deringan ponselnya ternyata Evan yang menghubungi Gara untuk menanyakan apakah dia akan bersekolah atau tidak.

Gara langsung bersiap meskipun dia akan berangkat agak siang.

Selesai Gara bersiap, Gara menghampiri Letta dengan keadaan yang masih sama seperti kemarin.

"pagi sayang" sapa Gara.

Gara duduk tapi sebelum itu dia mengecup dahi Letta.

"yang.. aku hari ini sekolah loh, kamu gak mau ikut apa?" Gara bertanya dengan tangan yang terus mengelus kepala Letta.

Gara kembali mengajak Letta berbicara, meskipun tanpa ada jawaban.

Sepertinya mengajak Letta berbicara akan menjadi kebiasaan barunya.

ceklekk

Pintu terbuka menampilkan sosok wanita dan satu pria dibelakangnya.

Mereka adalah orang tua Letta, mereka datang untuk menjaga Letta selama Gara bersekolah.

Gara sudah berjanji kepada dirinya sendiri bahwa dia akan terus menjaga Letta sampai Letta sadar dan sembuh.

"Gara" panggil papa Marvin.

Gara mendongkak lalu papa Marvin bertanya.

"kamu gak capek jagain Letta? kamu bahkan gak mau ada orang lain yang jagain Letta. Kamu juga nyuruh kita buat dirumah aja. Apa kamu gak capek?" tanya papa Marvin.

"saya gak akan pernah capek jagain Letta pa. Ini semua kelalaian saya, saya lalai jaga Letta dan ini sebagai rasa permintaan maaf saya buat Letta dan kalian" jawab Gara.

"dan saya nyuruh kalian buat diem dirumah karena saya gak mau kalian sakit atau kecapean, biar saya aja yang jagain Letta" lanjut Gara.

Orang tua Letta yang mendengar itu pun tersenyum mendengar jawaban dari Gara.

Mereka pikir Gara sudah memiliki rasa tanggung jawab yang sangat besar atas apa yang dia perbuat.

Setelah itu mama Sarah menyuruh Gara dan suaminya untuk sarapan sebelum mereka berangkat.

"ma kira-kira bunda kesini gak?" tanya Letta.

Karena Gara bertanya kepada bundanya tidak dijawab sama sekali.

"katanya si mau kesini abis pulang dari butik" jawab mama Sarah.

Lalu Gara pamit untuk pergi kesekolah dan tak lupa dia berpamitan dengan Letta.

"sayang aku berangkat iya, nanti pulang sekolah aku kesini lagi" pamit Gara.

"ma, pa aku pamit" pamit Gara dan orang tua Letta mengangguk.

Papa Marvin menghampiri putrinya yang sedang terbaring itu.

Tidak ada tanda-tanda Letta akan sadar.

"cantiknya papa gak mau bangun?" tanya papa Marvin.

"kita disini nungguin kamu loh. Papa liat Gara bener-bener sayang sama kamu nak. Kamu bangun sayang" ucap papa Marvin.

Lalu papa Marvin mengelus kepala Letta dan mengecupnya dengan sayang.

"papa mau ke kantor dulu ya sayang" pamit papa Marvin.

Papa Marvin menghampiri istrinya yang sendari tadi sedang memperhatikannya.

"sayang aku ke kantor dulu ya, nanti sore aku pulang kesini" pamit papa Marvin.

Sedangkan mama Sarah langsung menyalami tangan suaminya dan mengantarkan nya ke depan.

..........

Kini Gara telah sampai sekolah.
Seperti biasa Gara turun dari motornya dan menghampiri sahabat-sahabatnya yang telah berkumpul diparkiran.

"pagi bos" sapa Varo.

Gara hanya mengangguk saja sampai pertanyaan Evan membuatnya menoleh.

"keadaan Letta gimana?" tanya Evan.

"masih belom sadar" ucap Gara lirih.

"sabar.. ini ujian buat lo" ucap Tama sambil menepuk pundak Gara.

Gara mengangguk lalu mengajak mereka untuk masuk ke kelasnya masing-masing.

Hari ini Gara terlihat semakin banyak diam, meskipun sehari-hari memang Gara selalu diam. Tetapi sahabat-sahabatnya merasa Gara menjadi berbeda.

Setelah pembelajaran selesai Gara pergi ke kantin. Namun, Gara tidak memesan makanan, dia hanya memesan satu botol air mineral.

"gak pesen?" tanya Evan dan Gara hanya menggelengkan kepalanya.

Sedangkan para murid yang lain sedang membicarakan Gara yang sikapnya semakin dingin.

"itu Gara kok makin dingin ya?"

"katanya Letta koma gara-gara kena peluru yang seharusnya peluru itu kena sama si Angel"

"yah kasian Letta"

"Gara kayak kehilangan separuh nyawanya banget deh"

"Angel bener-bener jahat si"

"lah sekarang si Angelnya kemana?"

"si Angel dipenjara, sama keadaannya juga banyak luka sayatan. Katanya si yang bikin Angel gitu queen Ana"

"queen Ana siapa anjir?"

"kagak tau gue"

Semuanya sedang membicarakan Letta, Gara dan Angel. Mereka pun menanyakan siapa Queen Ana?.

Evan yang mendengar nama 'queen Ana' disebut pun hanya diam tanpa berkata apa-apa.

Bell masuk pun berbunyi membuat semua murid kembali ke kelasnya masing-masing.

Setelah pembelajaran selesai, Gara langsung pergi ke rumah sakit tanpa kemana-mana dulu, karena sekarang yang ada dipikirannya adalah gadisnya yaitu Letta.

"Van gue minta tolong semua urusan Tiger lo yang handle dulu selama gue masih jagain Letta" pinta Gara.

"lo tenang aja semuanya biar gue yang urus, yang terpenting sekarang adalah Letta" ucap Evan.

"thanks" Gara berterimakasih kepada Evan dan pamit kepada sahabat-sahabatnya yang lain.

"gue duluan. Nanti kalo kalian mau jenguk, dateng aja langsung" pesan Gara.

Lalu Gara langsung melajukan motornya ke rumah sakit demi bertemu dengan Letta.

"gue kasian sama si Gara" ucap Alesa.

"kenapa kasian?" Zeva bertanya kepada Alesa.

"liat aja dari tadi masuk sekolah, pas dikantin, trus barusan pulang yang ada dipikirannya cuman Letta" ucap Alesa.

"iya juga ya. Beruntung banget si Letta" ucap Xena.

"bukan beruntung lagi pokonya si Letta hebat deh bisa naklukin seorang Mehreen Pramudya Anggara yang selama ini gak pernah deket ataupun respon cewek selain Shaletta Aneisha Mehreen" ucap Vandy.

"masa iya?" tanya Zeva.

"bener. Tanya aja bunda Hana" ucap Varo.

Lalu mereka pulang ke rumah masing-masing dan sepertinya sore nanti mereka akan kembali menjenguk Letta.




_________________

bapau

jangan lupa komen, vote sama share iyaa

babaiii

AngSa (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang