Kini mereka telah sampai di salah satu mall. Kenapa mall? karena mereka akan makan di salah satu resto yang berada didalam mall tersebut.
"kita langsung makan apa belanja dulu?" tanya Alesa.
"eh gak ada belanja-belanja, kan niatnya juga kita mau makan. Inget MAU MAKAN BUKAN MAU BELANJA" ucap Vandy dengan menekan kata 'mau makan bukan mau belanja'.
"ish sirik aje lu markonah" Alesa menatap sinis kepada pacarnya itu.
"tuh mata pengen gue colok apa ha?!" ucap Vandy dan perkataannya itu dihiraukan oleh Alesa.
"huh kenapa si kalian gak pernah akur meskipun udah pacaran juga?" tanya Letta, karena dia tak habis fikir dengan mereka. Semenjak jadian mereka gak pernah akur sama sekali.
"tau tuh dia duluan bukan gue" Alesa membela dirinya sendiri.
"ap-" Vandy ingin berbicara tetapi terpotong oleh perkataan Gara.
"udah malu diliatin orang, sekarang kita masuk" mereka pun masuk dengan menggandeng pasangannya masing-masing.
Mereka sampai direstoran yang telah ditentukan dan mereka langsung memesan makanan mereka.
Sedangkan sepasang manusia berbeda alam. Eh berbeda jenis maksudnya, tengah memperhatikan Gara, Letta dan yang lainnya dari kejauhan.
Saat mereka asyik makan, tiba-tiba Letta berdiri dan meminta izin untuk pergi ke toilet.
"gue ke toilet bentar ya" izin Letta.
"mau gue anter?" Alesa mewarkan diri untuk mengantar Letta.
"gak usah, gue berani kok sendiri" tolak Letta.
Letta pun berjalan kearah toilet dan tidak dia sadari bahwa ada dua orang yang tengah mengikutinya.
Letta yang sedang mencuci tangannya dikagetkan dengan seorang perempuan yang tiba-tiba menyuntikkan sesuatu dilehernya.
"aww" Letta kaget karena perempuan itu tiba-tiba menyuntikan sesuatu kepadanya.
Saat Letta berbalik untuk melihat siapa yang melakukan itu kepadanya.
"A-angel?" ucap Letta.
Tak lama dari itu Letta langsung pingsan dan dia dibawa oleh seorang lelaki yang sedang menuggu didepan toilet itu.
Letta dibawa oleh kedua orang itu. Sebelum mereka membawa Letta mereka terlebih dahulu membuang tas yang Letta bawa.
Dilain sisi semua sahabatnya sedang khawatir karena sudah lima belas menit Letta tak kunjung kembali.
"dia kemana si kok belom balik lagi" ucap Xena.
Gara pun sama dia sedang berusaha menghubungi Letta tetapi tidak dijawab oleh Letta.
Gara tiba-tiba berdiri dan berlari kearah toilet wanita untuk mencari Letta.
Tapi saat dia masuk, dia tidak menemukan Letta.
Gara berusaha kembali menghubungi Letta tetapi dia mendengar suara deringan ponsel Letta yang tak jauh darinya.
Gara mengambil tas Letta dari dalam tong sampah dengan menelitinya lagi.
Sahabat Letta dan Gara menghampiri dan bertanya apakah Letta ada? tetapi Gara hanya menggeleng dan memberikan tas Letta kepada Alesa.
"terus sekarang dia kemana?" Xena panik karena tidak menemukan sahabatnya.
"Trivam Propofol" ucap Evan tiba-tiba.
Gara menoleh kearah Evan dan Evan membawa satu botol kecil Trivam Propofol.
Gara sudah tidak asing dengan obat itu, karena obat itu pun sering dia pakai ketika sedang menawan seorang tawanan dari musuhnya.
"lacak kalungnya" perintah Gara kepada Tama dan Tama langsung menjalankan perintahnya.
"rupanya mereka mau main-main sama gue" Gara menyeringai, membuat semua yang ada disana takut.
"markas" ucap Gara. Mereka pun pergi kemarkas.
"Trivam Propofol itu apa?" tanya Zeva kepada Xara.
"Trivam Propofol itu salah satu obat bius cair buatan asli jerman yang udah teruji kualitas dan keampuhannya untuk membuat seseorang tertidur dalam waktu yang singkat" jelas Silvia.
"kok lo bisa tau?" tanya Alesa.
"gini-gini juga gue jadi psikopat di luar negri" ucap Xara.
Jangan tanyakan lagi ekspresi Xena, Alesa dan Zeva. Mereka kaget mendengar peryataan Xara.
"kalian gak usah takut, gue gak akan tunjukin sisi psikopat gue kalo gak ada yang nyari masalah sama gue" ucap Xara sambil terkekeh.
Mereka pun melanjutkan perjalannya untuk pergi kemarkas.
Sesampainya dimarkas, langsung masuk kedalam ruangan khusus untuk mereka rapat dan para perempuan juga mengikutinya.
Sedangkan para anggota hanya diam, karena mereka sudah mengetahui apa yang terjadi.
Mereka berfikir bahwa Gara akan menunjukkan kembali sisi iblisnya yang selama ini dia simpan.
Tama yang sedang berusaha melacak keberadaan Letta dengan bantuan kalung yang Letta pakai.
Tiba-tiba suara deringan ponsel mengalihkan perhatian mereka.
Sedangkan Gara yang belum sadar bahwa yang berdering itu ponselnya masih diam dan tidak mengangkat telfon tersebut.
Evan berdiri dan mengangkat telfon tersebut lalu dia me-loudspeaker panggilan tersebut.
"gimana? kalian panik gak?" tanya seseorang yang menghubungi Gara.
Gara yang sangat mengenali suara itu pun tersadar dan berkata.
"Ray?" ucap Gara.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Roman pour AdolescentsKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...