AngSa 39!

164 3 0
                                    

Saat ini Gara sedang duduk ditaman sendirian. Dia sedang memikirkan kondisi Letta yang masih belum sadar.

Gara terus saja menyalahkan dirinya sendiri akibat kejadian yang menimpa Letta.

Gara bangkit dan berjalan menuju parkiran. Dia berniat ingin menghampiri Ray dan Angel, tapi sebelum itu Gara bertanya kedapa Evan tentang keberadaan mereka berdua.

Setelah mendapatkan informasi bahwa mereka berdua ada di kantor polisi, Gara pun langsung pergi kesana.

Gara mengendarai motornya dengan kecepatan penuh. Kenapa bisa ada motor? karena sebelumnya, Gara telah menyuruh salah satu anggotanya untuk mengantarkan motornya ke rumah sakit.

Sesampainya Gara dikantor polisi, dia langsung menghampiri sel tahanan tempat Ray ditahan untuk sementara.

"ngapain lo kesini?" tanya Ray saat tahu Gara datang.

Gara melihat kondisi Ray yang memakai kursi roda dengan luka lebam disekujur tubuhnya pun tersenyum.

"harusnya gue bunuh lo sekalian ya" Angga terus memperhatikan kondisi Ray.

"sampai kapan pun lo gak bisa habisin gue. Karena sebelum lo habisin gue, gue yang akan habisin orang yang paling lo sayang" ucap Ray membuat Gara kembali ingat dengan Letta.

Gara masih bisa menahan amarahnya, tetapi ucapan Ray yang satu ini membuat Gara hampir ingin memukul Ray lagi.

"dan gue berdo'a agar Letta gak selamat" ucap Ray membuat Gara semakin emosi.

Gara akan memukul Ray namun ditahan oleh seseorang.

"gak usah dipukul" ucap Vino. Ayah dari Gara.

"ayah?" Gara heran kenapa ayahnya bisa ada di sini.

"ayah disini buat ngurusin kasus penculikan Letta oleh manusia itu" tunjuk ayah Vino kepada Ray.

Gara hanya mengangguk saja, lalu dia meninggalkan ayahnya untuk menghampiri Angel.

Gara melihat Angel yang tengah duduk dikursi roda dengan badan yang penuh perban.

Saat melihat Gara, Angel langsung menatapnya penuh harap.

"Gara.. kamu mau bebasin aku kan? iya kan?" Angel bertanya tetapi Gara tidak meresponnya.

"Gara jawab, kamu bakal bebasin aku kan?" Angel bertanya lagi.

"gak akan pernah gue lepasin orang yang udah bikin Letta celaka" ucap Gara.

"dan ini semua gara-gara lo. Seharusnya lo yang dapet peluru gue, bukan Letta yang dapet. Ini semua gara-gara lo" tunjuk Gara dengan penuh emosi.

"kenapa si lo selalu aja belain Letta ha?! apa si hebatnya dia? apa!" tanya Angel.

"karena Letta adalah separuh nyawa gue, dia yang bisa bikin gue nyaman setelah bunda gue. Dan lo, lo udah bikin orang yang gue sayang dalam keadaan gak berdaya. Ini semua gara-gara lo" jawab Gara.

"kalo aja waktu itu lo gak berlindung dibalik punggung Letta, Letta gak akan gini" lanjutnya.

"lo gila karena Letta!" Angel berteriak didepan Gara.

"iya. Gue gila karena dia. Karena gue sayang sama dia, gue cinta sama dia!" jawab Gara.

"apa lo gak bisa bales cinta gue?" lirih Angel.

"menurut gue, lo gak cinta sama gue. Tapi lo obsesi sama gue. Lo terlalu ingin dapetin gue sampe semua hal lo lakuin demi dapetin gue, tapi nyatanya gue malah benci sama lo karena perbuatan lo itu" ucap Gara.

Angel terdiam mendengar perkataan Gara. Dia berfikir apakah benar apa yang dikatakan oleh Gara? apa dia hanya obsesi dengan Gara?.

Tapi Angel berusaha untuk menepis pikiran itu dan kembali memohon kepada Gara untuk membebaskannya.

"aku mohon lepasin aku" pinta Angel dengan wajah yang dibuat memelas.

Gara yang melihat itu merasa jijik dan dia langsung pergi dan berkata.

"gak akan pernah gue lepasin sampe kapanpun. Camkan itu" Gara meninggalkan Angel yang sedang terdiam melihat Gara yang pergi meninggalkannya.

Gara kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan Letta.

...........

Ceklek

Gara masuk kedalam ruangan Letta, disana ada bunda Hana, mama Sarah, papa Marvin dan kak Caca yang sedang menunggu Letta sadar.

"sayang kamu dari mana aja?" bunda Hana menghampiri Gara yang terlihat sangat berantakan.

Gara tidak menjawab, dia langsung menghampiri Letta yang terbaring diatas hospital bed dengan selang infus dan Elektrokargiograf (EKG), yaitu alat untuk mendeteksi denyut dan irama jantung.

Gara menggenggam tangan Letta dan mengecupnya.

"sayang.. maafin aku iya. Gara-gara aku, kamu jadi sakit gini. Coba aja waktu itu aku gak keluarin peluru aku, pasti kamh bakal selamat" ucap Gara kepada Letta yang masih memejamkan matanya.

Sedangkan semua orang yang melihat itu terharu dengan Gara yang terus meminta maaf kepada Letta.

Lalu Gara bangkit dan berkata.

"ma, pa, yah, bun, kak. Kalian pulang aja dulu, biar Letta aku yang jagain. Kalian bisa istirahat dirumah" ucap Gara.

"emang gakpapa nak?" tanya papa Marvin.

"iya gakpapa pa" jawab Gara.

"yaudah kalo gitu kita pamit pulang dulu ya. Papa nitip anak papa, tolong jagain dia" pinta papa Marvin.

Gara hanya mengangguk dan papa Marvin pulang tapi sebelum itu Caca memberikan nasihatnya.

"inget.. lo jangan nyalahin diri lo atas kejadian ini. Ini semua udah takdir" ucap Caca.

"tapi gue-" ucapan Gara terpotong saat Caca berkata.

"udah jangan nyalahin diri lo. Sekarang gue mau pulang dulu, nanti gue kesini lagi. Gue titip adek gue sama lo" ucap Caca.

Gara mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk pulang.

"sayang bunda pamit ya" pamit bunda Hana.

"iya bun. Eh tapi bunda pulang sama siapa?" tanya Gara.

"bunda pulang dianter Caca nak" ucap bunda Hana.

Gara hanya mengangguk dan mereka pun pulang.

Lalu Gara menghampiri Letta dan menelungkupkan kepalanya dibalik lipatan tangannya.



_________________

bapau

jangan lupa komen, vote sama share iyaa

babaiii

AngSa (END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang