Malam ini, Gara pulang terlebih dahulu kerumahnya untuk membawa baju seragam dan perlatan sekolah yang lainnya.
Letta dijaga oleh mama Sarah dan papa Marvin, karena bunda Hana dan ayah Vino pulang bersama Gara.
Saat ini, diruangan Letta ramai oleh sahabat Gara dan Letta.
"ma, pa Letta kapan sadarnya si?" tanya Zeva.
"papa gak tau, kita cuman bisa berdo'a aja supaya Letta cepet sadar" ucap papa Marvin.
"eh iya.. kalian udah makan belom?" tanya mama Sarah.
"belum" jawab mereka semua.
"yaudah kalo gitu mama sama papa keluar dulu mau nyari makan, mama titip Letta yaa" pamit mama Sarah.
Mereka semua mengangguk lalu kembali berbincang.
"Van si Xara kemana kok gak ikut?" tanya Varo.
"ngapain lo nanyain Ana?" Evan melirik Varo dengan tatapan tajamnya.
"selow kali boss, gue kan nanya doang" jawab Varo.
"dia lagi ada kerjaan buat bunuh orang" Evan menjawab dengan santainya.
"anjir serem amat kerjaannya si Xara" ucap Xena.
"emang kerjanya dimana?" tanya Alesa.
"disini, di Indonesia. Dia disuruh ke Bogor buat bantuin bokapnya" ucap Evan.
"lah berarti keluarganya juga psikopat?" tanya Alesa.
Evan mengangguk kemudian berkata.
"Cosa Nostra" ucap Evan.
"what? Cosa Nostra?" tanya Xena.
Semua orang disana kaget mendengar nama itu.
"gue baru tau kalo Cosa Nostra itu dari keluarga Xara. Tapi bukannya selama ini Cosa Nostra di Itali ya?" tanya Varo.
"mereka emang di Itali, tapi mereka juga punya anggota disini. Makanya jangan berani macem-macem sama mereka" ucap Evan.
"dan lo Van, lo kok bisa pacaran sama Xara? kan orang yang bisa masuk keluarga Cosa Nostra gak sembarang orang ya?" tanya Vandy.
"ceritanya panjang, yang pasti gue masuk keluarga Xara gak mudah. Banyak tantangan yang harus gue lakukan" jelas Evan.
"tantangannya apa?" tanya Zeva.
"gue harus bisa bela diri, terus gue pernah waktu itu disiksa dulu, dilatih buat bunuh orang, pokonya banyak yang gue lakuin demi gue bisa dapetin Xara. Dan pada akhirnya gue bisa dapetin Xara dengan semua perjuangan gue selama ini" jelas Evan.
"njir ngeri juga ya" Xena memeluk Tama yang berada disampingnya.
"keluarga lo gimana?" tanya Tama.
"keluarga gue dukung apapun yang gue mau selagi itu baik buat gue" ucap Evan.
Mereka hanya mengangguk sampai suara pintu terbuka mengalihkan perhatian mereka.
ceklek
Ternyata Gara datang dengan tas yang berada dipunggungnya dan satu tote bag baju gantinya.
"eh si bos dah sampe" sapa Varo.
Lalu Gara menghampiri sahabatnya dan bersalaman ala lelaki.
Kemudian dia menghampiri Letta dan menyapanya.
"hai sayang.. aku balik lagi.. hehe" Gara menyapa Letta dengan senyumannya.
Sedangkan sahabat-sahabatnya yang melihat itu terharu dengan perlakuan Gara.
"njir gue kok pen nangis ya liat si Gara kek gitu" ucap Xena.
"sama gue juga" ucap Alesa.
Lalu mereka memeluk pasangannya masing-masing dan menangis dipelukannya.
Gara mengecup dahi Letta lalu dia mengenggam tangan Letta yang masih dipasang selang infus.
"sayang nanti kalo kamu udah sadar, aku janji sama kamu bakal bawa kamu jalan-jalan kemana pun kamu mau. Tapi kamu harus sadar dulu" ucap Gara.
"liat deh tadi aku lewat ditoko kue yang biasa kamu beli dan aku beliin cheese cake buat kamu. Kamu gak mau bangun terus makan kuenya?" tanya Gara.
Sahabat-sahabat Letta dibuat semakin menangis melihat Gara yang sedang berusaha mengajak Letta berbicara.
Dan sahabat Gara pun sedang berusaha menenangkan pasangan mereka.
"kita hanya bisa berdo'a supaya Letta cepet sadar, cepet sembuh" ucap Evan.
Semuanya mengangguk dan melihat kemabali Gara yang sedang duduk sambil bercerita kepada Letta.
ceklekk
"eh udah ada Gara" ucap mama Sarah.
Gara berdiri dan menyalami mama Sarah dan papa Marvin.
"ayok kalian makan dulu" mama Sarah menyuruh semuanya makan.
"Gara kamu gak makan?" tanya mama Sarah.
"aku udah makan di rumah ma" jawab Gara.
Lalu Gara kembali duduk didekat Letta dan yang lain melanjutkan makan mereka.
Setelah mereka selesai makan, mereka pamit untuk pulang termasuk orang tua Letta yang harus pulang karena papa Marvin akan bekerja besok pagi.
"Gara mama sama papa titip Letta sama kamu yaa" ucap mama Sarah.
"mama pulang dulu, nanti pagi mama kesini pas kamu mau berangkat kesekolah" lanjutnya.
"iya mah pasti aku jagain Letta" ucap Gara dengan tegas.
"bro kita pamit dulu ya" pamit Tama mewakili semuanya.
Gara mengangguk dan mengantarkan orang tua Letta dan sahabatnya keluar.
Gara kembali duduk di samping hospital bed Letta dan melakukan kembali aktifitasnya, yaitu mengajak Letta berbicara meskipun tidak direspon sama sekali.
_________________
bapau
jangan lupa komen, vote sama share iyaa
babaiii
KAMU SEDANG MEMBACA
AngSa (END) ✔️
Teen FictionKisah seorang gadis yang tiba-tiba diklaim oleh seseorang yang tidak dia kenal. Pertemuan pertama mereka pada saat gadis tersebut hampir mengalami kecelakaan tetapi diselamatkan oleh seorang laki-laki yang di perkirakan seumur dengannya dan berada d...