BERAT

840 155 2
                                    

⚠️JANGAN LUPA VOTE!!!


ESOK...

Teng...

Pukul 11:00 waktu Istanbul, Turki. Keenan memarkirkan mobil di depan rumah. Dia keluar bersama sosok perempuan berparas cantik, berjalan menuju teras depan.

Kicauan burung pagi mulai hilang silih meneriknya panas matahari. Posisi bulatnya mentari sudah berada di angka jarum jam 11, menyapu daratan kota indah Istanbul dengan sinar yang tak terlalu panas. Suhu berada di titik 25 derajat celsius.

"Assalamualaikum!" 2 insan yang baru keluar dari mobil menyapa dari balik pintu yang terbuka.

Suara pelatuk sepatu pantofel milik Keenan sudah terdengar nyaring sebelum wujudnya muncul di depan sana.

Aku, Bang Armand, Mbak Regina, dan 4 Sobat Pria menjawab salam dengan serempak. Saat itu memang waktu kami menunggu di ruang depan seperti kemarin. Benakku sedikit terkejut mendapati sosok Ashima berdiri di samping Keenan. Dialah gadis cantik yang kumaksudkan tadi. Ternyata dia sudah ikut bersama Keenan sebelum datang menjemput kami. Tempat tinggal Ashima satu arah dengan jalan menuju rumah.

"Wah, Audrey, apa kabar?" Bang Armand diikuti Mbak Regina beranjak menghampiri Ashima di depan.

"Alhamdulillah baik. Kalian apa kabar?" balas Ashima sambil memeluk tubuh Mbak Regina.

Basa-basi berlangsung di depan sana. Aku dan 4 Sobat Pria hanya memandangi sambil duduk di sofa dalam. Ashima cantik sekali pagi ini, mengenakan kaos putih bermotif kartun yang diserasikan dengan celana panjang bergaris biru-putih.

Foto Ashima pagi itu :

Gadis itu tampak dewasa sekali, padahal usianya baru menginjak 18 tahun, hanya lebih tua 1 setengah tahun dariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu tampak dewasa sekali, padahal usianya baru menginjak 18 tahun, hanya lebih tua 1 setengah tahun dariku. Kelahirannya tak jauh dari hari kelahiran Azzam. Ashima lahir pada Januari 1999, sedangkan Azzam pada Desember 1998.

Ashima merupakan sahabat karib Mbak Regina. Mereka saling mengenal dari sebuah organisasi perkumpulan perempuan pecinta Indonesia di Istanbul. Keduanya tidak benar-benar berdarah asli Indonesia. Mbak Regina orang Polandia, sedangkan Ashima bercampur darah orang Rusia.

Meski demikian, Ashima dan Mbak Regina sangat mencintai Indonesia. Faktor utamanya adalah pengaruh keluarga. Ashima karena ayahnya dan Mbak Regina karena suaminya.

"Ini Audrey, sahabat Mbak Regina. Kalian kemarin sudah ketemu, ya? Beliau ini sudah Mbak Regina anggap sebagai adik Mbak Regina sendiri, sama seperti kalian." Mbak Regina memperkenalkan Ashima di depan kami. Hal yang sebenarnya tidak perlu disampaikan lagi.

DI MANA KUMENJEMPUT SURGA? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang