"Ayo, kenapa malah diam?" Kusir delman di depan memasang wajah heran.
Sekujur tubuhku mematung di tempat. Mulutku terkunci oleh perasaan bingung yang jauh melebihi ekspresi heran pak kusir delman. Tanganku seketika melesat membuka kembali kertas petunjuk pemberian Mbak Regina.
Oh Tuhan, berarti inilah langkah ke 4 yang ditulis oleh Mbak Regina. "Berjalan", hanya kata itu yang tertera di poin terakhir, tidak ada penjelasan, detail jarak, atau semacamnya, tidak seperti 3 poin lainnya yang disertakan dengan informasi tambahan.
Aku terdiam. Baiklah, tubuhku meluncur turun dari atas delman. Wajah kusir yang tadinya sedikit kesal dan tidak bersahabat kini malah berubah seperti prihatin, iba terhadapku.
Apa? Aku menaikkan satu alis.
"Maaf, Nak. Aku hanya bisa antar sampai sini. Tidak ada kusir delman sepertiku dan teman-temanku yang berani melewati daerah ini. Semua orang yang minta diantarkan ke tempat tujuan kau itu, hanya kami antarkan sampai sini. Berjalanlah ke depan sana, tidak terlalu jauh, kau akan sampai ke tempat tujuanmu. Aku baru pertama kali melihatmu. Jadi, berhati-hatilah jika kau orang baru." Kusir delman menatapku dingin, telunjuknya mengacung ke arah depan.
"Berapa jauh?" Aku menatap penasaran.
"Berjalanlah saja. Aku bahkan sebenarnya belum pernah ke tempat tujuanmu itu. Kata kawanku yang pernah ke sana, jaraknya tidak terlalu jauh. Itu saja yang kutahu." Kusir delman menjawab.
Aku menghela napas. Bahkan jawaban kusir delman ini sama dengan yang ditulis Mbak Regina di kertas, "berjalan". Apa jangan-jangan Mbak Regina ternyata juga belum pernah ke kampung halaman Ashima? Sama halnya seperti kusir delman ini, hanya tahu dari kawan-kawannya?
Aku menyerahkan selembar uang 10 lira, tidak banyak bicara, langsung menarik tas ke punggung, lantas berjalan meninggalkan delman ke arah depan.
Hutan musim yang harus kulalui ini sebenarnya tampak indah, pohon pinus berjejer rapi seperti sengaja dipersusunkan. Dedaunan kering berguguran menghasilkan nuansa tenang, indah, menawan. Tapi siapalah manusia awam sepertiku yang tidak takut jika harus menelusur hutan sendirian tanpa ada persiapan?
Ilustrasi hutan musim yang Kahfi lewati :
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tidak ada keterangan dalam kertas petunjuk kalau langkah ke 4 adalah berjalan sendiri di tengah hutan. Bagaimanalah kalau ada hewan buas yang tiba-tiba bertemu di tengah jalan? Atau tiba-tiba muncul segerombol babi hutan yang hobi mengejar mangsa menggebu-gebu?