⚠️JANGAN LUPA VOTE!!!
•
•
•Jantungku berdetak begitu kencang. Matahari sudah berada tepat di atas hamparan kehidupan Kota Istanbul. Keputusan itu akhirnya kubulatkan 1 jam setelah Ashima mengajukan permohonan rumitnya dan 1 jam sebelum Mbak Regina terbangun.
Dengan bahasa Turki yang belum begitu kukuasai, aku memberanikan diri menjalankan rencana penuh risiko demi perempuan di ranjang rawat itu.
Tubuhku beranjak menemui dokter secara diam-diam pukul 08:00 pagi saat yang lain tengah sibuk menghabiskan sarapan buatan Ghava dan Jenderal. Kusampaikan kepada dokter seluruh alasan-alasan penuh kebohongan itu. Hatiku gelisah ketika mengatakannya. Rasanya hingga siang ini, akulah makhluk paling hina jika keputusan itu berbanding terbalik dari yang Ashima terangkan tadi malam.
Sulit untuk meyakinkan kepercayaan dokter. Bagaimana tidak sulit, alasan yang kuberikan saja adalah pertengkaran dengan orang mabuk. Dan jelas dokter adalah masyarakat lokal. Dia lebih tahu seluk-beluk tentang kotanya, tentang penduduk-penduduk kotanya.
Hingga akhirnya rasa penasaran dokter berada di puncak, dia memutuskan langsung bertanya detail kejadian kepada Ashima. Aku terkejut melihat Ashima begitu cepat menjawab satu-persatu pertanyaan dokter dengan sangat lancar, tanpa sedikit pun corak kebohongan yang terpancar di wajahnya, kata-katanya.
Semua alasan penuh kebohongan yang berawal meluncur dari mulutku dengan cepat tersebar. Kini tak ada lagi yang berpikir negatif tentang kejadian menakutkan kemarin. Bahkan Ashima menjelaskan satu persatu dengan sangat meyakinkan kepada Bang Armand, Mbak Regina, Gheisa, hingga rekan kerjanya yang datang membesuk.
Aku hanya diam, mendengarkan penjelasan penuh kebohongan yang Ashima terangkan kepada siapa pun yang datang ke ruang rawatnya. Semua yang telah diputuskan dan direncanakan bersama Ashima dari pukul 03:00 dini hari tadi hingga saat ini adalah tanggung jawabku, namun tak ada satu pun orang yang menyadarinya.
Kini semua orang menyangka bahwa luka di tubuh Ashima disebabkan oleh pertengkaran. Sebuah pertengkaran dengan orang mabuk yang secara tidak sadar mencoba mengganggu Ashima ketika gadis itu dalam perjalanan menuju sekolah anak-anak, dan berakhir menjadi pertengkaran besar karena Ashima memberontak. Tapi sungguh seluruh cerita itu adalah kebohongan. Kebohongan yang kuciptakan pertama kali ketika menemui dokter pukul 08:00 tadi.
Sungguh betapa kejinya aku jika keputusan ini adalah jalan yang salah. Dan entah berapa besar kutukan Tuhan yang akan datang padaku atas kebohongan yang kini terus menyalur dari mulut ke mulut itu. Oh Tuhan, sungguh maafkan aku.
^^^
Pukul 01:30 siang usai makan siang, Ashima telah diperizinkan pulang. Secepat itu. Gadis itu memohon kepada dokter karena alasan rindu pada ibunya. Dokter yang merasa alasan itu wajar dari faktor psikis yang disebabkan oleh kejadian kemarin tanpa pikir panjang mengizinkan.
Persoalan dengan orang mabuk itu selalu Ashima kesampingkan di depan dokter dengan alasan bahwa hal itu terjadi tanpa sengaja dan dia telah memaafkannya. Luka di tubuh Ashima pun sebenarnya dapat sembuh tanpa harus ditangani di rumah sakit. Gadis itu ditahan di ruang rawat sejak kemarin karena dokter mengira kejadian yang dialaminya begitu menyeramkan dan perlu ditangani lebih lanjut.
Tapi memang itulah kenyataannya. Kejadian yang Ashima alami bahkan lebih dari sekedar sangat m-e-n-y-e-r-a-m-k-a-n. Seluruhnya hanya ditutupi oleh alasan penuh kebohongan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/285291447-288-k901496.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DI MANA KUMENJEMPUT SURGA? (SELESAI)
Spiritual"𝘼𝙥𝙖 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣 𝙖𝙠𝙪 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙖𝙗𝙙𝙞 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙖𝙠 𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙙𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩? 𝘼𝙩𝙖𝙪 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙝𝙖𝙣𝙮𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙙𝙞𝙖𝙢 𝙙𝙞 𝙩𝙚𝙢𝙥𝙖𝙩? 𝘼𝙩𝙖𝙪 𝙢𝙪𝙣𝙜𝙠𝙞𝙣𝙠𝙖𝙝 𝙥𝙖𝙙𝙖 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣 𝙮𝙖𝙣...