Alolaaa~~
Apa kabar guys?Suasana kosan sunyi banget, ada beberapa faktor yang bikin mereka begini. Pertama, karna masih sibuk ngurus pendaftaran Wisuda setelah berbulan-bulan ngurus skripsi dan ujian sana-sini, Kedua adalah masalah yang terjadi dari 3 hari yang lalu.
Iya bener, udah 3 hari tapi suasana belum baik juga. Anak kosan yang emang kena dampaknya jadi lebih sering di dalam kamar, atau jalan-jalan keluar sama pacar masing-masing kalau ngerasa lagi bosen banget dan nggak sibuk.
Kali ini Jennie duduk di ruang tengah dengan tatapan bosan. Sejujurnya, dia nggak nyaman sama suasana kosan yang kayak gini, penghuninya seakan-akan kayak nggak saling kenal.
Kalo di tanya Jennie ada di pihak siapa, tentu aja di pihak Chanmi. Jawabannya simple, sama kayak pemikiran Woozi yang bilang kalau itu bukan berita buruk.
Jennie juga nggak bisa membetulkan perbuatan Rowoon sama Chanmi, tapi yaa mau gimana lagi orang udah terlanjur jadi. Lagian, Rowoon sama Chanmi nggak sepenuhnya salah, mereka ngelakuin itu dengan sadar dan saling mencintai. Berita itu bukan buat di cela, anak yang ada di dalam kandungan Chanmi itu bukan musibah.
Oke kalau Rowoon sama Chanmi pacarannya sampe keterlaluan, tapi bukannya wajar karna mereka punya nafsu? Walau salah karna mereka nggak ngendaliin itu, Mereka udah dewasa dan punya pikiran.
Selagi Rowoon tanggung jawab, menurut Jennie nggak ada lagi yang harus di khawatirkan.
"Ah, ribet sialan!!" racau Jennie setengah teriak.
Dita yang ada di dapur nengok ke ruang tengah. "kenapa Jen?"
Jennie nengok ke Dita, gatau juga sih dia mau ngomong apa. Mau jelasin tuh rasanya kayak males gitu, karna keburu kesel sama suasana suram, sunyi dan panas di rumah ini.
Dita jalan nyamperin Jennie sambil bawa es teh manis pake es batu, dia tuh tadi lagi buat ini karena ngerasa pengen yang seger-seger.
"Makasih Dit," kata Jennie setelah nerima segelas es teh itu.
"Lagian, kamu kenapa sih tiba-tiba teriak kayak tadi?" tanya Dita dengan pertanyaan yang sama kayak tadi.
Jennie menghembuskan napas lelah. "Lo cape nggak sih sama suasana rumah ini?"
"Karna masalah 3 hari lalu yaa? Hmm iya aku ngerasa kok," jawab Dita santai.
"Terus Lo ada di pihak siapa?"
Dita mikir bentar. "kayaknya, aku tim netral deh Jen. Biar gimanapun aku tuan rumah disini, dan kalau sampe mbak aku tau aku memihak salah satu, aku bisa dimarahi."
"Tapi perasaan Lo sendiri, lebih condong ke siapa?"
Jennie natap Dita penuh harap, semoga Dita satu pemikiran sama dia sih.
"Aku tetep ngerasa netral sih, heheheh."
Jawaban Dita nggak bikin Jennie puas, nggak salah juga sih Dita ngasih pendapatnya.
"Kita nggak bisa biarin masalah ini berlarut-larut, harus ada titik terangnya," kata Jennie yang di balas anggukan Dita.
"GUYS, LISTEN PLEASE.. BISA KITA NGOBROL BARENG DULU NGGAK?!" teriak Jennie menggelar.
Zelo adalah orang yang duluan buka pintu dan keluar dari kamar, Cewe-cewe yang lantai atas juga keliatan batang idungnya dan turun ke bawah. Terus ngumpul begitu sampe akhirnya full tim.
Jennie sebagai orang yang ngumpulin mereka, ngerasa puas udah ada Hayoung juga Chanmi, dua pemeran utama di masalah kali ini.
"Jujur, jujur banget ini mah, gue nggak nyaman sama suasana ini," kata Jennie pelan.
"Bukan gue yang bikin nggak nyaman," sambung Hayoung cepat, matanya natap Chanmi yang udah dari tadi nunduk.
Joy menghela napas kasar. "Hay, sadar nggak sih kalo masalah ini tambah besar gara-gara Lo?!"
"Kok gue? Bukan gue yang hamil, kenapa jadi salah gue?!" Hayoung ngomong udah sambil teriak dikit nih, Joy yang ngomong pelan malah kepancing emosi.
Suasana tiba-tiba jadi panas dan nggak enak banget, bahkan Sana udah sembunyi di samping Yujin karna ngerasa Hayoung sama Joy bakal pecah.
"Kalo Lo nggak egois dan nerima berita Chanmi, masalah ini nggak bakal panjang!"
Hayoung berdiri dan natap Joy marah. "Egois Lo bilang? Heh, Joy! Dengerin yaa, gue kayak gini karna dia, kalo dia sama pacarnya nggak ngelakuin itu di Kosan ini, gue nggak bakalan kecewa. Emangnya kenapa sih nahan hawa nafsu sampe bulan depan? Kenapa harus lakuinnya di kosan ini dan bikin kosan ini jadi menjijikan!?"
"Lo sok-sokan bilang menjijikan? Omongan Lo itu yang menjijikan! Hayoung, Berita ini gada sangkut pautnya sama Lo, nggak bikin Lo rugi, buat apa Lo sampe marah dan musuhin satu kosan?! Hay, gue ngehargai Lo karna Lo rawat kita semua kayak anak Lo sendiri, tapi sekarang gue kecewa sama tingkah Lo yang kekanakan-kanakan gini."
Hayoung ketawa hambar. "Lo belain dia terus yaa Joy, kenapa? Karna Lo udah pernah ngelakuin itu juga? Berapa kali?"
"HAYOUNG, LO KETERLALUAN!!" teriak Joy marah, matanya bahkan udah merah karna air mata yang maksa keluar. Baru aja Joy mau maju dan jambak, Changkyun langsung nangkep tangannya dan tenangin dia.
Hayoung nggak perduli dan milih buat pergi dari lingkaran itu, tapi Chanmi berdiri dan nahan tangan Hayoung.
"Hayoung, maafin gue. Gue tau gue sal--"
"Lepasin gue Chanmi?!"
Hayoung nyingkirin tangan Chanmi dan dorong tubuh Chanmi biar menjauh dari dia. Tapi dorongan itu kuat banget, sampe Chanmi jatuh ke lantai.
Bruk!!
"Aww!!"
"CHANMI!!!"
Rowoon nyamperin Chanmi yang memang perutnya.
"Rowoon, perut aku sakit. Anak kita..."
Tanpa ba-bi-bu, Rowoon langsung angkat Chanmi dan bawa dia lari keluar di susul Zelo yang langsung nyambar kunci mobilnya, yang lain juga sama paniknya.
Buru-buru mereka nyusul dengan ngambil kunci motor masing-masing di dalam kamar.
Hayoung masih berdiri sambil natap nanar pintu depan, dia syok karna suasana yang terjadi. Dia nggak sengaja.
Jennie lewat di depannya yang bikin Hayoung nahan tangan cewe itu. "Jen... Gue.. "
"Kalo nggak suka, nggak gini juga tolol."
Jennie langsung pergi nyusul yang lain tanpa noleh lagi ke belakang. Sekarang di kosan ini cuma ada Hayoung, sendirian. Bahkan Zelo nggak ada.
Rela nggak kalau Satu Nusa pisahnya sambil marahan?
Aku sih enggak Rela yaa, lebih tepatnya nggak rela Satu Nusa pisah😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Nusa (✓)
Фанфик96line🌻 "Saling menghargai adalah kunci hidup damai." -SatuNusa