4. Hari Penantian

949 216 288
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Happy Reading man-teman🌻

Semoga kalian suka♡....
-
-
-


"Bukan perihal status ataupun jabatan, tapi tanggung jawab"

Seorang cowok yang terbalut dengan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih, sedari tadi ia mondar-mandir di dalam kamarnya dengan raut wajah yang nampak gelisah. Mulai hari ini dipastikan hidupnya tidak kan tenang karena hari-harinya akan selalu ada seorang cewek jutek, pikir Alres.

Ceklek!

Pintu kamar terbuka dan menampilkan seorang wanita paruh baya yang mengenakan kebaya berwarna biru laut, terlihat cantik itulah kata yang pantas untuknya saat ini.

"Ada apa Ma?" tanya Alres.

"Ayo turun, sebentar lagi pengantin perempuannya datang," ucap wanita paruh baya yang di panggil dengan sebutan mama.

"Kenapa gak diundur atau dibatalin aja sih Ma?" tanya Alres dengan wajah memelas.

"Sembarangan aja kamu!"

"Atau di ganti perempuan lainnya, Ma,"

"Kamu gak usah khawatir mama sama papa udah milihin calon yang pas buat kamu, dia baik, pokoknya dia yang terbaik buat kamu."

Terbaik apanya, orang dia hobinya ngehukum gue~Batin Alres.

"Udah jangan kelamaan mikir, ayo turun," ucap mama Rani sembari menggandeng tangan putranya.

Alres dan mamanya berjalan menuruni anak tangga menuju ke lantai bawah yang sudah ada penghulu dan juga pengantin wanitanya beserta keluarga.

"Pernikahan apaan sepi banget," gumam Alres yang masih di dengar Rani.

Alres pikir pernikahannya diadakan di sebuah gedung yang megah, banyak tamu undangan yang datang dan juga semua temanya ikut datang untuk meramaikannya. Tapi ternyata pikirannya itu salah, pernikahannya jauh dari kata ramai dan teman teman Alres satu pun tidak ada yang datang. Pernikahannya hanya dihadiri keluarga besarnya dan keluarga besar calon istrinya.

Pletak!

"Kalo punya otak tuh digunain, jangan cuma buat isian kepala," cibir Rani setelah menyentil kepala Alres.

"Hemm," jawab Alres dengan deheman.

Bokap gue kenapa mau aja nikah sama titisan nenek sihir ~Batin Alres

"Jangan ngatain orang tua, durhaka kamu sama orang tua," ucap Rani ketika mereka sudah di lantai bawah.

Ternyata nyokap gue cenayang, diem Al diem nanti orangnya tau ~Batin Alres pada dirinya sendiri

"Nah pintar sekarang duduk, diam dengerin pak penghulunya." Ucap Rani lalu duduk tak jauh dari Alres dan yang lainnya.

"Giman nak Alres sudah siap?" Tanya pak penghulu.

"A-anu pak," jawab Alres bingung.

"Gimana sudah siap?" tanya pak penghulu sekali lagi.

"Udah pak udah sah," jawab Alres dengan enteng yang membuat mereka semua tertawa.

"Apanya yang sah? Orang saya aja belum ngomong apa-apa," ucap pak penghulu dengan menahan tawanya.

Alres pun mulai menjabat tangan pak penghulu dengan menutup matanya lalu mengambil napas dalam dalam dan, damn!

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang