48. Pengakuan

154 8 2
                                    

Assalamualaikum

Hallo guys?

How's your day?

Ambil yang baik buang yang buruk

Yuk tinggalkan jejak

Semoga kalian suka

Happy reading
-
-
-

“Emang kesalahan lo apa?” Giliran Adit yang bertanya dengan sorot mata tak bersahabat.

Teman-teman Alres telah berkumpul, seolah menunggu jawaban dari semua teka-teki yang terus mengganggu pikiran. Menurut mereka apapun jawaban Agnes mungkin akan membantu memecah salah satu teka-teki dari sekian banyak teka-teki yang sulit dipecahkan. Meski sedikit, setidaknya membantu meringankan.

“Sebelum gue paksa mending lo jawab sendiri, karena gue nggak mau sepupu lo ini sok jadi pahlawan,” tekan Gilang pada tiga katak terakhir.

“Cepet jawab nggak usah lelet,” sahut Beno setelah memasukkan roti terakhirnya ke dalam mulut.

“Cantik-cantik lemot,” ejek Raka yang sedari tadi ingin menemui pujaan hatinya-Bella.

Dari semua celaan itu Agnes hanya terdiam, seolah menimang kalimat apa yang akan ia bicarakan. Seolah ragu menceritakan sesuatu yang sudah ia ketahui sejak lama, ia juga ragu dari mana ia akan menceritakan. Ia takut pada seseorang jika ia menceritakan hal ini, tapi disatu sisi ia merasa bersalah dan ingin menguak kebenarannya.

“Gue pikir lo nggak bisu, jadi cepet jawab!” sentak Alres setelah melerai rangkulannya pada Dira.

Kedua mata Aganes memejam sesaat setelah mendengar sentakan Alres. “G-gue-”

“Gue apa anjing, lo kalau ngomong jangan setengah-setengah!” potong Alres sudah tidak bisa menahan emosinya.

Raja maju selangkah guna menyembunyikan Agnes di belakang tubuhnya. “Dia nggak tuli buat denger omongan kasar lo!”

“Nggak tuli? Kalau nggak tuli kenapa diam aja, apa dia bisu?”

Tidak, Raja tidak bisa menahan emosinya jika ada seseorang yang berani mengganggu hidup sepupunya itu. Pasalnya tidak ada seseorang yang mengenal sepupunya dengan baik selain dirinya, dan Raja juga benci ada seorang cowok yang berani kasar terhadap seorang perempuan. Menurut Raja, seorang cowok yang berani bermain kasar sama seorang cewek adalah pengecut.

Kedua tangan Raja mencengkeram kerah baju Alres. “Coba ulangi lo bilang apa?”

“Lepasin, Ja,” lerai Agnes menarik ujung baju Raja.

Agnes menarik napasnya dalam, seolah ia telah siap mengatakan sesuatu. Entah itu sesuatu menyenangkan atau tidak.

“Gue tahu, gue tahu masalah Alres sama Bang Gevan. Bang Gevan sendiri yang cerita ke gue kalau dia pernah masuk penjara karena Alres.”

“Tapi ternyata ucapan Bang Gevan itu salah, bukan Alres yang laporin ke polisi. Dan sampai sekarang Bang Gevan belum tau kebenaran siapa yang udah ngelaporin dia kepolisi,” ucap Agnes membuat Gilang tersenyum miring.

“Sesuai dugaan,” gumam Gilang.

Saat mendengar pengakuan Mamanya Agnes di taman muncul beberapa dugaan di kepala Gilang. Ditambah Agnes mengaku sendiri jika ia tidak tahu masalah Gevan dan Alres meski diantara mereka tidak ada yang menanyakan hal itu pada Agnes. Gilang pikir Agnes tidak mungkin mengatakan hal itu tanpa alasan, dan Gilang pikir mungkin Agnes tengah berada dibawaha tekanan.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang