9. Marah?

770 180 211
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Assalamu'alaikum Readers🙏

Semoga kalian suka♥
-
-
-

    Alres sibuk mondar-mandir di dalam rumahnya dengan perasaan khawatir, jam sudah menunjukan pukul 20.30 wib tapi Dira belum pulang dari sekolah. Sebelumnya Alres sudah mengajak Dira untuk pulang bareng, tapi karena Dira ada urusan ia menolak untuk pulang bareng. Alres sudah mentelfon nomor Dira berkali-kali tapi yang menjawab hanya suara operator. Alres juga sudah mencoba telfon teman-teman Dira tapi mereka tidak mengetahui keberadaan Dira.

“Apa gue ke rumah ayah sama bunda?” monolog Alres pada dirinya sendiri.

“Nggak, nggak. Yang ada mereka khawatir,” lanjutnya.

Alres membuka ponselnya untuk menghubungi seseorang, tak lama telepon itu pun tersambung.

“Hallo, ada yang bisa dibanting?” ucap seseorang dari seberang.

“Ada, lo yang harus dibanting,” jawab Alres seenaknya.

“Eits, enak aja lo main banting gue. Kalo gue dibanting apa kata cewek-cewek gue? Yang ada mereka pada menjauh.  Terus apa kata dunia kalo Raka yang ganteng ini nggak punya cewek?” cerocos Raka dari seberang.

“Udah? Udah ngomongnya? Sekarang giliran gue yang ngomong.”

“Lo dari tadi udah ngomong, dodol,” sahut Raka

“Lo tau Dira ada dimana?”

“Ya di rumah lo lah, dia kan istri-” suara Raka terpotong karena Alres menutup sambungan telfon sepihak.

Suara derum motor membuat Alres mengalihkan atensinya. Alres menatap pengendara motor itu dari jendela sembari mengepalkan tangannya. Di sana ada Dira yang pulang diantar Raja menggunakan motor.

“Jam berapa?” tanya Alres dingin.

“Jam sembilan kurang lima belas menit,” jawab Dira yang belum mengerti keadaan Alres.

“Itu artinya?”

Dira yang sadar akan aura dingin Alres hanya menunduk dan tidak berani menjawab pertanyaan Alres. Baru kali ini Dira merasakan aura yang tidak seperti biasa.

“Emang gue dibawah? Nggak usah nunduk!” Titah Alres.

Dira membeku ditempatnya dan tak bergeming sedikit pun.

“Gue bilang tatap gue!” Ucap Alres sembari mengangkat dagu Dira agar menatapanya.

“Pulang malem dan diantar cowok?” tanya Alres penuh penekanan.

Sorry.”

“Mulai sekarang lo kalo kemana-mana harus izin gue,” balas Alres dengan nada dingin, tidak seperti Alres biasanya.

Setelah mengatakan itu Alres pergi ke kamar dengan perasaan yang sulit diartikan. Entah kenapa mood Alres semakin kacau ketika melihat Dira diantar pulang oleh Raja.

Gue kenapa sih? ~Batin Alres yang tidak tahu dengan perasaanya sendiri.

Dia marah? ~Batin Dira menatap punggung Alres yang kian menjauh.

Dira mengangkat bahunya dengan acuh, ia tidak mau memikirkan hal itu.

Setelah melakukan ritual mandinya Dira keluar kamar untuk membuatkan makan malam, sudah menjadi kebiasannya untuk mengurus rumah dan juga mengurus Alres. Dira menatap Alres yang tengah duduk di sofa sembari memainkan ponselnya.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang