7. Sebuah Misi

740 184 167
                                    

Assalamu'alaikum man teman🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Assalamu'alaikum man teman🙏

Kalian apa kabar?

Semoga kalian suka♥
-
-
-

“satu titik warna hitam akan lebih terlihat dominan di mata manusia dari sekian banyak warna putih yang mendominasi”

“Tumben kalian datangnya pagi,” ucap pria paruh baya sembari membuka gerbang.

“Ya Allah pak, datang telat salah datang pagi juga salah,” jawab seorang laki-laki yang memakai seragam sekolah lengkap.

Seorang laki-laki itu adalah Raka dan di sebelahnya adalah Beno. Entah ada angin apa yang membuat mereka datang di pagi-pagi buta seperti ini. Karena pasalnya mereka akan datang saat gerbang sudah ditutup rapat, dan memaksa pak satpam untuk membukanya.

“Kalo datang pagi nggak salah, tapi pasti ada yang mau kalian lakukan,” tebak pria paruh baya itu yang tak lain adalah pak Hamdan.

“Astagfirullah, nggak boleh suudzon gitu pak,” Sahut Beno.

“Yaudah buru kalian masuk, kok malah pada disini,” balas Pak Hamdan.

“Iya makasih pak,” seru Raka dan Beno serempak, lalu senyum mengembang terukir diwajah keduanya.

Kini mereka berdua tengah berjalan di koridor dengan memasang mata dan telinga baik-baik sembari celingukan ke kanan dan ke kiri. Sepertinya mereka akan melakukan sesuatu yang biasa mereka lakukan. Dan tentunya hal itu akan membuat orang lain emosi.

“Rak, cepet lo telpon si bos sama Adit,” suruh Beno pada Raka yang berjalan di sebelahnya.

“Adit udah gue telpon tapi Si bos ponselnya nggak aktif,” Jelas Raka sembari memunjukkan ponselnya.

“Udah kita lanjut aja keburu yang punya datang.”

Ekhem!

Saat mereka berdua akan melanjutkan jalannya tiba-tiba ada suara deheman seseorang dari arah belakang mereka, mereka menduga kalo deheman itu adalah deheman seorang laki-laki. Hal itu justru mmebuat keduanya terpaku di tempat.

Mampus, suara siapa anjir!~Batin Beno.

Kayak nggak asing~Batin Raka.

“Mampus, bisa ketahuan kita,” bisik Beno tanpa menoleh ke belakang.

“Lo sih, lama,” balas Raka pelan tapi masih terdengar jelas di indra pendengaran Beno.

“Lah kok gue, itu salah lo juga ogeb!” sahut Beno seolah tidak terima dengan ucapan Raka.

Cosplay jadi patung, dek?” ucap sesorang dari arah belakang mereka sembari merangkul pundak Raka dan Beno.

Mendengar suara yang tak asing di indra pendengaran mereka membuat mereka berdua sontak menoleh dan mendapati seseorang yang ternyata adalah temannya mereka. Saat itu juga Raka dan Beno menepuk dahinya masing-masing, hati sudah bergemetar ternyata yang datang adalah teman ya sendiri.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang