Assalamu'alaikum
Hallo guys
Kalian apa kabar?
Happy reading
-
-
-Disisi lain, Dira merasa kesal dengan Raja yang bersikap sangat manis, terlebih tangan Raja tidak sopan dengan menyentuh pipinya tanpa izin. Namun, Raja mengatakan jika rambut Dira ada yang rontok di pipinya hingga Raja terpaksa mengmbilnya. Tapi, apa mungkin itu alasan logis untuk menyentuh pipi Dira dengan ekspresi gemas?
Dira mengenal Raja semenjak mereka kelas 10 karena sesama anggota OSIS. Dan mereka mungkin sudah mengetahui sifat baik atau pun buruk diantara mereka, namun itu juga tidak menutup kemungkinan jika Raha masih menyembunyikan sifat aslinya.
Manusia bisa berpura-pura atau pun berubah selayaknya bunglon yang mengubah warna tubuhnya.
“Cepet, lo harus liat Alres ngebully Agnes,” ucap siswi berambut curly kepada temannya yang tengah ia tarik.
“Alres ngebully Agnes? Gila tuh cowok, mau kaget tapi itu Alres,” balas temannya yang di tarik.
“Makanya aneh kan Alres ngebully cewek, biasanya juga yang dia usilin itu sesama cowok.”
“Tapi di mana?”
“Di kamar mandi cewek, tapi Alres nggak bawa antek-anteknya.”
Gosip beberapa cewek sengakatannya itu membuat Dira menatap Raja, seolah Dira menunggu respon Raja. Jika Raja merespon, mungkin dugaannya benar. Tapi jika Raja tidak meresponnya, berarti dugaannya salah.
Terdengar cukup simpel.
Tapi menjawab semua dugaan dan kemungkinan yang bisa terjadi.
“Eh lo tadi mau ngajak makan bareng kan?” tanya Raja bersikap normal.
“Iya, udah agak sepi kantinnya.”
“Tapi lo nggak mau liat Alres yang berulah lagi?” tanya Raja menghentikan langkahnya.
“Nggak, lagian dia juga sering bikin ulah. Jadi buat apa?” balas Dira bersikap acuh.
Dira melirik Raja yang seolah tengah memikirkan sesuatu, terlebih Raja seolah mengajaknya untuk melihat Alres yang berulah lagi. Bukankah biasanya Alres dan Raja itu bermusuhan? seolah mereka berdua adalah dua kubu yang saling tolak menolak.
“Hmm, gue mau kesana.”
Deg.
Apa berarti dugaannya itu benar?
Tapi semua ini belum menguatkan dugaanya. Bisa saja Raja memiliki jiwa penasaran layaknya siswa siswi lain. Namanya juga manusia, pasti memiliki rasa penasaran meski secuil kuku bayi.
“Gue mantan ketos, gue nggak mau ada pembullyan di sekolah ini,” ucap Raja berlari sebelum Dira mengatakan sesuatu.
Apa yang dikatakan Raja itu ada benarnya, Raja adalah mantan ketua OSIS SMA Merpati. Dan sekolah ini juga sangat menolak pembullyan atau pun perundungan. Selain pembullyan merusak nama baik sekolah, pembullyan juga merusak mental sang korban.
Langkah Dira berjalan cepat untuk menyusul Raja, memastikan rencananya berhasil atau tidak. Meski tidak berhasil, setidaknya ia dan Alres telah mencobanya. Dan jika tidka berhasil, mungkin ada rencana B yang disusun Gilang secara berkala. Namun, disisi lain Gilang sudah sangat yakin jika rencana A ini akan berhasil.
“Iya kan lo suka sama gue bitch!”
Plak.
“Gue nggak semurahan itu!” ucap Agnes dengan air mata yang sudah siap meluncur kapan saja.
Diluar dugaan, Agnes menampar pipi Alres dengan kekuatan penuh, bahkan Alres sempat menoleh karena saking kuatnya tamparan itu. Tidak hanya itu, di pipi Alres juga tercetak jelas bekas tangan Agnes berwarna sedikit kemerahan. Apa ini karma buat Alres?
“Tapi dengan ngejar cowok itu udah menjelaskan kalau lo itu murahan!”
Mendengar ucapan ketus Alres itu membuat air mata Agnes meluncur bebas dari sudut matanya. Terdengar sakit bukan saat kita dikatan murahan oleh orang lain? Bahkan saat orang itu tidak pernah mengenal kita dengan baik.
Diantara Agnes dan Alres seolah ada tembok tinggi yang sengaja dibangun Alres. Lantas bagaimana Alres bisa mengatakan kata murahan untuk Agnes?
“Siapa yang lo bilang murahan itu?” ucap Raja berjalan santai ke arah Alres.
“Di sekolah ini melarang adanya pembullyan, tapi yang lo lakuin? Lo cowok, tapi lo ngebully cewek?”
“Lo cemen, Bro,” ejek Raja diakhir kalimatnya.
Alres terkejut dengan kehadiran Raja yang tiba-tiba. Tapi, dibalik keterkejutannya itu Alres tersenyum miring, seolah mengatakan jika ia telah menang. Dan seolah korban telah masuk dalam sangkar jebakan.
“Lo berlebihan, Bos,” ucap Jay berbisik.
Ya, teman-teman Alres baru sampai bersamaan dengan Raja. Mereka juga sudah siap menyerbu Raja dengan berbagai pertanyaan yang mungkin akan menyudutkna Raja. Namun, apa semudah itu Raja bisa disudutkan?
Raja itu mantan ketos, dan pastinya ia memiliki banyak akal untuk keluar dari tekanan. Entah itu mengalihkan pembicaraan agar ia bisa keluar atau justru membuat pertanyaan itu memakan teman-teman Alres sendiri. Lebih tepatnya sebuah lingkaran yang bisa dikendalikan Raja.
“Nggak punya nyali lo sampai harus ngebully cewek?”
“Terserah gue mau ngebully siapapun, ini nggak ada hubungannya sama lo!” bantah Alres menatap tajam Raja.
“Jelas ada! Lo ngelakuin pembullyan di sekolah, dan hak gue adalah menghentikan pembullyan yang lo lakuin!”
“Emang lo siapa? Lo bukan siapa-siapanya cewek murahan di bekang lo itu,” pancing Alres sengaja menekan kata 'cewke murahan.'
“Dia bukan cewek murahan!” balas Raja menarik kerah baju Alres.
So, bukankah biasanya Raja tidak mudah terpancing? Tapi sekarang, Raja justru sudah siap menghantam Alres kapan pun. Raja tidak menyukai perkelahian, tapi sekarang?
“Santai, dia bukan siapa-siapa lo,” ucap Raka berusaha melerai.
“Raja,” lirih Agnes dengan kepala yang menunduk.
“Jujur sama gue, lo siapanya Raja?” tanya Raka menarik dagu Agnes untuk menghadapnya.
“Jangan sentuh cewek gue!”
***
809 kata
Hai hai
Gimana nih part kali ini
penasaran nggak?
AMBIL YANG BAIK, BUANG YANG BURUK
Yuk tinggalkan jejak
Jangan lupa VOTE & KOMEN
23.05.2024
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...