18. Rasa Yang Tersimpan

498 69 180
                                    

Assalamu'alaikuum teman-teman🙏

Bismillahirrahmanirrahim

Kalian apa kabar? Semoga baik-baik aja

Pencet bintangnya dan spam komen untuk next

Happy Reading♥
-
-
-

Titik akhir seseorang bukan karena kalah, tapi menyerah”
Anindira Maheswara.

“Pada mau kemana tuh cewek-cewek” Tanya Adel yang melihat beberapa siswi berlarian.

“Mau nonton cowok-cowok tanding basket” Jawab Dira dengan atensi sama seperti Adel.

“Kita nggak mau ikut nonton?” Tanya Agnes yang mendapat lirikan sinis dari Adel.

Adel dan teman-temannya sudah berdamai dari kemarin, perlu banyak cara untuk membujuk dia supaya mau kembali berdamai. Meskipun mereka sudah berdamai tapi tidak memungkinkan untuk Adel bisa menerima Agnes. Dira tidak mempermasalahkan hal itu, asalkan mereka bisa bersahabat seperti dulu.

“Males” Ketus Adel.

“Lo mau nonton, Nes? Yaudah ayo kalau gitu” Ajak Bella yang melihat wajah murung Agnes.

“Kalau gitu gue beli minum dulu” Ucap Agnes sembari berjalan tergesa-gesa menuju kantin, banyak mata yang memandangnya aneh tapi dibiarkan begitu saja oleh Agnes. Menurutnya itu hal wajar, karena ia adalah murid baru di SMA Merpati jadi memungkinkan untuk ia menjadi sorotan banyak murid.

“Buat apa Agnes beli minum” Ucap Bella

“Pertanyaan lo salah, harusnya siapa bukan apa” Sahut Tari yang sedari tadi tidak bersuara. Tari bukan kebanyakan cewek yang hiperaktif  bersosialisasi, tapi ia cewek yang akan bergerak jika  menurutnya itu penting.

“Pastinya bukan untuk menyirami tanaman” Sahut Dira yang diluar pikiran teman-temannya.

“Lo bisa ngomong gitu belajar dari siapa? Jangan bilang lo diajarin Alres, gue minta lo jangan belajar sama dia. Ajaran dia itu nggak baik” Cerocos Adel, seperti inilah sifat Adel yang sebenarnya. Banyak omong dan suka teriak-teriak, sifat yang paling melekat pada diri Adel. Lain halnya jika ia berhadapan dengan orang yang tidak ia suka.

“Lo itu nggak pantes kalau harus diem mulu” Sahut Bella tersenyum tipis.

“Males kalau ada pengganggu” Jawab Adel sembari melirik Agnes yang berjalan ke arah mereka sembari membawa beberapa air mineral.

Dira yang mengikuti arah pandang Agnes lantas mengerti apa yang dimaksud Adel, Dira akan berusaha mendamaikan hati Adel dan akan mencari alasan Adel tidak begitu menyukai Agnes.

Sorry, udah nunggu lama” Ucap Agnes karena Dira dan teman-temannya tidak berpindah dari tempat semula.

“Udah tau lama, jalannya malah kayak keong” Ketus Adel.

“Udahlah, Del. Jangan digituin Agnesnya.” Ucap Dira yang melihat Agnes menundukkan kepalnya.

“Drama” Desis Tari pelan.

“Ini kita jadi nonton basket nggak?” Tanya Bella dengan wajah kesal.

Mereka pun berjalan menuju lapangan basket yang penuh sorakan dari beberapa siswa-siswi. Disana nampak kelas XII IPA 4 dan IPS 1 tengah bertanding basket dengan suasana panas, daripada mereka berebut lapangan untuk bermain basket sendiri lebih baik mereka berinisiatif untuk menggunakan secara bersama, meskipun hanya beberapa cowok.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang