49. My wife

274 12 1
                                    

Assalamu'alaikum

Hallo guys?

How are you?

Yuk pencet bintangnyaa

Ambil yanag baik, buang yang buruk

Semoga kalian suka
-
-
-

Senja terlihat indah di ufuk barat, meski kehadirannya hanya sesaat, setidaknya senja pernah memberi kebahagian pada semua orang. Senja tidak pernah egois, meski ia pergi, ia akan muncul kembali dengan keindahan yang baru. Meski sesaat, tapi hadirnya senja selalu ditunggu banyak orang.

Sepasang kekasih-ralat maksudnya sepasang suami istri tengah berhenti disebuah jembatan yang bisa memperlihatkan senja dengan jelas. Sinar senja juga memantul pada air yang terlihat tenang. Sinar berwarna kuning keemasan itu terlihat cantik dari pantulannya.

Bukan Alres yang mengajak kencan di jembatan, tapi Dira sendirilah yang ingin berhenti di jembatan itu. Dengan dalih ia ingin melihat senja yang terlihat indah dengan pancaran sinarnya. Dira juga meminta Alres untuk memotrenya, berkali-kali Alres memotret, tapi tidak ada yang bagus menurut pandangan Dira. Entah itu fotonya ngeblur, atau kurang menengah atau terlalu kekanan. Namanya juga perempuan!

Alres mengehela napas, menurutnya semua hasil fotonya itu sudah bagus, dan terlihat sempurna, apalagi Dira yang memang sudah cantik. Tapi istri kesayangannya itu justru mengeluh dan mengatakan kurang bagus, tidak sesuai keinginannya. Dengan stok sabar yang hampir habis Alres berusaha menuruti dan mengulang sesi fotonya untuk menghasilkan foto cantik seperti yang Dira mau.

"Ck, apa sih, ini jelek! Lihat gue jelek banget itu," keluh Dira mengerucutkan bibirnya.

"Emang dasarnya lo jelek!" kesal Alres.

"Jelek-jelek gini lo juga suka."

"Emang," balas Alres terdengar enteng.

Dira merotasi kedua matanya, ia menyesal mengatakan kalimat itu. "Ulang-ulang, gue mau fotonya cantik. Ini lo pas-in tubuh gue dipinggir, biar pemandangannya keliatan," ucap Dira sembari membenarkan tangan Alres.

"Iya-iya sana!"

"Pokoknya gue harus terlihat cantik!" tekan Dira mencari tempat untuk berfoto.

"Iya bawel!"

Dira pun kembali berselfie dengan tubuh membelakangi kamera, namun kepalanya ia tengokkan kebelakang untuk melihat kamera. Yah, seperti gaya perempuan umumnya saat berfoto.

Setelah puas Dira kembali pada Alres untuk melihat hasilnya, Dira juga sudah siap untuk memarahi Alres jika hasilnya tidak sesuai keinginannya lagi. Sabar, kasih Alres stok sabar lagi!

Dira hendak protes saat fotonya terlihat blur dibagian wajahnya. "Itu-"

"Diam!" ucap Alres membekap mulut Dira, dan tangan satunya lagi ia gunakan untuk memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.

"Lo kesini mau selfie atau mau lihat senja?" lanjut Alres tanpa memindahakan tangannya.

"Nikmati indahnya senja, bukan malah selfie-selfie nggak jelas. Ntar senjanya ilang lo nyesel."

"Ck, ngomong, jangan diam aja," kesal Alres menatap senja di arah barat.

Dengan kesal Dira melepaskan tangan Alres dengan kasar, ia tidak habis pikir dengan suaminya itu. "Lo nyuruh gue ngomong tapi tangan lo ngebekap mulut gue, anjir!" omel Dira berusaha mengatur napasnya.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang