Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Hai guys?
Kalian apa kabar?
Masih ada yang nungguin Alrescha nggak?
***
“Berbuat baik bisa mendatangkan kebaikan yang lainnya.”
“Ayangnya siapa sih, gemes banget,” gemas Alres mencubit pipi Dira.“Minggir.”
Mereka tidak terlihat seperti pasangan couple pada umumnya, tapi justru seperti kucing dan tikus yang selalu bertengkar. Lihat saja sekarang, betapa jahilnya Alres merecoki Dira yang tengah mengerjakan tugas sekolah.
“Lo hari ini cantik banget deh, sumpah. Apalagi kalau,” jeda Alres tersenyum penuh arti.
“Kalau?”
“Kalau lo juga ngerjain tugas gue.”
Seperti kata pepatah 'ada udang dibalik batu.' Alres memuji Dira agar gadis itu mau mengerjakan tugasnya. Meski mereka beda kelas, tapi tugas mereka tidak jauh berbeda. Alres bisa saja meminta jawaban dari Dira yang sudah terlebih dulu mendapat tugas di kelasnya. Sedangkan Dira, ia hanya akan tambah tersesat jika bertanya soal materi pada Alres.
“Itu sih enak di lo aja.”
“Kita simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan. Gue dapat jawaban, lo dapat pahala.”
“Lebih tepatnya simbiosis komensalisme. Lo yang untung, dan gue nggak untung ataupun nggak rugi,” elak Dira tetap fokus pada tugasnya sendiri.
“Ini bukan acara debat simbiosis,” Alres merasa kesal jika ia harus mendebatkan materi yang kurang ia kuasai.
“Lo yang mulai duluan.”
“Ck, sekalian aja napa sih lo kerjain tugas gue?”
“Kerjain sendiri, kalau nggak bisa baru tanya!”
“Yaudah ini gue nggak bisa, udah buntu.”
“Nggak ada yang nggak bisa sebelum dicoba.”
Rupanya Alres membenarkan ucapan Dira, tapi bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah ia malas untuk berkutat soal yang ada dihadapannya sekarang, ia pikir jika dengan mudah bisa menemukan jawabannya, lantas buat apa mencoba hal sulit untuk mendapat jawaban jika hasil akhirnya sama saja?
Jika ada yang mudah kenapa harus cari yang susah?
“Ck, ribet!” putus Alres menutup buku paketnya dengan kasar.
“Katanya mau jadi pemimpin perusahaan, masa gitu aja udah nyerah.”
Sindiran dari Dira berhasil menusuk hati Alres. Ia pun kembali membuka buku paketnya dengan gerakan terpaksa, dari raut wajahnya pun bisa ditebak jika ia sangat kesal. Tanpa pikir panjang Alres meraih pensil dan berusaha mengerjakan, tapi sialnya ia merasa buntu dengan soal-soal tersebut.
“Kerjain dulu sebisanya.”
“Kalau nggak bisa apa yang harus dikerjain?”
“Udah cari dulu dibacaannya atau di internet juga bisa.”
Alres merutuki kebodohannya, kenapa tidak dari tadi ia kepikiran untuk mencari jawaban di internet? Bukankah internet adalah jalan ninjanya untuk mengerjakan berbagai macam tugas?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...