Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu'alaikum
Hallo guyss
Makasih ya buat kalian yang masih stay di cerita Alrescha
Luv buat kalian semuaaa
Happy reading🖤
-
-
-“Kata maaf mungkin mudah untuk terucap, tapi mungkin juga susah menutup luka hanya dengan kata maaf.”
“Jangan sentuh cewek gue!”
Tangan Alres berusaha menyentak tangan Raja yang tengah mencengkram lengan Dira. Entahlah, atmosfer ini semakin menegangkan. Tidak ada satu pun yang berani memisahkan, bahkan murid lain juga tidak ada yang berani mengatakan pada gurunya. Mereka cukup diam, melihat, dan mencerna apa yang tengah terjadi.
“Lo nggak terima cewek lo di sakiti, tapi lo malah nyakiti cewek lain?”
“Gila lo,” lanjut Raja menghempaskan tangan Dira.
Sebenarnya Raja juga tidak tega jika harus kasar pada Dira, tapi ini semua harus ia lakukan untuk mengimbangi permainan Alres. Alres telah kasar pada perempuan, lalu bolehkan orang lain membalas perbuatan Alres dengan cara menyakiti perempuan kesayangan Alres?
“Lo bisu, hah? buruan ngomong lo siapanya Raja!” bisik Adit yang telah menggeser posisi Raka.
“Dit, lo bisikin apa sih?” celetuk Raka kesal karena tubuhnya sempat menabrak tembok akibat dorongan Adit.
“Selangkah lagi bakal terbongkar,” monolog Gilang berdekap dada, sedari tadi Gilang enggan mengikuti permainannya sendiri. Ia cukup menempatkan dirinya untuk melihat apa yang terjadi.
“Anjir Bang, senyum lo bikin cewek-cewek gue takut.”
“Ck, lo bisa serius dikit nggak sih?” ucap Jay menampol kepala Raka.
“Sakit anjir. Lo liat noh, Si Beno malah molor!” tunjuk Raka pada Beno yang duduk bersandar pada tembok, bahkan kedua matanya sudah tertutup rapat.
Balik lagi pada Alres, sebelumnya ia sudah kesal dengan Raja yang berani menyentuh pipi Dira, tapi sekarang justru ditambah Raja yang berani mencengkeram lengan Dira hingga Dira merintih kesakitan. Lantas manusia seperti Raja ini harus diapakan supaya tidak kurang ajar?
“Sorry, Dir. Gue cuma mau kasih pelajaran sama cowok brengsek di depan lo ini!” ucap Raja
“Dan lo, segitunya lo ngebela cewek yang notabenya bukan siapa-siapa lo?” ucap Dira sembari memegang lengannya masih terasa sakit.
Dira melewati Alres dan Raja begitu saja, lalu kakinya berhenti tepat di depan Agnes. “Nes, sebelumnya gue minta maaf kalau Alres udah nyakitin lo,” ucap Dira memegang kedua tangan Agnes.
“Maaf gue nggak tau lo dan Raja sebenarnya ada hubungan atau enggak. Tapi setidaknya sekarang lo jujur, lo sama Raja ada hubungan lebih atau nggak?” lanjut Dira menatap kedua mata Agnes.
“Mungkin lo bakal ngira kalau gue terlalu ikut campur sama urusan pribadi kalian, tapi dibalik ini ada kasus yang emang harus dipecahkan.”
Atmosfer yang tadi begitu panas sekarang berubah sedikit tenang, setidaknya tidak ada perkelahian lebih lanjut. Apalagi Alres sudah dikenal banyak orang karena sering berkelahi, meski mereka hanya tau Alres berkelahi tanpa mereka tau apa sebabnya.
“Diam berarti bisu,” celetuk Gilang tersenyum miring.
“Mungkin kasusnya nggak ada sangkut pautnya sama lo, tapi mungkin lo bisa jadi jalan keluar buat mecahin kasusnya. Lo nggak usah takut,” ucap Dira berusaha meredam atmosfer mereka.
Terbayang cukup simpel jika Agnes maupun Raja menjawab pertanyaan yang diajukan. Tapi apa mungkin mereka akan dnegan mudah menjawabnya? Apa mungkin mereka tidak mengambil keuntungan sebelum mereka menjawabnya?
Pada dasarnya, manusia bisa saja mengambil keuntungan dari posisi tersulitnya. Tapi semua tergantung bagaimana manusia menghadapi masa sulitnya itu.
“Gue sama Raja itu-”
“Sepupu,” potong Raja mendekat ke arah Agnes.
Akhirnya lo semua tahu dengan sendirinya. ~ Batin Gilang.
“So, kalian udah tau. Mulai sekarang jangan pernah ganggu Agnes lagi,” ucap Raja merangkul pundak Agnes posesif.
Dan, satu puzzel telah tersusun. Tinggal beberapa lagi yang harus diselesaikan dnegan sempurna juga. Terlihat sulit, tapi step by step pasti akan berhasil.
“Gue minta maaf kita nggak ada niat buat ngebully lo, Nes. Kita cuma mau tau kebenaran lo sama Raja aja, dan sebelumnya kita udah pernah tanya sama Raja tapi dia nggak mau jawab. Lalu kenapa kita ngarahnya ke lo? karena pertama, lo pernah manggil sepupu saat Alres dan Raja tanding basket. Kedua, waktu di pasar malam lo lagi teleponan sama orang dan lo manggilnya dengan sebutan 'ja.'” jelas Dira agar tidka terjadi masalah berkepanjangan.
“Lo juga harus minta maaf, Bos. Lo udah kebangetan sama cewek,” ucap Raka sembari memberi kode lewat kedua matanya.
“Gapapa udah gue maafin, meski gue sempat kaget Alres ngatain gue,” ucap Agnes berusaha tersenyum.
Ada perasaan sedikit lega saat ia tahu jika ini hanya permainan mereka untuk mengtahui hubungannya dengan Raja. Karena setidaknya tuduhan Alres tadi hanya omong kosong karena refleks.
“Tapi lo beneran nggak ada rasa sama Alres kan?” tanya Gilang menatap penuh kedua mata Agnes.
***
Hai gimana seru nggak?
Ambil yang baik, buang yang buruk
Yuk tinggalkan jejak
jangan lupa VOTE & KOMEN
See you next chapter sengkuuu
708 kata
23.05.2024

KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Novela Juvenil⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...