“Sekedar air suci yang mensucikan.”
“Sayang,” lirih Alres mengedipkan sebelah matanya.Cowok itu berusaha keras membujuk Dira agar tidak memberinya hukuman. Lagi dan lagi, Alres terlambat datang ke sekolah, bahkan ia terlambat sekitar setengah jam lebih, dengan dalih ia masih mengurus Bedul. Apa dengan alasan itu Dira akan percaya? Sama sekali tidak! Karena tadi saat hari masih gelap Dira sudah menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan kambing kesayangannya.
“Mata lo kenapa, Bos? Cacingan?” sahut Jay asal.
“Bukan cacingan, anying! Itu kode buat Kanjeng Ratu!”
“Gue kira rabun senja,” sahut Beno tertidur dengan sandaran gerbang sekolah.
“Ngomong sekali lagi gue tebas pala kalian bertiga!” gertak Alres tidak dihiraukan teman-temannya.
“Modus lo ga mempan.”
Teman-teman Alres membiarkan cowok itu mengumpat dalam diam, mereka yakin jika Alres tidak akan tahan dengan celetukan yang memojokkan.
Anjir semua tuh si kunyuk, gue kan juga mau baperin ayang. ~Batin Alres mengumpat.
“Kalian bisa diam nggak sih!”
“Wehh santuy, Bu Bos.”
Dibalik wajah tengilnya, Alres tengah menyusun rencana dengan penuh kematangan. Ia memperhatikan sekitar dengan mata memincing, berharap kali ini rencananya berhasil.
“Aduhhh,” keluh Alres memegang perutnya.
“Lah, ngapa lo, Bos?”
“Kebelet berak?”
“Atau bayi cacing lo mau keluar?”
Meski didalam hati Alres mengumpat karena tudingan teman-temannya, ia terlihat seolah tidak mempedulikannya. Alres hanya punya satu tujuan, yaitu kabur dari hukuman.
“Perut gue tiba-tiba mules.”
“Alasan,” gumam Adit yang dihadiahi tatapan permusuhan oleh Alres.
Dira bisa menebak jika Alres hanya bersandiwara, “Bohong kan lo?”
“Beneran ini perut gue mules,” yakin Alres tidak tenang di tempatnya, seolah ia benar-benar kesakitan.
“Terus?”
“Gue mau ke kamar mandi dulu.”
“Silahkan.”
Senyum Alres mengembang saat dengan mudah rencananya berhasil setengah jalan, ia tidak pernah berpikir akan semudah ini membohongi Dira. Biasanya Dira benar-benar keras dalam memberi hukuman pada siswa siswi yang melanggar aturan sekolah. Tapi rupanya kali ini ia mendapat keberungan lebih.
“Gue duluan,” pamit Alres berjalan tergesa sembari tersenyum miring.
“Bersihin juga semua kamar mandi cowok!”
Seketika langkah Alres berhenti mendadak, ia kembali memutar langkahnya dengan mulut menganga. Ia syok karena kalimat terakhir dari Dira. Apa yang barusan Dira katakan?
Alres pikir dirinya akan bebas dari hukuman, tapi rupanya pikiran itu meleset jauh. Dira tetap saja memberinya hukuman meski ia sudah berpura-pura sakit. Apa mungkin Dira tau jika ia hanya pura-pura sakit?
“Hah?”
“Kenapa balik, katanya sakit?” tanya Dira bersedekap.
“Nggak, eh iya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...