Bismillah
Assalamu'alaikum teman-teman🙏
Kalian apa kabar?
Nilai rapotnya semoga naik semua ya, aamiin
-
-
-
Rencana demi rencana Alres dan teman-temannya susun dengan baik, mereka tidak boleh sampai ketahuan apalagi sampai kena hukuman dari Dira. Mumpung Dira tidak ada jadi mereka bisa leluasa untuk merencanakan apa yang akan mereka lakukan, yang pasti tidak akan menguntungkan bagi Dira.
“Jangan cuma ngangguk doang, paham nggak?” tanya Alres kesal karena melihat temannya yang hanya menganggukan kepala tanpa memberi masukan pada rencananya.
“Niat bener lo mau bikin Kanjeng Ratu serangan jantung” celetuk Raka yang memikirkan terkena amukan Dira.
“Karena kambing itu gue jadi dinomor duakan, masa iya gue kalah sama kambing?” ucap Alres mengingat saat ia dimarahi Dira karena salah memandikan kambing kesayangannya.
“Menurut pandangan gue sih kambing itu lebih berharga dari pada lo, bos” sahut Jay memanasi Alres, ia tahu jika bosnya itu mudah terpancing emosinya.
“Mau gue tebas pala lo?” ancam Alres dengan kata-kata mutiara yang sering ia ucapkan.
“Ben, bangun nggak lo? Iler lo kemana-mana, woy” ucap Juna sembari mendorong tubuh Beno menjauh dari tubuhnya, pasalnya Beno menjadikan bahu Juna sebagai sandaran tidurnya.
Juna hanya bisa pasrah jika jaket yang baru ia beli harus terkena air suci yang keluar dari mulut Beno, Juna sudah mengetahui kebiasaan Beno yang selalu tidur ditempat manapun.
“Tega bener lo sama gue” jawab Beno dengan mata terpejam, bahkan ia melanjutkan tidurnya dilantai.
“Dasar anak orang, udah dibangunin malah tidur lagi” ucap Juna sembari menggelengkan melihat Beno yang tertidur tengkurap.
“Beno, bangun atau gue tebas pala lo?” ancam Alres yang tidak mendapat jawaban dari Beno.
Ide jahil terlintas di otak Raka, ia mengatupkan hidung Beno dengan jari-jarinya sehingga Beno kesusahan untuk bernapas.
“Ya Allah, jangan ambil nyawa Beno. Beno belum mau mati” ucap Beno dengan mata terpejam.
Alres dan yang lainnya pun dibuat tertawa karena ucapan Beno, mungkin mereka akan mengadakan pesta untuk mengantar jiwa Beno kepada Tuhannya.
“Astaghfirullah, gue kira malaikat udah mau cabut nyawa gue aja” ucap Beno ketika sudah membuka matanya, ia nampak kesal dengan teman-temannya.
“Gue serahin aja nyawa lo, nggak bakal gue cegah” celetuk Jay yang mendapat anggukan teman-temannya.
“Lo nggak dengerin gue ngomong dari tadi?” tanya Alres yang sudah mengetahui jawabannya.
“Enggak, buat apa gue dengerin?” ucap Beno malas yang hendak membaringkan tubuhnya kembali.
“Mau gue tebas pala lo?”
“Tebas aja kalau berani” balas Beno memejamkan matanya untuk tidur.
“Emang lagi cari mati” sahut Jay sembari membuka minuman kaleng yang sudah ia sediakan.
Alres pun mendekatkan dirinya pada Beno yang tengah berbaring di atas lantai, ia membisikkan sesuatu pada Beno dengan suara seperti berbicara dengan musuhnya. Tidak hanya dari suara, siapapun akan merasa takut jika Alres sudah mengeluarkan tatapan mautnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...