33. Benda keramat

239 14 2
                                    

Hai hai?

Kalian apa kabar?

Happy reading guys
-
-
-

“Terkadang sesuatu yang nampak baik belum tentu aslinya juga baik.”

“Yaelah si Raja mana sih, dari pagi nggak kelihatan batang hidungnya,” celetuk Raka menoleh ke segala arah.

“Giliran dibutuhkan nggak ada, giliran nggak dibutuhkan ada.”

“Apa mungkin Raja lupa jalan ke sekolah?” sambung Beno yang kemungkinannya tipis.

“Yang ada otak lo yang lupa sama tempatnya!”

Sedari tadi mereka sudah menunggu kedatangan Raja, namun sialnya mereka tidak menemukannya. Alres sudah sedikit menipiskan gengsinya agar bisa mendapat jawaban dari Raja, tapi justru Raja tidak terlihat sama sekali. Apa mungkin Raja sengaja tidak menampakkan kehadirannya karena tau akan mendapat banyak pertanyaan beruntun?

“Raja hutan emang minta ditebas pala nya!”

Entah dapat angin dari mana mereka ingin menemuin Raja, biasanya juga mereka tidak pernah akur dengan si ketua OSIS itu. Mungkin kali ini ada sesuatu yang sangat penting membuat mereka dengan terpaksa menemui Raja.

Ssst, lo pada coba lihat pak Botak deh,” saran Beno setengah berbisik.

“Kita nyari Raja, bukan Pak Botak!”

“Ngapain nyari yang nggak ada, mending kita susul Pak Botak aja,” usul Beno tersenyum miring.

“Ngapain lo senyam-senyum kayak orang stres?”

Sepertinya Alres belum mengerti apa yang akan dilakukan Beno terhadap Pak Budi, atau yang mereka sebut Pak Botak. Atau mungkin saja Alres tidak mau berurusan dengan Pak Budi dulu karena ada urusan yang sangat penting dengan Raja.

“Kita lupain Raja dulu dan mari kita kerjain Pak Botak,” ajak Beno penuh semangat.

“Gass, gue gabut kalau cuma nunggu Raja nggak nongol-nongol.”

“Gue disini aja nunggu Raja,” sambung Gilang seolah kapok berurusan dengan Pak Budi.

“Cih, cemen.”

“Kalau semua pergi kita nggak akan bisa tanya sama Raja.”

Meski sebenarnya mereka tau jika Gilang enggan berurusan dengan Pak Botak, tapi mereka menyetujui alasan yang diberikan Gilang. Ada benarnya, jika mereka semua pergi maka mereka akan kehilangan kesempatan untuk mengintrogasi Raja.

“Gue percayain ke lo,” ucap Alres menepuk pundak Gilang sekilas.

Gue udah tau, tapi lebih baik kalau kalian tau dengan sendirinya. ~Batin Gilang.

“Pak Botak, i'am cooming,” seru Beno melompat-lompat.

Untuk saat ini mereka membagi tugas. Gilang yang menunggu Raja, dan sisanya merecoki Pak Budi. Entah apa yang akan dilakukan mereka terhadap kedua mangsa itu, tapi yang pasti kedatangan mereka tidak akan menyenangkan bagi mangsanya.

“Gue lihat Pak Botak keluar dari ruang guru nggak bawa barang kesayangannya,” lirih Beno agar tidak ada yang mengetahui rencana mereka.

“Gass ke ruang guru.”

Mereka berjalan seperti biasa agar tidak menimbulkan kecurigaan dari guru lain. Tapi sepertinya perkiraan mereka salah, masih ada satu guru yang sedikit sulit untuk bisa dibohongi. Apalagi sudah hafal dengan tingkah mereka, datang ke ruang guru hanya untuk merecoki Pak Budi.

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang