“Terkadang sandiwara diperlukan untuk mencapai sebuah keberhasilan dalam rencana.”
Bel istirahat telah berbunyi tiga detik yang lalu, dan disaat itu juga bunyi gesekan sepatu dan lantai terdengar di mana-mana. Terlebih banyak bunyi gesekan yang mengarah ke kantin sekolahan, tapi ada juga yang sekedar keluar kelas untuk mencuci tangan lalu kembali masuk ke dalam kelas. Sebagian juga ada yang melangkah ke taman untuk menghirup udara segar sembari memakan bekal yang mereka bawa dari rumah.
Atensi Alres sedari tadi celingukan untuk mencari istri kesayangannya. Ia curiga jika Raja akan mencari kesempatan saat berdekatan dengan Dira. Bukan tanpa alasan Alres mencurigainya, karena dari sudut pandang Alres, Raja memiliki perasaan lebih pada Dira. Apakah Alres sebagai suami akan diam saja?
Tentu saja tidak.“Punya istri satu aja bikin orang paniknya minta ampun,” monolog Alres.
Dari arah berlawanan Alres bisa melihat Dira dan Raja yang tengah bergandengan mesra, seolah mereka adalah sepasang kekasih yang diidamkan semua orang. Namun tidak berhenti di situ saja, tangan Raja sengaja menyentuh pipi Dira dengan ekspresi gemas.
“Bangsat, jangan harap setelah ini tangan lo masih utuh,” geram Alres yang menjadi atensi teman-temannya.
“Cemburu nih ye bininya jalan sama cowok,” ejek Raka menahan tawa yang hampir meledak.
“Berisik lo Rakanjing!” tukas Alres berjalan mengekori Dira dari kejauhan.
Pahami dan nikmati permainan yang akan dimainkan Alres, lebih tepatnya ide permainan ini diciptakan oleh Gilang. Meski omongan ya selalu menusuk hati, tapi setidaknya otak dari Gilang bermanfaat untuk teman-temannya.
“Sekarang giliran lo,” ucap Gilang mengarah pada Alres.
“Sialan, harus banget gitu gue nyamperin si cewek ganjen?”
“Terserah, lo mau rencananya berhasil atau nggak,” jawab Gilang enteng.
Sedari awal Alres sudah tidak setuju dengan ide Gilang yang menurutnya terlihat menguntungkan pihak musuh. “Rak, tuker sama lo aja.”
“Gue nggak yakin dia mau sama gue,” sanggah Raka bersedekap dada.
“Pfft, tumben nyali percaya dirinya si aligator ilang,” sahut Jay tertawa mengejek.
Raka seorang buaya SMA Merpati yang tidak pernah berpikir dua kali untuk mendekati cewek, dan kini ia justru berpikir sebaliknya, seolah takut mendapat penolakan.
“Gue bukan nggak percaya diri, tapi lo tau kan tuh cewek cintanya ke si Bos,” sanggah Raka tidak terima dengan ucapan Jay.
“Ck, buruan gue udah laper ini.”
Suara siapa itu yang memikirkan makanan di situasi genting seperti ini?
“Lo samperin sekarang atau rencananya gagal total?” ucap Adit ikut bersuara. Nada lugas dan sedikit berat itu sudah menjadi ciri khas Adit.
Tanpa membalas, langkah Alres sudah berjalan ke arah lain. Mungkin tujuannya sekarang adalah mencari seorang cewek yang selalu mengejarnya dengan segenap usaha. Cewek itu memang cantik dan memiliki aura wajah yang tidak membosankan, tapi hal itu sama sekali tidak mengganggu hati Alres yang sudah menetap pada Dira.
Tidak butuh waktu lama bagi Alres menemukan cewek itu, karena ia sudah menyuruh temannya yang lain untuk terus memberinya informasi terkait pergerakan cewek itu. Jangan salah, teman yang dimaksud Alres itu hanya memberikan lokasi dimana cewek itu berada.
Ekhem.
Dehem Alres memberhentikan langkah cewek itu tepat di depan kamar mandi perempuan. Mungkin deheman Alres itu terlalu kencang hingga beberapa siswi lainnya ikut menoleh dan memperhatikannya dengan penuh tanda tanya. Mau apa Alres ke kamar mandi perempuan? Apa Alres akan melancarkan aksinya di kamar mandi?
“Lo, gue mau bicara sama lo,” tunjuk Alres dengan dagunya.
Cewek yang ditunjuk Alres pun tersenyum senang sembari mendekat. “Mau bicara apa?” ucapnya dengan nada lembut.
Sebelum beberapa siswi itu pergi, Alres sengaja berulah supaya ada saksi yang melihatnya. Alres sebenarnya tidak mau, tapi ini semua demi rencana berhasil maka ia sudi melakukannya.
“Lo mau sekolah apa mau ngejalang? pakain ketat banget,” ucap Alres membuat siswi disana menghela napas kasar.
Bukankah sudah biasa Alres selalu mengganggu orang lain dengan seribu aksinya?
Membuat orang lain naik pitam, babak belur, sering telat, sering dihukum, masuk ruang Bk, adalah hobi Alres yang sudah menjadi rahasia umum. Tapi, kali ini kenapa Alres mengincar perempuan?
“L-lo ngomong apa sih, Al?” ucap Agnes terkejut.
“Ck, jadi cewek jangan keliatan murahan.”
Alres bingung harus melancarkan misi dari Gilang seperti apa. Karena yang ia tahu hanyalah mendekati Agnes hingga Agnes mau menelpon sepupunya itu, mungkin lebih tepatnya sampai sepupu Agnes itu tiba. Sedangkan yang dipikiran Alres sekarang adalah sedikit menyakiti Agnes hingga ada beberapa orang yang akan menjadikan ini berita hot dan disebarkan dari mulut ke mulut, mungkin dengan ini sepupu Agnes mau menampakkan batang hidungnya. Itu pun kalau mau, kalau tidak, sudah pasti rencanannya gagal.
“Gue tau selama ini lo suka kan sama gue, makanya lo ngejar gue terus.”
Percaya diri tingkat dewa!
Tapi mungkin ada benarnya. Tapi jika tidak, apa Alres tidak malu?
Oh iya, mungkin Alres sudah tidak lagi memikirkan rasa malunya lagi. Karena pasalnya sudah biasa Alres atau pun temannya sendiri bertingkah aneh dan jika orang lain mungkin sudah malu dan takut.
“Lo-”
“Iya kan lo suka sama gue bitch!”
Katanya diam itu emas, tapi tidak semua diam itu emas.
***
Hayooo gimana penasaran nggak nih?
Benar nggak sih Agnes suka sama Alres, kok ragu ya??
Mendekati ending hehee
Yuk tinggalkan jejak
Jangan lupa VOTE& KOMEN
Next gak?
Nganjuk.
23.05.2024
![](https://img.wattpad.com/cover/314048440-288-k817900.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRESCHA (End)
Teen Fiction⚠FOLLOW SEBELUM BACA⚠ JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!! ⚠DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT⚠ BELUM REVISI Alrescha Reyhan Ganendra, sosoknya bagai lukisan hidup, memikat setiap jiwa yang memandang. Pahatan wajahnya sempurna, hingga membuat orang lain terhipnotis...