40. Planning

159 11 0
                                    

Hallo guys?

Gimana nih kabarnya?

Hehe lama nggak up nih

Masih nyumpan cerita ini di perpus nggak nih?

Atau kalian udah pada lupa sam alurnya ya? Baca ulang aja hehe

Happy reading
-
-
-


Spekulasi Gilang menyatakan jika Agnes ada hubungannya dengan masalah Alres di masa lalu, ditambah nama Agnes tercantum dalam keluarga besar Devan. Sudah pasti Agnes ada hubungannya dengan Devan. Lalu apa hubungan mereka dengan Raja?

Atau itu hanya kesamaan nama saja?

Hari ini juga Dira akan melancarkan misinya dari Gilang, meski hal itu sedikit ditentang oleh Alres. Namun bagaimanapun juga misi ini harus dicoba, dan menepikan ego Alres.

“Ck, awas lo nempel-nempel sama Raja hutan,” ucap Alres dengan muka ditekuk.

“Kenapa, cemburu, Mas?”

“Ngapain gue cemburu, yang ada lo tuh nempel-nempel kayak kutu aja.”

“Bodoamat, yang gue tempelin juga cowok ganteng.”

“Lo berani nempel sama Raja hutan, gue bakal tebas pala dia saat itu juga!” ancam Alres melangkah menuju kelasnya sendiri.

Namun sebelum itu, Alres mencuri kecupan sekilas di pipi Dira. Lebih tepatnya di sudut bibir Dira, dan untungnya tidak ada seseorang yang berlalu lalang diantara mereka berdua.

Alresisalan. Apa ia tidak puas membuat jantung Dira maraton semalaman?

“Cowok gila,” gumam Dira menatap punggung tegap Alres.

“Untung sayang.”

Disisi lain langkah Alres berputar ke arah rofftop. Hari ini ia sudah planning tidak akan mengikuti pembelajaran, ia hanya ingin memastikan satu hal saja. Memastikan jika spekulasi Gilang itu ada benarnya. Selain itu Alres juga ingin memantau Dira dan Raja.

Brak

Kaki Alres menendang pintu dengan sedikit kencang, niatnya agar pintu itu terbuka, tapi tanpa disengaja tendangan itu justru mengeluarkan suara keras. Sontak saja orang yang ada didalam terlonjat kaget, bahkan ada yang mengeluarkan sumpah serapahnya.

“Anjing,” umpat Beno sembari terbangun dari tidurnya.

“Bangsat lo, Bos.”

“Minimal kalau masuk ucapin salam dulu,” tegur Jay menekuk wajahnya.

“Assalamualaikum ya ahli kubur,” ucap Alres mendudukkan pantatnya.

“Sialan, gue ahli surga gini dibilang ahli kubur.”

“Bacot, mati aja belum,” sanggah Alres.

Apalah mereka ini, masih pagi bukannya suasana dingin malah panas. Mungkin tiada hari tanpa ada perdebatan. Yang satu sipaling rese dan yang satu sipaling emosi. Dan satu lagi, Beno sipaling tukang tidur dan banyak makan.

“Lo yakin rencananya bakal berhasil?” tanya Beno pada Gilang yang tengah memainkam ponselnya.

Gilang yang tengah ditatap pun mengalihkan atensinya menatap Beno. “Lo ragu?”

“Nggak ragu, tapi nggak yakin,” balas Beno kembali menutup kedua matanya, seolah ia akan kembali pada mimpi indahnya.

“Lo ragu, lo cari solusi sendiri.”

ALRESCHA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang