Chapter 70 : Pergi

33.9K 1.9K 224
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

Keesokan harinya, sepulang Alzio kerja. Baru saja Alzio duduk di sofa ruang TV, Qila langsung menceritakan semua apa yang terjadi padanya di restoran tadi pada Alzio dengan kekesalan yang belum juga hilang.

Walaupun Alzio lelah, Alzio akan selalu mendengarkan apa yang Istrinya itu cerita kan. Ia merasa bersalah pada Qila karena dirinya, istrinya itu harus berdebat dan di hadang oleh salah satu pelayan restoran yang bertugas kemarin. Karena Dirinya istri dan anaknya itu tidak bisa bertemu dengan nya karena peraturan yang ia buat sendiri.

"Sumpah, aku tuh kesel banget. Untungnya aku gak di seret sama satpam. Besok-besok aku gak mau makan di restoran itu lagi". Katanya dengan geram saat mengingat kejadian kemarin.

Di usir dan di lihat banyak orang membuat Qila kesal. Mereka berpikir jika Qila sedang berhalu menjadi Istri dari CEO besar itu. Padahal nyatanya, Ia benar-benar Istrinya. Namun, orang-orang disana saja yang tidak percaya.

" Maaf ya sayang, mas gak tau kalau kamu sama Ziva nyusulin Mas ke restoran. Habis mas telpon gak di angkat". Kata Alzio merasa bersalah. Pantas saja kemarin ada salah satu pelayan yang membicarakan mengenai hal itu padanya. Namun, Ia tak mengubris dan memilih mengabaikannya. Karena menurut nya itu sangat tak penting cerita untuk dibahas.

Dan ternyata, berita itu benar adanya. Seorang wanita yang mengaku-ngaku sebagai Istrinya itu ternyata Qila, istrinya.

"Mas kamu tau sendiri kan handphone aku lowbat, gimana mau hubungi kamu coba". Ucapnya sembari membersihkan mainan-mainan Ziva yang berserakan di mana-mana.

" Di restoran itu ada telpon umum sayang, kamu bisa telpon mas pakai itu". Ujar Alzio seraya melonggarkan dasi yang masih melekat di lehernya.

"Eh iya, aku lupa. Kok aku bisa gak kepikiran ya?". Ucap Qila dengan heboh. Membuat Alzio mengetuk kening Qila pelan karena kebodohan Istrinya itu.

Tuk

" Kebiasaan bodohnya masih di bawa sampai sekarang ". Cibir Alzio. Membuat Qila tak terima atas ejekkannya.

" ih Mas!, aku gak bodoh tau. Kamunya aja yang terlalu cerdas ". Sahutnya tak terima dengan wajah garangnya. Namun tak berlangsung lama karena Qila mengubah raut wajahnya lagi seperti biasa.

" Semoga aja Ziva cerdas seperti Mas". Seru Alzio yang langsung mendapatkan tatapan sinis dari Qila.

"Dih, tapi aamiin deh". Tapi benar apa yang di katanya Suami nya itu. Ia lebih memilih suatu saat nanti Anak-anaknya akan memiliki kapasitas otak seperti Suaminya, bukan seperti dirinya yang terlihat bodoh.

" Sayang". Panggil Alzio.

"Kenapa Mas? ". Tanya Qila.

" Mas mau kasih tau kamu..Sebenarnya hari ini mas ke luar negeri bertemu dengan rekan bisnis mas yang ada di Jepang". Ujar Alzio seraya menggenggam tangan halus nan putih Qila.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang