Chapter 54 : Alhamdulillah

46.8K 2K 113
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

Setibanya di kamar, Qila menangis sesegukan dengan posisi tengkurap di atas kasur dengan wajah yang di tutupi oleh sebuah bantal. Qila selalu mengingat-ingat bentakan-bentakan yang di lontarkan Alzio padanya.

Qila merasa jika hari ini Suaminya berbeda. Qila mengaku salah perihal tadi, tetapi Suaminya tidak mau memaafkannya dan memilih untuk pisah ranjang dengan nya.

"Hiks maaf". Ucap Qila dengan sesegukan.

Qila merasa jika sekarang perutnya lebih nyeri di bandingkan tadi. Qila memegangi bagian perutnya yang nyeri dan memilih untuk berbaring miring ke samping dengan memeluk boneka besar pemberian Alzio sembari terus memegang perutnya.

"Perutnya sakit". Adunya pada boneka di pelukan nya. Menganggap jika yang ia peluk saat ini adalah tubuh Suaminya, bukan boneka.

" Kamu kenapa marah-marah terus sama aku?, padahal bisa bicara hiks baik-baik. Kamu juga bentak-bentak... Aku gak suka hiks". Ucapnya dengan air mata yang terus mengalir. Membuat bantal yang ia gunakan menjadi sedikit basah karena air matanya.

"Aku cuma pengen nasi goreng buatan kamu, tapi kamu malah marahin Aku. Kamu juga bilang kalau aku ngerepotin hiks. Jahat banget kamu ngomong begitu ke aku hiks".

" Maaf kalau aku ngerepotin hiks, maaf sudah buat kamu marah, capek sama sikapku. Tapi hiks.. Aku gak tau kenapa aku begini. Rasanya aku hiks pengen deket-deket sama kamu terus. Aduh perutku sakit banget ".

"Cuma karena handphone kamu sampai diemin aku begini, kamu bentak-bentak aku padahal kamu tau aku gak suka di bentak hiks".

" Hiks perutnya sakit hiks. Mas tadi kamu denger aku jatuh kan?, kenapa kamu gak datang?. Bahkan kamu gak peduli sama aku".

"Mas sini perutku ini sakit hiks". Perlahan-lahan Qila menutup matanya dengan air mata yang masih mengalir dan tak lupa juga suara sesegukan yang semakin hilang.


•••

" Sayang kamu sudah bangun? ". Tanya Alzio saat melihat Qila baru saja membuka matanya secara perlahan-lahan.

Qila merasa asing dengan tempat ini. Ini bukan kamar yang ia tempati saat terakhir kali ia tidur, dan saat bangun ia sudah berada di tempat lain. " Mas ini dimana? ". Tanya Qila dengan pelan.

" Rumah sakit sayang. Gimana kamu sudah enakan? ". Tanya Alzio sesekali mengecup kening Qila.

" Rumah sakit?, memangnya aku kenapa? ". Tanya Qila bingung.

~Flashback On~

Di subuh hari, saat Alzio ingin menjalankan ibadah shalat subuh. Alzio bangun dan langsung ke kamar untuk membangunkan Istrinya itu dan mengajak untuk shalat subuh berjamaah.

Saat Alzio membuka pintu kamar, Alzio melihat sang istri yang masih tertidur sembari memeluk boneka pemberian nya. Alzio pun mendekati Qila dan mencoba untuk membangun kan Qila dengan sangat lembut. Namun, Qila sama sekali tidak merespon dan tetap menutup matanya dengan wajah yang sangat sembab karena habis menangis.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang