Chapter 12 : Tertekan, Menyesal dan Marah

50.7K 2.7K 18
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

"Selamat pagi semuanya". Salam sang guru yang mengajar di pelajaran pertama, yaitu Matematika Peminatan di kelas XII MIPA 3. Membuat seisi kelas merasa gugup dan deg-degan bila sang guru telah memulai pelajaran. Siapa lagi kalau bukan Alzio Fauzan Mahendra atau lebih dikenal dengan sebutan Pak Al.

" Pagi Pak". Jawab seisi kelas dengan kompak.

Alzio duduk dimejanya, mengambil pena yang selalu ada dikantong kemejanya itu dan membuka buku absen Guru yang mengajar dan buku absen Siswa.

" Ada yang izin, sakit atau alpa hari ini? ". Tanya Alzio sambil menulis. Namun, seisi kelas hanya diam dan saling pandang satu dan lainnya.

"Pada bisu ya kalian, atau kalian saya alpa karena tidak ada yang jawab pertanyaan saya". Ucap Alzio dengan nada yang sedikit tinggi. Dirinya tak suka bila sedang bertanya tidak ada yang menjawab pertanyaan nya.

" Hadir semua Pak". Jawab sekertaris kelas. Alzio hanya diam menanggapi itu dan menulis kehadiran siswa dibuku absen.

"Aduh gue gugup". Ucap Fina pelan sambil memegang tangan Qila.

" Dingin banget tangan lo". Kata Qila saat Fina menyentuh tangannya.

"Gue nervous, jantung gue mau copot Qil". Ujar Fina yang memegang dada sebelah kirinya.

"Udah-udah, ntar Pak Al marah lagi kalau kita ngobrol". Sebenarnya Qila juga merasakan hal yang sama. Tapi Qila masih bisa mengontrol kegugupan nya.

"Untuk materi selanjutnya kita sudah memasuki materi Nilai dan Frekuensi Harapan". Ujar Alzio sambil menulis judul materi dipapan tulis.

" Sembari saya jelaskan mengenai materi tersebut, ingat kembali peraturan saya. Kalian tidak boleh toleh sana-sini, mengobrol, menyela ucapan saya jika belum diberi kesempatan untuk bertanya. Pandangan kalian harus ke arah papan tulis dan materi yang saya jelaskan. Paham?!". Ucapnya dengan tegas dan nyaring sambil memainkan spidol ditangan nya.

Cara Alzio mengajar siswa yaitu dengan cara 3 M. Menjelaskan, menjawab pertanyaan dan memberi Pertanyaan.

Menjelaskan terlebih dahulu isi materi yang akan dipelajari. Lalu, memberi kesempatan para siswanya untuk bertanya mengenai materi tersebut. Setelah itu, menunjuk 3 siswa untuk mengerjakan soal yang ia buat dipapan tulis. Dan disitulah rasa gugup untuk para murid dan berdo'a semoga saja bukan dirinya yang dipilih.

"kalian harus selalu ingat!, materi nilai dan frekuensi harapan ini terbagi menjadi tiga yaitu variabel acak diskrit, distribusi probabilitas dan konsep harapan itu sendiri. Ada pula Metode yang digunakan dalam nilai dan frekuensi harapan yaitu identifikasi kejadian, memberi perhitungan setiap kemungkinan dan menentukan peluang. Saya akan memberikan contoh, misal...". Alzio menjelaskan dengan sangat jelas dan teliti. Sehingga membuat siswa kelas XII MIPA 3 sangat memahami isi dan cara pengerjaannya . Tapi tidak dengan seseorang yang duduk paling pojok bagian belakang di sana. Siswi yang selalu menguap jika proses pembelajaran sedang berlangsung.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang