Chapter 35 : Masak Untuk Keluarga Alzio

36.5K 2K 102
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.











Happy Reading

" Pak Al gak ada rencana untuk punya anak? ". Ucap Qila membuat Alzio sedikit terkejut dengan pembahasan tiba-tiba dari Istrinya perihal anak.

Sebenarnya Qila ragu untuk mengatakan hal ini, namun sedari tadi isi kepalanya terus saja memikirkan itu. Ia teringat dengan perkataan tante Ira tadi pagi.

"Kenapa tiba-tiba membicarakan ini hm? ". Tanya nya sembari mengelus surai hitam milik Qila.

" Dari caranya Pak Al main sama Abel tadi, Pak Al keliatan lihai buat menjaga Abel". Kata Qila yang menghentikan ucapannya. "Hanya itu? ". Tanya Alzio dan Qila menggeleng kan kepalanya.

" Kata tante Ira-". Baru saja Qila ingin melanjutkan ucapannya. Alzio malah memotongnya.

"Sayang... Cerita kan semua yang tante Ira bicarakan sama kamu". Ia ingin tahu apa saja yang tantenya itu bicara kan pada Istrinya. Pasalnya sedari tadi Istrinya itu bercerita pasti ada nama Tante Ira di sana. Sepertinya Alzio harus memberi peringatan pada tante nya itu agar tak membicarakan hal yang aneh-aneh lagi pada Istri nya agar rumah tangga nya aman.

" Kata tante Ira umur Pak Al sudah cukup buat punya anak, apalagi Mama sama Papa yang sudah berumur. Pasti mereka mengharapkan seorang cucu dari bapak". Ujar Qila yang menjeda ucapan sejenak. "Pak kita sudah bicarakan masalah ini sebelum kita nikah kan pak". Ucap Qila yang diangguki oleh Alzio. " Tapi tante Ira bilang kalau seorang Istri belum bisa memenuhi kebutuhan Suami maka belum bisa disebut Istri. Apa bener Pak? ". Tanyanya pada Alzio. Ia hanya ingin meminta pendapat dari Alzio perihal masalah ini.

" Tidak benar, karena saya nikahin kamu dengan cara yang sah menurut agama dan negara. Bukankah itu disebut istri?".

"Pak bukan itu"  Ucap Qila kesal dan langsung memukul dada Alzio. Suaminya ini selalu saja main-main jika dirinya sedang berbicara serius.

"Lalu apa sayang..Kamu mengurus saya dengan baik, kamu nurut apa yang saya perintahkan itu sudah cukup bagi saya. Saya juga tidak masalah kalau mempunyai anak di usia saya yang sudah tua. Yang terpenting bagi saya itu kesiapan kamu. Karena kamu yang akan mengandung dan melahirkan ". Jelas Alzio. Sebenarnya Alzio sudah siap jika ingin memiliki anak. Namun, yang ia pikirkan sekali lagi yaitu kesiapan dari sang Istri. Dilihat dari Usia dan juga Fisik Qila membuat Alzio berpikir dua kali untuk mempunyai anak dalam waktu dekat ini.

Apalagi usia ideal bagi perempuan untuk mengandung dan melahirkan adalah 21 tahun. Sedangkan saat ini usia sang istri menginjak usia 17 atau 18 tahun. Sangat tidak memungkinkan untuk bagi mereka mempunyai anak untuk saat ini.

Alzio lebih memilih kesehatan Qila dibandingkan kehadiran seorang anak. Anak bisa kapan saja hadir dalam hidup nya. Namun kesehatan sang Istri lah yang utama bagi dirinya saat ini.

" Tapi Kalau di pikir-pikir lagi...saya rasa apa yang tante Ira bilang itu benar. Coba aja waktu itu Pak Al menikah sama mbak Kania. Pasti hidup pak Al lebih bahagia. Jadinya gak perlu nunggu kesiapan apapun itu". Ujar Qila sembari memainkan dada bidang Alzio dengan cara menusuk-nusuk menggunakan jari telunjuk nya.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang