Chapter 52 : Tragedi Handphone

38.9K 1.9K 209
                                    

Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.










Happy Reading

" Mas jangan ke kantor ya". Rengek Qila sembari bergelayut manja di lengan Alzio.

Sedari tadi, Qila selalu melarang dan meminta Alzio untuk tetap dirumah bersamanya. Padahal pagi ini adalah jadwal Alzio meeting bersama klien nya dan tidak bisa di wakilkan, tetapi Istrinya ini malah meminta dirinya untuk tetap dirumah dengan alasan ingin selalu berada di dekatnya dan ingin di manja. Bahkan Qila sampai ingin menangis karena permintaannya harus benar-benar di turuti olehnya.

"Gak bisa Sayang, Mas harus ke kantor. Besok aja ya". Ucap Alzio yang langsung mendapat gelengan dari Qila.

Sebelumnya, Alzio sudah menawarkan untuk mengantarkan sang Istri ke rumah orang tuanya. Namun, Qila menolak dan kekeh ingin dirinya tetap dirumah bersamanya. Tetapi saat ini ia benar-benar tak bisa, karena sebelumnya ia juga sudah berjanji pada kliennya itu dan juga ia akan membahas mengenai sebuah proyek yang sangat besar dan menguntungkan bagi perusahaannya.

"Gak mau, maunya hari ini!". Kekehnya dan tak ingin di bantah. Saat ini Qila tak mau mengerti Suaminya dan hanya ingin Suaminya selalu berada di sisinya setiap saat.

" Yaudah kamu ikut ke kantor aja ya". Ucapnya sembari mengusap surai hitam Qila lembut.

"Gak mau, nanti Aku ketemu sama mbak-mbak kuntilanak itu". Tolak Qila dengan wajah kesal dan tak suka saat mengingat kejadian di kantor Alzio beberapa minggu yang lalu. Apalagi saat bertemu dengan wanita yang melaporkannya pada Alzio, rasanya Qila ingin menonjok wajah yang di penuhi dengan make up tebal itu.

" Heh Sayang mulut nya. dia manusia sayang, bukan setan".

"Tapi di mata aku dia setan Mas". Ucapnya tak terbantahkan.

" Terserah kamu. Sekarang salim dulu". Ucapnya sembari mengarahkan tangannya. menunggu Qila untuk mencium tangannya terlebih dahulu sebelum ia berangkat ke kantor.

Qila menepis tangan Alzio kasar sembari mengatakan. "ih Aku bilang jangan kerja". Qila memeluk pinggang Alzio erat agar suaminya itu tidak bisa pergi ke kantor.

" Tapi mas harus meeting Sayang". Ujar Alzio yang sesekali mencium kening Qila lembut.

"Kamu gak mau nuruti perintah aku hah?, kamu itu jahat banget tau gak. Masa permintaan Istri sendiri gak mau di turuti. Padahal Istrinya mau di manja loh.. Tapi kamu gak mau, malah milih pekerjaan. Jahat". Cerocos Qila dramatis. Membuat Alzio menggelengkan kepalanya pusing.

Entahlah, hari ini Istrinya jauh lebih cerewet di bandingkan hari-hari biasanya dan juga Istri mudanya itu sangat mudah menangis jika permintaannya tak ia wujudkan. Alzio pun bingung pada sikap Istrinya yang saat ini juga sangat manja kepadanya. Memang sebelumnya Istrinya itu selalu bersikap manja padanya, tetapi tidak seperti sekarang yang manjanya bertambah berkali-kali lipat. Saat ia tinggal sebentar saja, Istrinya itu sudah berteriak-teriak marah.

" Astaghfirullah drama sekali Istriku". Gumam Alzio sembari memijat pangkal hidungnya dan tak lupa pula dengan kening yang sedikit berkerut karena pusing akan tingkah Istri kecilnya itu.

Guruku, Suamiku! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang