Hai guys 👋, maaf ya kalau ada penggunaan kata atau kalimat yang salah. Serta typo yang bertebaran dimana-mana, dan juga maaf kalau penulisannya masih berantakan, terbelit-belit, serta ada penyusunan kata/kalimat yang kurang tepat. Kalian bisa komen salahnya dimana, nanti saya perbaiki.
Happy Reading
"Qil maafin gue ya". Ucap Fina dengan ekspresi serius. Sedari tadi Fina terus merasa gelisah, dirinya diselimuti rasa bersalah pada Qila, karena dirinya lah kedua Sahabat nya ini ikut terkena masalah.
Saat ini Qila, Chyara dan juga Fina berada di perpustakaan sekolah yang dibuka juga untuk umum. Mereka sedang menjalankan tugas yang tadi Alzio berikan. Fina dengan segala rasa bersalah nya pada Qila terlihat kurang tenang jika belum minta maaf pada Qila dan juga Chyara.
"Minta maaf buat apa? ". Tanyanya dengan bingung. Jarang sekali Qila mendengar kata maaf dari sahabatnya ini.
"Karena gue, lo jadi ikutan dapet masalah dan berakhir dihukum juga". Ungkapnya dengan nada bicara yang terdengar serius.
"Pfttt hahahaa". Tawa Qila pecah saat mendengar penuturan dari Fina. Sedangkan Chyara hanya terkekeh geli mendengar pernyataan sahabatnya itu.
Fina menatap heran pada kedua Sahabatnya itu. " Kok kalian ketawa sih". Kesal Fina dengan ekspresi cemberut. Bisa-bisanya dirinya tengah serius meminta maaf, kedua sahabatnya justru malah mentertawakannya.
"Sejak kapan lo bisa minta maaf ke gue, ngelindur lo". Kata Qila yang masih tertawa keras. Ia heran pada Fina, biasanya perempuan itu selalu menolak untuk meminta maaf. Namun, entah dorongan darimana Sahabatnya yang satu ini malah meminta maaf dengan sendirinya.
" Tau tuh, aneh banget. Di antara kita kayaknya kalau ada selisih gak pernah ada yang minta maaf deh". Memang benar apa yang dibilang Chyara. Jika ada selisih diantara mereka bertiga, tidak ada yang ingin meminta maaf. Paling nanti akan akur dengan sendirinya. "Geli gue". Lanjut Chyara.
"Apaan sih kalian, gue serius juga". Ucapnya sembari memukul pelan Chyara dengan buku di tangannya. Saat dirinya sedang serius teman-temannya malah bercanda, giliran dirinya sedang bercanda Qila dan Chyara malah serius. "Karena gue tangan lo jadi luka-luka gitu, pasti sakit ya Qil?". Tanya Fina yang sesekali meringis saat tak sengaja melihat luka di tangan Qila.
"Apaan sih, cuma luka kecil aja dipermasalahin, lagian udah sembuh juga, kan tadi habis di obatin". Kata Qila. Padahal tangan nya yang terkena air panas tadi masih terasa sakit, hanya saja ia tidak akan mengeluhkan hal itu pada kedua sahabatnya. Lagipula jika ia menyibukkan diri, rasa sakit di tangannya akan sedikit berkurang.
Fina dan Chyara hanya mengangguk mengerti. "Eh iya, tadi pas di ruang BK gue perhatiin muka Pak Al yang kayak khawatir banget sama lo". Ujar Fina tiba-tiba.
"Iya gue juga ngerasa gitu. Gue pikir mungkin cuma perasaan gue aja, ternyata lo juga ngira yang sama". Sahut Chyara yang membuat wajah Qila seketika menjadi pucat.
" A-apaan sih kalian, mulai deh". Sanggah Qila sambil berpura-pura mencari buku.
"Beneran Qila, khawatirnya Pak Al kali ini beda banget, kayak bukan rasa khawatir guru ke murid. Iya kan Ra?". Ucap Fina yang diangguki Chyara.
"Terus, biasanya Pak Al kalau ngomong pasti nadanya tegas atau gak ngebentak, mana dingin lagi. Tapi tadi malah lembuuuut banget, dinginnya langsung seketika hilang". Timpal Chyara yang di setujui oleh Fina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guruku, Suamiku! [COMPLETED]
Fiksi Remaja{Perjodohan, Romance} Ternyata dizaman modern ini masih ada yang namanya perjodohan ya, apalagi perjodohan yang tak pernah ada sama sekali di dalam pikiran seorang Aqila Kasfiya Kennard. gadis remaja akhir yang berumur 17 tahun. namun apa boleh bua...